BAB VI

265 12 3
                                    


Author Pov
"Apa Zahra mau bi??"tanya Rizal.
"Umi akan membujuk Zahra. Abi khawatir tidak ada yang menjaga Zahra. Abi tahu jika Sahabat-sahabatnya bisa menemani, tapi tidak ada yang bisa menjaganya,"jelas Abi Zahra.
"Insya allah Rizal akan menjaga Zahra bi,"ucap Rizal.
"Oh iya, abi minta tolong sama kamu. Dari tadi abi lihat Zahra kesulitan mengerjakan latihan soal UN deh. Coba kamu tanya ada yang kesulitan tidak soalnya dari tadi Zahra cuma bolak balik lembar soalnya saja,"kata Abi Zahra.
"Zahranya dimana bi?"tanya Rizal.
"Sepertinya tadi ada di ruang keluarga,"jawab Abi Zahra.

Rizal bergegas menuju ruang keluarga. Disana sudah ada Umi dan Zahra yang sedang mengerjakan latihan soal UN.
Dan benar saja kata abi Zahra, dia hanya menbolak-balikan soal tanpa mengerjakan satu soal pun.

"Maaf tante Ika, Zahra. Tadi Om Ian menyuruh saya buat bantu Zahra,"ucap Rizal sopan.
"Oh iya silahkan,"persilahkan umi Zahra.
"Emm. Ada yang bisa aku bantu Ra?"tanya Rizal.
"Kamu bisa jelasin penyelesaian dari soal ini nggak?? Yang aku lingkari nomornya??"tanya Zahra kembali.

Dengan teliti dan jelas Rizal menjelaskan penyelesaian soal demi soal yang disodorkan Zahra.

"Gimana?? Ada yang kesulitan lagi tidak?? Atau mungkin ada yang tidak jelas"tanya Rizal.
"Udah kok. Makasih ya Zal, aku kira setelah sikapku sama kamu selama ini kamu akan menjauhi aku. Tapi nyatanya kamu justru bantu aku,"kata Zahra tulus.
'Itu karena aku sayang kamu Zahra. Ana ufibukki fillah Anisa Putri Az Zahra'batin Rizal.
"Zal..??"
"Eh iya sama-sama Ra. Oh iya, aku pulang dulu Ra. Soalnya sudah malem. Takut dicariin ortu,"pamit Rizal.
"Ya udah. Aku panggil Abi sama umi dulu,"ucap Zahra.
"Iya."
-----------------------
-------------------------------------------
Zahra Pov
Aku berlalu memanggil abi dan umi. Entah mengapa rasanya aku tak ingin Rizal pulang. Aku ingin Rizal tetap disini. Ada rasa nyaman saat Rizal membantuku mengerjakan latihan soal tadi. Aku juga merasa kehilangan saat ia pamit untuk pulang.

'Ada apa denganku. Ish, mengapa aku jadi mengharapkan Rizal tetap disini. Nggak beres, ini nggak seharusnya terjadi," batinku.

"Abi-Umi, Rizal mau Pamit,"ucapku.
"Iya sebentar,"ujar umi.

Umi dan Abi segera keluar dan menemui Rizal. Saat aku hendak kekamar, abi memanggilku.

"Ra, ikut abi sebentar. Temui Rizal. Ada yang ingin abi sampaikan sama kamu dan Rizal,"tegas Abi.

Aku mengikuti langkah abi dan umi hingga aku kembali bertemu dengan Rizal.

'Andai saja Rizal jadi imamku pasti aku akan sengang sekali. Apalagi kedewasaannya, dia berbeda dengan Rizal yang dulu,' gumamku.

"Emmm, Ra abi tadi meminta tolong sama Rizal untuk jagain kamu selama abi dan umi pergi ke Lombok. Dia akan menginap disini,"jelas Abi. "Apa kamu keberatan??"tanya abi.
"Insya allah Zahra tidak akan keberatan. Tapi, Zahra takut kalau nantinya mengundang syahwat bi,"jawabku.
"Tidak akan Ra, kalian ini muhrim. Abi sudah mempercayakan kamu seutuhnya pada Suamimu,"jelas Abi.
"Suami??"tanyaku tak percaya. "Siapa bi??"tanyaku lagi.
"Rizal, abi sudah menikahkan kamu sama Rizal 5 bulan lalu. Maafkan Abi, Umi dan Rizal menyembunyikan ini dari kamu. Abi melakukan ini karena abi melihat kamu dan Rizal sebenarnya sama-sama mempunyai perasaan yang lebih. Tetapi hanya Rizal yang mau mengejarmu. Dan 5 bulan lalu saat menginjak liburan akhir semester Mama Papa Rizal datang mengkhitbahmu,"jelas Abi.

Secert LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang