Chapter 4

160 7 2
                                    

"Lo?"

"Lo?"

Kalian tau siapa yang ada di ruang tamu Andyne? Dia adalah...

"Nathan?"

Yap! Cowo tersebut adalah Nathan.

"Lo ngapain disini?" tanya Andyne lagi.

"Gue yang harusnya nanya. Lo ngapain di sini? Apa lo pacarnya Dani Faith itu ya?"

"Andyne sayang, ini anaknya Tante Melanie, Nathan Zac"

Andyne melongo. Kaget! Itu jawaban Andyne.

"Ya, i know him. But i don't believe that he is,,,"

Tiba-tiba, Andyne merasakan pipinya basah. Apa? Andyne nangis?

Ternyata selama ini mamanya selalu menceritakan anaknya Tante Melanie yang ternyata adalah Nathan? Ya tuhann.

"Di... dia.. anaknya Tante Melanie?" tanya Andyne sekali lagi tak percaya.

"Iya. Yang sering mama ceritakan padamu"

"Nah, Nathan, ini Andyne anak Tante"

What the hell? Andyne anaknya Tante Leny? Ga, ga mungkin. Ucap Nathan tidak percaya.

Selama ini, mama selalu menceritakan Andyne ke gue ucap Nathan dalam hati

"Ya tuhann" ucap Andyne dan Nathan bersamaan.

"Lo ikutin gue aja!"

"Lo yang ngikutin!"

Di sana sempat beradu mulut.

"Udah-udah ga perlu berantem dong" lerai Tante Leny, mama Andyne.

Andyne langsung membalikkan badannya berjalan menuju ke kamar.

Andyne menutup pintu kamar rapat-rapat dan nenguncinya.

Andyne segera berlari ke balkon kamarnya.

Andyne menatap langit senja dengan udara dingin yang menerpanya.

∞∞∞

Andyne diam di sana. Sendiri bersama angin malam. Entah Andyne harus bagaimana besok jika bertemu dengan Nathan.

"Gue harus ngeja--"

Kata-kata Andyne terpotong karena telefon Andyne berbunyi. Di situ tertera Daniel's calling.

Andyne me-reject telfon Daniel.

From: Daniel

Ndyne, lo udah ngerjain tugas fisika belum? Fyi

To: Daniel

Blum, thx Dan, udah ngingetin

Daniel tak menjawab sms Andyne. Andyne langsung mengeluarkan tugas fisikanya dan mulai mengerjakan.

∞∞∞

Keesokkan harinya, Andyne berangkat sekolah dengan terburu-buru.

What the hell! Sekarang 5 menit lagi bell! Kata Andyne dalam hati sambil membelalakkan matanya.

Hari ini, Dani tidak mengantar Andyne ke sekolah karena Dani langsung pergi ke gedung kesenian. Terpaksa Andyne harus naik bis.

Sesampainya di sekolah, gerbang baru saja di tutup.

Mampus gue mampus! Mana ada pelajaran Ms. Desi lagi! Oh shit! batin Andyne.

Terpaksa Andyne menunggu di luar gerbang sampai akhirnya Mr. Hendra membuka gerbang.

"Kenapa anda telat?" tanya Mr. Hendra garang.

"Sorry, tadi ga ada yang nganter jadi harus naik bis"

"Masuk!"

Andyne langsung masuk dan mengikuti Mr. Hendra ke ruang BK.

Andyne sangat takut saat itu. Hingga akhirnya,,

"Kamu silahkan masuk kelas!"

"Baik!"

Andyne bergegas menuju kelasnya dan berdoa semoga Ms. Desi belum memasuki kelasnya. Tetapi, nihil! Ms. Desi sudah duduk tenang di meja guru sampai akhirnya Ms. Desi melihat kedatangan Andyne.

"Andyne! Kenapa kamu telat?"

"Tadi, anu Ms," jawab Andyne gugup.

"Baiklah, duduk!"

Andyne langsung duduk di kursinya.

"Gue kira lo ga masuk" ucap seseorang. Siapa lagi selain Daniel.

Andyne hanya menatapnya seakan bicara ya terus?

∞∞∞

Pelajaran Ms. Desi telah usai. Kini seluruh siswa Malory School menuju aula untuk mengadakan teather.

Andyne melihat Nathan sedang mengobrol dengan temannya. Andyne segera menyempilkan diri dengan teman-temannya agar tidak terlihat oleh Nathan.

∞∞∞

Pelajaran telah berakhir. Semua siswa Malory School berhamburan keluar kelas menuju gerbang.

Tiba-tiba di depan Andyne ada seseorang menghalangi jalan. Dan orang tersebut adalah,,,

Tbc

Vote & comment. Don't be silent reader. Thx for reading guys!

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang