Keberangkatan #1

27 1 0
                                    

"Ayah, akan dipindah tugaskan ke Indonesia. Tempat dimana kamu pernah singgahi untuk beberapa tahun."

*******

Secara reflek, Bintang pun merespon dengan nada yang terbilang cukup keras untuk ruangan kecil seperti di dalam mobil. "Whaaatttt! Daad! You're not joking around aren't you!?". "Heyy.. slow down, B." Ayahnya pun sedikit terkejut karena lantunan keras yang baru saja Bintang katakan. Beruntung, Limo tersebut memiliki ruang kedap suara dibagian tempat duduk penumpang, jadi Mr. Joe selaku supir tidak terganggu dan tidak mendengar percakapan mereka. Mereka hanya perlu menekan tombol hijau dan berbicara ketika ingin memberi tahu supir kemana arah yang dituju.

*******

Bintang yang penuh rasa semangat dan penasaran selalu bertanya hal yang sama sepanjang perjalanan pulang "Yah! Ayah tidak bohong bukan!?". Namun, Daniele hanya bisa tersenyum dan sedikit tertawa ketika anaknya yang telah menduduki bangku SMA bertingkah seperti anak kecil yang ingin diberi sebuah kejutan. Lalu Daniele menambahkan "Iya B, Ayah tidak bercanda. Jadi, bagaimana? Kamu mau ikut atau ingin stay di sini?"

Bintang pun menjawab dengan antusias " TENTU SAJA, YAH!".
"Well, kalo kamu memutuskan untuk ikut, kita akan berangkat setelah semester 2 mu ini selesai.".
"Yahoooooooooo!" Sorak Bintang ketika mendengar kabar baik itu dari Ayahnya sampai tak sadar, tangannya telah meninju kaca mobil yang tebal. Seketika Bintang pun meringis kesakitan dan tertawa karena ulahnya sendiri.

*******

Tiba lah saat yang ditunggu tunggu bagi Bintang. Akhir dari kegiatan akademik di semester keduanya di bangku SMA. Setelah pembagian hasil ujian, Bintang berencana untuk segera pulang dan membereskan semua barangnya untuk dikirim ke rumah barunya di Indonesia. Tetapi, rencananya tidak bisa terlaksana karena Deason yang secara tiba-tiba datang menemuinya. "Yow! B. You have any plan?". Dengan segan, Bintang menjawab "Of course. What do you want from me? Or maybe you are trying to impress a hot girl with your silly stuff, huh?". Bintang pun kembali dengan sifatnya yang sedikit mengesalkan, bahkan dengan sahabatnya sendiri. "Hey! What's the matter with you, B. Hell no i'm trying to impress a girl. I love Schanzia. Oh God, she's perfect for me.". "But, do you think you're perfect for her? Think about it dude.". Lalu, seperti biasa, Deason kembali bertingkah konyol dengan sifatnya yang 'lemot' itu.

"Wait a sec. I'm thin.." sebelum Deason sempat menyelesaikan kata-katanya, Bintang sudah pergi meninggalkannya. Lalu Ia meneriaki Bintang yang membuat orang disekelilingnya memperhatikan "Hey B! Why are you leave me alone there! Heyy wait!!!" Sekuat tenaga Deason berlari mencoba mendekati Bintang. Sampai akhirnya, Bintang menoleh ke belakang "You know what? I think we should go to the cafe nearby." Lalu Deason mencoba bicara dengan terengah karena lelah berlari "huuhh.. thaatt's huuh whaaat ii aahh expected from you. Huuhhh i'm tired. A lot actually."

*******

Sesampainya di kafe terdekat, Bintang menceritakan akan rencana kepergiannya ke Indonesia. Sontak saja, Deason terkejut dan tidak terima akan keputusan yang Bintang telah buat. Deason berpikir ia akan kehilangan harapan untuk mendapatkan Schanzia. Namun, Bintang menanggapinya secara bijak dan mencoba menghiburnya sedikit. Ia berkata akan menyempatkan waktu untuk kembali ke Russia saat liburan.

Lalu di tengah asiknya mereka bersenda-gurau, ponsel Bintang berbunyi. "Oh My God, I'm a dead man" batin Bintang. "Ya? Ada apa Ya.." Tiba-tiba Daniele langsung bicara dengan sedikit tergesa-gesa "Where have you been, B. Kapan kamu mau menyiapkan barang barang mu?" "Soon, Dad. I'll be home in 20 minutes. Promise." Lalu, Ia mengatakan pada Deason bahwa Ia harus pulang, menyiapkan barang-barangnya. Deason pun kecewa dan bereaksi secara berlebihan "Why Goood? Whyyy Meeeeee? Nooooooooooo" Deason tetap berlebihan sampai bisikan Bintang membuatnya berhenti "How long do you want to humiliate yourself D? Look around! These people maybe think that you're mentally sick." Dan secepat kilat Deason pun merubah sikap seperti tidak ada yang terjadi dan memukul kecil sahabatnya sembari berkata "Daarnn Man. You're meean. Really. I'm not kidding."

Ia pun berpisah di depan kafe karena ternyata Mr. Joe sudah datang menjemput Bintang. Namun sebelum Bintang memasuki Limo nya. Ia mengatakan sesuatu kepada Deason dan memeluknya.

Hey heeeyy.. apa kabar? Kembali lagi nih dengan part yang baru. Maaf karena telat update.

Terima kasih untuk kalian yang telah membaca story ini. Agak absurd memang. Tapi biar lah. Ada pepatah mengatakan "Sebuah pena lebih tajam daripada pedang".

Soo stay tune yaaa sama kelanjutan ceritanya!! ^_^. Vomments kalian akan sangat saya hargai..

Sincerely, B.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang