Part 10

6.8K 256 11
                                    


"Kita takan pernah tau, kapan kesedihan dan kebahagiaan menyapa kita. Yang bisa kita lakukan adalah menikmatinya. Entah itu sedih atau bahagia.."

**

Disebuah jalan pertigaan di jakarta barat, ruko tiga lantai berjajaran seakan menjadi icon daerah tersebut. Orang-orang memanfaatkan ruko itu sebagian besar untuk membuka gerbang pundi-pundi rupiah. Mulai dari Distro, tempat Fitnes, Resto korea, panti pijat, bahkan tukang cukur sekalipun adalah beberapa lakon yang berada diruko tersebut. Hanya ada satu ruko yang sampai sekarang orang-orang tak tau lakon apa yang digeluti penghuninya. Ruko, itu berdiri di deretan paling ujung, tepatnya di blok E.

Setiap harinya beberapa anak muda selalu lalu lalang keluar masuk ruko tersebut. Beberapa opini pun tersebar disekitar ruko tersebut. Ada yang mengatakan itu adalah sebuah studio musik. Ada yang mengatakan itu tempat prostitusi, ada juga yang mengatakan itu adalah tempat judi yang dipimpin salah satu konglomerat. Entahlah... mana yang benar, itu semua baru sebatas opini. Adapun mereka yang mengatakan itu adalah sebuah studio musik, itu mungkin karena melihat ada satu anak muda yang selalu datang dengan membawa sebuah gitar listrik yang sudah terbungkus dibalik punggung salah satu pengunjug setia ruko misterius itu, bahkan mungkin anak muda itu adalah salah satu penghuni ruko.

Mobil Alisa baru saja terhenti didepan ruko itu. Beberapa menit lamanya ia hanya berdiam diri di dalam mobil. Ia sendiri belum ingin keluar untuk masuk kedalam ruko, lantaran tengah mengumpulkan seluruh keberanian, walau sebenarnya keberanian itu sudah ia kumpulkan dan ia siapkan semalaman tadi.

Setelah ia yakin dan cukup keberanianya, perlahan Alisa keluar dari mobil mewahnya. Kali ini ia memang datang seorang diri, tidak dengan Jefry sopir pribadinya. Untuk datang kemari, ia tak ingin orang-orang terdekatnya mengetahui, cukup ia, Tuhan dan penghuni ruko bajingan itu yang tau. Begitulah dalam hatinya.

Dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Alisa mulai masuk kedalam dan membuka pintu yang terbuat dari kaca tebal. Kosong, tak ada tanda tanda kehidupan atau lakon positive yang dikerjakan. Satu satunya manusia yang ada hanya Zuki, centeng 24 jam yang duduk disebuah kursi,

"Neng Alisa...!!" Kata Pria bernama lengkap Abdul Marzuki tertegun melihat Alisa, kurang lebih usianya sudah menginjak angka 30 tahun. Tapi dimata Alisa pria itu tak lebih dari seorang bocah yang mudah ia iming-imingi.

"Dia ada kan diatas?" Kata Alisa sambil mengipas ngipaskan lima lembar seratus ribuan. Zuki langsung mengangguk. Alisa melemparkan uang uang itu diwajah Zuki hingga berserakan dilantai. Dengan semangat zuki memungutinya, sementara Alisa pergi melangkahkan kakinya menaiki anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua.

Sesampai Alisa menginjak kakinya dilantai dua. Sebuah sofa berwarna cokelat lengkap dengan sebuah Tv LCD terpampang seolah menjadi pajangan yang menonton segala aktivitas yang dilakukan oleh penghuninya. Botol-botol minuman berserakan dibawah, pentung roko. Bahkan ada beberapa bungkus dan alat konstrasepsi bekas dipakai. Benar benar ruangan mesum. Begitulah kata hatinya.

Dua pria dan dua wanita sadar jika Alisa saat ini ternyata tengah menonton perbuatan keji mereka. Meski dua pasangan mesum itu masih terlihat dengan pakaian yang utuh. Sesegera mungkin mereka langsung duduk, memasang tampang yang sekiranya tak tau apa apa. Dua pria lelaki itu malah membakar batang rokok, sambil matanya tak lepas menatap Alisa. Sementara dua wanita yang berpakaian sexy hanya pura pura sibuk dengan ponsel mereka. Alisa sebenarnya tak peduli dengan mereka bahkan untuk bicara pada mereka pun sangat tak penting. Karena bukan mereka alasan kenapa seorang Alisa datang kesini. Dengan cepat Alisa membuang muka dari mereka dan melangkahkan kakinya kesebuah kamar didekat TV LCD itu.

"Mau kemana sa?" Fikar langsung bangkit setelah tau, kamar itu akan dimasuki oleh Alisa.

"Gak usah pura pura bodoh...!!" Alisa menjawabnya dengan ketus tanpa rasa takut sedikitpun.

MY LOVE IS JEFRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang