Story 2 - Teach me, Teacher !! (1)

248K 2.9K 38
                                    

Karuna Verline (17 tahun ) & Satya Anderson (28 tahun)

"Usia tidak pernah menghalangi Cinta Sayang..
Karena Cinta itu sendiri mempunyai usia tanpa batas.
Sampai kapan dan dimana Cinta itu ada,
kau tidak akan pernah bisa menebaknya.
Cukuplah saat ini kita bersama dalam Cinta yang sama."

******

Seorang gadis melirik jam tangannya berulang kali sedangkan kakinya terus berlari menuju halte bus. Sambil memegang kacamata yang bertengger di atas hidungnya supaya tidak jatuh, dia berdo'a berharap bus yang datang kali ini sedikit lebih lama.

Sayangnya, dari kejauhan dia sudah melihat kedatangan bus dan beberapa orang mulai menaikinya.

"Arrrgghh!." Dia berteriak mengeluh pelan,

"Tunggu!." Kali ini suaranya melengking membuat beberapa orang menoleh padanya dan rupanya keberuntungan masih berpihak padanya.

"Gotcha!"

Bus baru saja melaju dan dia berhasil menaikinya. Hampir saja, jika dia tidak lebih cepat sedikit, dia tidak akan bisa mencapai bus tersebut.

Gadis itu kemudian membenarkan posisi kacamatanya dan berusaha mencari tempat duduk. Nihil, bus itu penuh, bahkan beberapa orang terlihat berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.

Gadis itu tidak terkejut karena dia sudah menduganya. Hari ini adalah hari senin dimana semua aktifitas dimulai lagi setelah akhir pekan.

Begitu juga dia, nampak di kemeja berwarna biru langit yang dipakainya tertulis namanya, 'Karuna Verline'. Dia hanyalah seorang gadis SMA yang hendak menuju tempat les privat sebelum siang nanti dia pergi ke sekolah. Masa ujian kelulusan tinggal beberapa bulan lagi dan dia merasa harus belajar lebih giat dan tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.

"Permisi nona, kau bisa duduk disini.." Seorang pria disampingnya yang awalnya duduk kini berdiri menawarkan dengan senyuman. Sekilas Karuna terpesona. Tampan dan tipikal pria dewasa dengan pakaian santai kini berdiri menjulang di depannya. Karuna mengangguk tersenyum.

"Terima Kasih" Jawabnya dan duduk di bangku kosong di depannya. Kini sebagai gantinya pria itu yang berdiri tenang disampingnya selama bus berjalan.

Karuna melirik jam tangannya lagi.

Masih ada waktu setengah jam perjalanan. Batinnya.

Gadis itu kemudian mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan segera saja ia tenggelam dalam keasikan membaca dan menghapal beberapa angka yang ada disana.

====

Satya menatap gadis yang kini duduk dan sedang asik membaca disampingnya.  Mulanya ia menawarkan tempat duduknya karena tidak tega jika gadis itu harus berdiri selama bus berjalan tapi entah kenapa rasanya ada yang menarik dari gadis itu dan membuatnya selalu memperhatikan.

Satya pikir gadis itu sedang membaca novel atau komik, karena menurutnya gadis seusianya tentu lebih berminat dengan buku-buku yang seperti itu. Tapi setelah sedikit mengintip ternyata itu adalah sebuah buku aritmatika.

Satya sempat heran. Kenapa Aritmatika ? disaat novel dan komik biasanya lebih menarik. Batin Satya bertanya pada dirinya sendiri. Lama memperhatikan, perasaan Satya dibuat menghangat. Ekspresi gadis itu berubah-ubah, kadang dahinya berkerut, satu alisnya naik ke atas, kepalanya mengangguk-angguk dan terakhir tiba-tiba tersenyum. Satya terpesona di buatnya. Mungkin awalnya gadis itu kebingungan dengan angka-angka yang ada disana, kemudian dia mengangguk-angguk karena mulai mengerti dan akhirnya tersenyum karena sudah mengerti akhir dari angka-angka itu. Satya tidak asal menebak, karena dia sendiri pernah mengalaminya sendiri dan yakin bahwa apa yang dirasakannya dulu kini dirasakan juga oleh gadis

Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang