“Hah, lo mau pergi?”
“Iya… tahun depan gue udah enggak di sini lagi”
“Hah? Emang lo mau kemana?”
“Ke Amrik…papa gue ditugasin disana, semua harus ikut”
“Gila lu enak banget… coba bapak gue juga tugas diluar negeri.. Gue mah ke luar negeri aja jarang… hehehe, hiks…”
“Lo napa ra?”
“Enggak kok engga papa… cuman kelilipan doang”
“Masa sih?…”
“Udah lah…”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mimpi itu lagi, mimpi itu lagi… Gue menghapus air mata yang tergenang di mataku karena mimpi tadi. “Gue tuh bego banget sih…” masih nginget-nginget si alien satu itu. Ngomong ngomong alien gimana keadaan lo? Pasti elo udah ngelupain gue kan? Elo di mana sekarang? Masih di amrik sana? Ato uda balik? Sejak lo pergi engak ada kabar satu pun dari lo, bahkan temen-temen deket lo yang dulu juga enggak tau elo udah kayak gimana… Jejak lo ilang. Tiga tahun, pas tiga tahun udah lewat sejak terakhir gue ketemu lo…
Gue hari ini masuk SMA… Gue pengen belajar buat ngelupain lo… Ngelupain kisah masa kecil gue bareng lo…
Gue masuk kelas IPA 1-B, yah… Nilai-nilai gue memang engga bagus-bagus banget tapi juga enggak jelek, mungkin kelas ini memang cocok buat gue. Saat masuk kelas, gue milih duduk di paling belakang deket jendela. Bukannya gue anti sosial ato apa… Tapi gue memang paling suka sama bangku paling belakang plus deket jendela. Soalnya di deket jendela gue bisa motret langit di luar ana. Gue suka banget sama langit karena nama gue memiliki arti “langit” dalam bahasa jepang, sora…
“pagi anak-anak.. saya pak rusman akan menjadi wali kelas kalian hari selama 1 tahun kedepan. Silakan duduk di tempat yang diinginkan dan perkenalkan diri kaian, tetapi setelah itu saya yang akan mengatur posisi duduk kalian.” Jelas Pak rusman dari depan kelas. Dapat terdengar jelas bahwa anak-anak mendesah mendengar bahwa tempat duduk akan diatur oleh sang guru, termasuk gue. Sesi perkenalan terasa lama sekali, gue enggak begitu perhatiin perkenalan diri dari masing masing anak, tetapi saat serang cowok bertubuh tinggi beberapa kursi di sebelah gue memperkenalkan dirinya, gue tiba-tiba bisa meratiin orang yang ngomong, tapi lebih tepatnya melototin orang yang ngomong, kaget. “nama saya Bintang Devanio Putra, panggil aja bintang, hobi basket dan photography” suara dan kalimat itu terngiang ngiang di otak gue, sampe pak rusman memukul meja tulis buat nyadarin gue. “nama kamu… hobi…” kata pak rusman tegas di depan meja gue.. “i- iya pak…” gue bisa denger ada beberapa anak yang nahan ngetawain gue, sial apa gue hari Ini?. “nama saya sora villencia, panggil aja sora, hobi. Photography dan music”
Setelah gue selesai ngomong pak rusman kembali ke depan dan menuliskan nama anak-anak di papan tulis, untuk mengatur tempat duduk. Tempat gue enggak berpindah sesenti pun, gue seneng, tapi sebelah gue adalah bintang…
“hai…” sapanya saat duduk di sebelah gue…
“hai” jawab gue tidak peduli, dan masih setengah kaget.
“kok jutek amat si lo… emang gue salah apa? Kita kan baru ketemu..”
‘baru ketemu’ lo bilang?! Dasar lo alien dari planet entah berantah, pikun!!! Gue enggak ngejawab kalimat terakhir dari dia.
“atau… kita pernah ketemu… gue smp di amrik, jadi enggak mungkin gue ketemu lo tapi kalo SD? Mungkin…”
NING NONG NENG NONG --
YOU ARE READING
The Sky, Stars and Love
Teen FictionBagi sora, enggak ada orang lain selain bintang. Bintang adalah sahabatnya, orang yang paling ngertiin dia, cinta pertamanya. Tapi semua enggak segampang itu lagi, apa yang terjadi jika ada orang ketiga yang masuk diantara mereka. apakah semua harus...