Langkah demi langkah ia lalui. Tak butuh waktu lama untuknya supaya ia bisa segera bersekolah. Suasana pagi ini begitu cerah. Ia begitu bersyukur bisa melihat indahnya dunia di pagi ini.
"Assalamuallaikum,"sapanya pada seseorang di halte tempatnya menunggu bus.
"Wa'alaikumsallam Zahra. Baru berangkat,"sapa balik dia.
"Iya nih kak Nada, kalau nunggu berangkay bareng abi nanti takut telat,"ucap Zahra.
"Oh, yaudah yuk berangkat. Itu bisnya sudah datang,"ajak Nada.Zahra itulah dia. Hidup di keluarga yang alhamdulillah lebih dari berkecukupan. Dari ia kecil ia sudah diajarkan ilmu agama debgan baik. Bahkan lebih dari itu, ia di usianya yang masih sangat belia dia harus pergi mondok di salah satu pondok pesantren yang jauh dari orang tuanya. Namun, dengan ia di pondokkan itu membuatnya menjadi pribadi yang salehah.
"Zah ayo siap-siap. Udah hampir sampai,"kata Nada.
"Oh iya kak. Ayo,"ucap Zahra.Mereka menuruni bus drngan senang hati. Tanpa ragu ia segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Saat ini ia telah memasuki kelas XI di SMA Negeri 1. Suasana kelas belum begitu ramai. Hanya ada beberapa orang yang sudah datang. Mereka adalah sahabat-sahabat Zahra sejak masuk kelas X.
"Assalamualaikum,"sapa Zahra saat memasuki kelas.
"Wa'alaikumsalam Anisa Putri Az Zahra. Si cantik yang penuh pengertian, baik, dan tidak sombong," goda sahabatnya.
"Tumben Sasya berangkat awal. Biasanya juga hampir masuk baru datang,"canda Zahra.
"Iya nih Buk, abisnya papi, mami sama abangku nyerocos mulu kalau aku berangkat agak siang," adu Sasya. Dia adalah orang yang paling males diantara sahabat yang lain. Lengkapnya Arsya Indah Putri.
"Hahahaha. Emang enak dimarahin mulu,"timpal Reni. Dia sahabat yang paling usil diantara yang lain. Lengkapnya Renita Ashinta.
"Eh iya aku lupa nih buat kalian,"ucap Zahra memberikan sebuah Coklat.
"Tumben ngasih coklat. Biasanya juga di embat sendiri,"canda Reni.
"Iya nih dirumah lagi banyak banget Coklat, tanteku kemarin pulang dari Singapur. Terus bawa deh Cokalat banyak banget," jelas Zahra.Kelas semakin ramai. Satu persatu anak mulai berdatangan. Bu Linda pun telah masuk ruangan namun ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Wajahnya tampan dan bisa dibilang sangat sempurna. Zahra begitu terkejut saat mengetahui siapa orang itu.
"Assalamualaikum anak-anak," sapa Bu Linda.
"Baik seperti biasa, kita akan melanjutkan pelajaran minggu lalu. Namun sebelumnya ada murid baru yang akan memenuhi kuota kelas ini. Silahkan Zal perkenalkan diri kamu,"pinta Bu Linda.
"Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Afrizal Danu Sanjaya. Saya pindahan dari MA Ar Rahman. masa SMP saya di MTs Ar Rahman. Saya tinggal di Perumahan Mutiara Asri, terimakasih. Semoga saya dapat menyesuaikan diri dengan cepat,"perkenalan Rizal selesai.
"Oh iya Rizal silahkan duduk di sebelah Zahra,"Ucap bu linda
"Tapi Bu.."tolak Zahra.
"Tidak ada tapi-tapian Zahra. Coba kamu lihat di kursi lain. Hanya sebelahmu yang kosong!"tegas Bu Linda.Rizal berjalan ke kursi sebelah Zahra. Senyumnya terus mengembang di baliknya.
"Assalamualaikum Anisa Putri Az Zahra. Kita bertemu lagi,"ucapnya PD.
"Astghfirullah, ngapain sih kamu pakai acara pindah sekolah. Bikin aku susah tau nggak,"kata Zahra kesal.
"Ngapain bikin kamu susah. Nggak ada gunanya kali. Aku pindah ya keinginan aku. Lagian juga Ayah sama Ibuku memang pengen liat anaknya sekolah di Negeri,"jelas Rizal.
"Oh.. Nggak nanya tuh??"ucap Zahra Cuek."Zahra, tolong nanti kamu temani Rizal buat keliling sekolah,"pinta Bu Linda.
"Kenapa harus saya Bu?? Kan masih banyak anak yang lain. Lagian kan dia bukan mahram saya??"tolak Zahra halus.
"Nggak papa Bu, saya bisa menesuaikan diri sendiri. Kemarin juga waktu daftar saya sempat keliling,"ucap Rizal sopan.Bel istirahat sudah berbunyi. Reni dan Sasya berjalan ke bangku Zahra dan mengajaknya ke kantin.
"Zah ke kantin yuk," ajak Reni.
"Ayo, lagian aku males di kelas. Pengen keluar deh,"ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secert Love
SpiritualDiam dan dengarlah.. Jantungku meronta setiap melihatmu Diam dan rasakanlah.. Cinta tulusku kepadamu Diam dan lihatlah Kasih sayangku kepadamu -Afrizal Danu Sanjaya- Jantungku berdetak diada henti Ingatanku tak lepas darimu Hatiku tak mampu mengalih...