BAB V

230 12 0
                                    

Zahra Pov

Waktu demi waktu terus aku lalui, kini aku tengah disibukkan dengan berbagai jenis soal-soal latihan Ujian yang hanya dengan membacanya saja bisa bikin kepala botak. Ya, akhir-akhir ini memang kelas XII sedang dibimbing untuk persiapan Ujian Nasional yang hanya tinggal menghitung hari lagi. Rasanya ingin sekali aku cepat-cepat menyeesaikan studyku di SMA.

"Assalamualaikum,"sapa seseorang dari pintu masuk rumah.

"Wa'alaikumsalam," jawabku berlari membukakan pintu. Aku terkejut, Rizal orang yang entah mengapa sering membuat perasaanu kacau akhir-akhir ini datang ke rumah.

"Ri..Rizal??"kataku gugup.

"Iya Ra. Ayah kamu ada??"tanyanya.

"Ada kok. Masuk dulu Zal. Aku panggil abi dulu. Duduk Zal,"ucapku mempersilahkan.

"Makasih Ra,"gumam Rizal.

Zahra berlari menuju ruang kerja abinya. Sampai-sampai ia hampir menabrak almari pembatas ruang keluarga dengan ruang makan. Rizal yang melihatnya hanya bisa terkikik menahan tawa.

"Bi ada Rizal. Teman aku di pondok dan SMA sekarang, katanya mau ketemu abi,"ucapku.

"Iya suruh tunggu sebentar. kamu buatin minum Rizal gih,"usir abi.

"Huh!!! kenapa sih mesti akuyang bikin minum. Aku kan juga harus belajar,"gerutuku.

"Anisa Putri Az Zahra, sejak kapan abi ngajarin kamu begitu, nggak baik menggerutu begitu,"hardik abi.

"Siapa yang menggerutu bi,"bohongku.

"Udah sana buat minum, sekalian kalau abi belum turun temani dia berbincang,"kata abi.

segera aku bergegas membuat minum untuk Rizal dan membawkan beberapa kue kering buatanku dan Umi. Dengan telaten aku meletakkan minum dan kue-kue kering itu ke meja. Aku seperti seoranng istri yang sedang melayani suamiku. Terlihat dia sedang serius membaca buku.

'Hah buku, perasaan tadi dia tidak bawa buku deh, Jangan-jangan..' batiku.

"Rizal??"panggilku.

"Iya Rara,"jawabnya sanai

"Hah?!"

"Eh.. maksudku Zahra, ada apa??"tanyanya.

"Buku itu..??"tanyaku menggantung

"Iya ini buku kamu yang aku ambil waktu SD dulu. Aku mau balikin ini sama..."kata-katanya terputus saat abi datang.

"Maaf nak abi baru datang, tadi ada kerjaan yang harus abi selesaikan terlebih dahulu,"potong ayah.

"Kan abi sudah datang. kalau begitu aku mau kedalam dulu, lanjutku.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Rizal Pov

Eantah apa yang akan dibicarakan abi padaku. Yang jelas aku begitu gugup menginggat ini pertamakalinya aku berani datang ke rumah ini setelah acara perinkahanku dengan Zahra beberapa bulan lalu. Jika kalian bertanya-tanya, akan aku jawab. Ya, sebenarnya aku dan Zahra sudah menikah. Hanya saja, Zahra tak mengetahuinya karena aku tak mau Zahra memusui ku kembali.

Flash back on

Suasana pagi hari ini begitu cerah. Secerah hatiku saat ini. Aku begitu bahagia mmendengar jika aku akan segera menikah dengan seseorang yang sangat aku sayangi. Dia adalah Anisa Putri Az Zahra. Sudah lama aku meninginkan untuk dekat dengannya. Mungkin ini saatnya aku berjuang untuk mendapatkan hatinya.

"Nak, apa kamu siap untuk menjaga dan membahagiakan Zahra kelak?"tanya abi Zahra.
"Insyaallah bi, aku akan selalu menjaga, melindungi dan membahagiakan Zahra,"ujarku.
"Abi percayakan Zahra padamu. Jangan pernah kamu buat dia bersedih,"nasihat abi.
"Pasti bi aku tidak akan membuat Zahra bersedih. Rizal janji akan selalu melindungi Zahra,"yakinku.
"Baiklah abi pegang janji kamu,"kata abi."sekarang saatnya kamu mengucapkan ijab qobul,"lanjut abi dan meninggalkanku sendiri.

Rasa gugup begitu menderaku. Bagaimana tidak, diusiaku saat ini aku akan merubah setatusku dari lajang menjadi seorang suami. Rasa deg-degan ini sangat menyiksaku. Rasanya jantungku seperti aka meledak. Dan ini saatnya aku mengucap ijab qobul.

"Saya terima nikah dan kawinnya Anisa Putri Az Zahra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"ucapku lantang. Rasa lega mencuat seketika saat terdengar kata 'SAH' dari saksi dan hadirin yang datang.

Flash back off.

"Begini Rizal, satu minggu kedepan abi sama umi akan pergi ke lombok. Acara ini sangat penting, rencana abi kamu akan tinggal disini sampai abi pulang. Sekalogus kamu jadi guru privatnya Zahra,"jelas abi.
"Kalau Rizal sendiri insyaallah bisa tapi..."
"Kamu bisa tidur di kamar tamu dan abi sudah menyuruh Bi Sutri juga tinggal di sini,"potong abi.
"Apa Zahra mau bi?"tanyaku.
----------------------------------
----------------------------------------------

Secert LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang