Chapter 2: Who is he?

2.4K 157 9
                                    

//Flash Back//

Luhan's POV

Aku merasakan waktu sudah cukup lama berlalu. Aku tidak mengenal tanggal, hari, ataupun tahun, karena mereka selalu mengurungku di dalam ruangan yang gelap atau menutup mataku. Tapi aku masih ingat. Bahkan setelah apa yang mereka lakukan padaku, aku masih ingat.

Saat aku masih kecil aku menyaksikan orang tuaku dibunuh. Tentu saja ingatan itu tidak terlalu jelas, aku hanya mengingat siluet mereka dan darah yang menyiprat ke dinding. Kejadian itu sangat traumatis. Semua orang yang aku sayangi menghilang. Ayahku, ibuku, atau siapapun yang ada di masalaluku, sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk mengingat mereka.

Waktu itu berulang kali aku mencoba melarikan diri, semua cara sudah ku coba. Namun hasilnya nihil, dan aku berakhir babak belur karena pukulan orang-orang ini. Mereka menyebutnya sebagai hukuman. Mereka memberiku pertanyaan yang aku tidak tahu sama sekali jawabannya. Saat mereka pikir aku berbohong atau tidak percaya pada apa yang aku katakan, mereka akan menyiksaku lebih berat.

Aku sudah menyingkirkan semua ingatanku. Semua yang membuatku merasakan sakit di masa lalu. Semua yang mengingatkanku tentang rasa sakit itu. Fakta bahwa aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan keluargaku lagi. Aku sendirian.

Setelah beberapa tahun, aku tidak yakin berapa lama, mereka mengirimku ke tempat lain, tempat dimana aku sekarang berada. Orang-orang disini pun sama, selalu menyakitiku baik secara fisik ataupun mental. Aku benar-benar merasa di titik akhir. Aku tidak bisa menahannya.

Awalnya aku melawan, aku melawan mereka sekuat yang aku bisa. Pernah satu kali aku melukai salah satu dari mereka hingga mematahkan beberapa tulangnya. Aku sangat senang dan menganggapnya sebagai reward. Tentu saja mereka menyiksaku lebih keji setelah itu.

Mereka akan mengikat tangan dan kakiku, menyumpal mulutku atau menutup mataku hingga aku tidak bisa melawan lagi. Mereka bahkan memberiku obat, aku tidak tahu obat apa itu, tapi efeknya adalah aku tidak bisa menggerakkan tubuhku selama beberapa jam.

Walaupun begitu aku tidak pernah menyerah, aku selalu melawan. Aku tidak membiarkan mereka merusak jati diriku, meski sebenarnya aku tidak tahu seperti apa aku sebenarnya, waktu itu. Namun, seiring berjalannya waktu, dan usiaku semakin bertambah, sangat sulit bagiku untuk tetap bertahan.

Entah apa sebabnya, tapi semakin sulit untuk menolak semua perlakuan mereka padaku. Aku mulai tidak melawan seintens dulu lagi. Aku mulai merasa semua yang ku lakukan sia-sia. Meskipun aku masih diikat, dan mereka masih menyuntikkan obat itu. Aku masih mengingat suara orang yang selalu menyuruhku untuk patuh dan memperlakukanku seperti objek 'mainan', yang menghantui setiap mimpi dalam tidurku, dan membuatku sangat tersiksa.

Mereka selalu menempatkanku di tempat tidur, tanganku terikat di atas kepalaku, menutup rapat mataku. Mereka tidak perlu mengikat kakiku karena aku tidak menendang 'master' lagi, sepertinya mereka senang. Aku tidak diijinkan mengenakanapapun, dengan kata lain aku selalu telanjang.

Kepekaan alat indraku yang lain semakin meningkat, ini karena mereka selalu menutup mataku. Aku sudah seperti orang buta.

Aku sempat lupa dengan namaku, karena mereka selalu memanggil 'slave' atau 'pet'. Dan aku tidak diijinkan memanggil mereka dengan nama apapun kecuali 'master'.

Saat aku tidak memanggil mereka dengan sebutan itu, atau aku memanggil dengan umpatan, mereka selalu memukuli atau mencambukku di area tubuh yang berbeda sehingga aku tidak bisa menangkisnya.

Mereka tidak pernah memberiku makan dengan layak, hanya cukup untuk membuatku tetap hidup sehingga mereka lebih mudah menyiksaku karena tidak memiliki energi lebih untuk melawan. Makanan yang cukup juga membuatku tidak menghasilkan banyak 'sampah' pencernaan.

My Adorable Slave [Hunhan] /ON HOLD/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang