BAB VII (Last part)

212 10 0
                                    

Rizal Pov
Aku terkejut dengan perkataan Abi. Aku kira beliau tidak akan bilang jika aku dan Zahra sudah menikah. Jadi aku hanya tenang sebelum abi mengatakan bahwa kami sudah menikah. Aku juga melihat raut terkejut dari Zahra. Dia pergi begitu saja dari hadapan abi dan uminya. Aku benar-benar merasa bersalah dengan keadaan ini. Aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah sebelum semuanya menjadi tambah kacau.

Zahra Pov

Aku benar-benar tak percaya dengan keadaan ini. Bagaimana bisa aku sudah menikah tanpa sepengetahuanku.

-------------------
-----------------------------
3 hari telah berlalu. Ujian Nasional pun telah selesai. Tinggal selangkah lagi aku akan tamat SMA. Huh rasanya benar-benar melegakan.

Selama tiga hari ini jujur saja Rizal selalu datang kerumah. Dia mencoba untuk membujukku agar may menerima kenyataan yang sudah terjadi. Aku tak akan membiarkan ini terjadi.

Hari berlalu begitu cepat, sepulang sekolah aku melepas penat di depan televisi. Namun, pandanganku mengabur olrh air mata. Bagaimana tidak, sebuah pesawat dinyatakan hilang 2 jam yang lalu. Pesawat tujuan Jakarta dari Bali yang ditumpangi abi sama umi hilang diperairan selat jawa.

Dering telephon mengaketkanku. Tante Rika, mamanya Rizal menelponku. Aku mengangkat telephon iru dengan bergetar.

"Assalamualaikum, tante berita hilangnya pesawat itu ngak benar kan??"tanyaku.

"Itu benar, abi sama umimu sudah ketemu tapi nyawanya nggak tertolong,"isak Tante Rika.

Brak...
Hp ku jatuh tak berbentuk. Aku menangis meraung di depan televisi.

"Abi!!! Umi!!!"teriakku berulang kali.
"Kamu harus tabah.. tenagkan diri kamu,"seseorang memelukku dan menenangkanku.
"Zal, Umi sama Abi.."lirihku.
"Sabar.. ikhlaskan mereka.. aku yakin Allah akan mengganti kesedihanmu dengan beribu-ribu kebahagiaan.. jangan pernah putus asa.. ingat Allah tidak suka makhluk yang putus asa.. aku tahu kamu sedih. Tapi, kamu harus ingat msih ada Allah, ada Mama, Papa dan aku yabg selalu sayang kamu,"isak Rizal. "Sekarang, kamu ganti baju dan kita persiapkan untuk menyambut jenazah Abi dan Umi. Dan kalau ada apa-apa panggil aku atau Mama,"lanjutnya.
"Zal, aku nggak kuat buata jalan. Bisa bantu aku??"pintaku.
"Dengan senang hati,"gumamnya.

Kurasakan tubuhku melayang. Rizal menggendongku tanpa kesusahan sedikitpun. Aku masih terisak didadanya.
Setelah masuk kamar, dia mendudukkanku dikasurku.

"Aku keluar dulu,"izinnya.
"Zal, tunggu,"tahanku
"Ada apa??"tanyanya.
"Apa aku boleh tinggal dirumah kamu??"tanyaku.
"Pintu rumah keluargaku akan selalu terbuka buat kamu. Bahkan aku pikir akua akan tinggal disini,"jawabnya.
"Makasih Zal,"ucapku sembari memeluknya.
"Berhenti bilang makasih, ini sudah kewajibanku sebagai suamimu sayang.." katanya.

Pipiku terasa memanas. Ada rasa bahagia yang tak terkira di hidupku..
---------------
------------------------------
Rizal Pov
Jenazah Abi dan Umi baru saja dijebumikan. Sungguh hatiku terasa sakit melihat dua orang yang sangat aku sayangi menangis begitu. Selama pemakaman Zahra dan Mama tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Selesai pemakaman kurengkuh mereka berdua untuk menenangkan mereka. Sedangkan Papa terus memanjatkan doa.
----------------"""""""----------------

Tak kan kubiarkan air matamu terus mengalir dalam kesedihan..

Aku berjanji akan selalu menjagamu dengan sepenuh Hati..
Tak kan ku biarkan kesedihan terus melekat dihatimu...

Tak tega kurasa melihatmu terluka...
Aku berjanji akan selalu membuatmu tersenyum bahagia.

Afrizl Danu Sanjaya

---------------"""""""""--------------

Hatiku selalu berdebar melihat tatapan damai wajahmu.....

Entah mengapa aku nyaman berada di pelukanmu...

Aku merasa bahagia saat bersamamu...
Aku merasa jesedihanku berakhir begitu cepat karena mativasimu..

Maafkan aku yang selalu tak menganggapmu ada..

Anisa Putri Az Zahra

Secert LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang