Call You Mine! (KookV)

Call You Mine! Part 1

Call You Mine!

Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook

Genre : romance, comedy (?)

Length : Chapter

Rate : M

Author : VJin

Cover : VJin

DISC. : THIS FANFICT IS BELONG TO ME! DO NOT CO-PAS WITHOUT MY PERMISSION! DO NOT PLAGIARISM, PLEASE! FF INI JUGA SEDIKIT DIADAPTASI DARI LAGU BERJUDUL 'CALL YOU MINE' YANG DIPOPULERKAN OLEH JEFF BERNAT. HANYA SEDIKIT. SELURUH PLOT, SETTING, ALUR, DAN ISI CERITA SEPENUHNYA MILIK VJIN!

NB : WARNING(S)!! YAOI FICTION! BOY X BOY LOVE STORY! MATURE CONTENT INCLUDED! DIRTY TALK? I THOUGHT IT MUST HAVE INCLUDED! JUNGKOOK SEME! TAEHYUNG UKE! GA SUKA BOLEH MINGGAT! GAJE! OOC! TYPO IS HOT, BABY! LMAO XD

"(Can I) call you my own, and can I call you my lover?

(Can I) call you my everything, call you my Baby?

You're the only one who ruins my world!"

HAPPY READING!

Jungkook's POV

Brengsek!

Damn!

Sial!

Pagi hariku yang cerah harus musnah hanya karena secangkir kopi.

Shit!

Cairan yang biasanya kuminum untuk membangkitkan semangat di pagi hari itu, kini berbalik menjadi musuhku.

Sial!

Sial!

Argh, brengsek!

Haruskah aku mengumpat lebih banyak lagi!?

Klek.

Pintu dibuka, membuatku menoleh kesal pada siapapun yang melupakan tradisi 'ketuk pintu'. Shit, dimana orang ini belajar tata krama, huh!?

Damn! Mengapa harus si berisik ini!?

"yoo, bro! wassup!" serunya, membuatku mendelik sebal.

"don't wassup me, you asshole!" semburku kesal.

"Hahaha.. mood mu belum baik juga sepertinya. Hahaha.. maaf saja, Buddy. Aku tak bisa menahan tawa ku setiap mengingat kejadian di Café tadi."

Huh, terus saja tertawa, Pendek! Aku akan membuatmu menderita dengan setumpuk dokumen hari ini!

"Park-Bastard-Jimin, kau benar-benar SAHABAT yang baik." Sindirku, sementara dia hanya mengedikkan bahunya santai sebelum mendudukkan dirinya di sofa ku.

"hei, kudengar kau sendiri yang akan ikut menyeleksi karyawan baru hari ini. Haha.. sepertinya si Pembangkang Jeon berubah menjadi Kelinci penurut yang baik hati."

Sial, beraninya dia..

"kau bilang apa, Jerk? K-E-L-I-N-C-I? KAU MAU MATI, HAH!?"

Alih-alih takut, dia malah tertawa keras seraya memegangi perutnya. Huh, kuharap otot perutnya kram, sehingga dia collapse. Saat itu aku bersumpah akan melempar tubuhnya dari lantai dua puluh ini!