Bab 13 - Bersama Aika

4.7K 362 3
                                    

__TigaBelas__

Arkan menarik Aika hingga mereka sampai ke parkiran sekolah dimana mobilnya sekarang sudah berada disamping mereka. Aika terus memberontak dan merintih kesakitan, karena tangan cowok itu masih setia menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat. Namun akhirnya Aika memutuskan untuk tidak memberontak lagi, karena semakin ia memberontak ia yakin kalau pergelangan tangannya akan semakin sakit.

Dada Arkan naik-turun mengatur emosi. Kemudian ia melirik Aika tengah menutup matanya rapat-rapat seperti orang yang sedang menahan sakit. Arkan melihat tangannya yang menggenggam tangan Aika, lalu segera melepaskan pergelangan tangan Aika, "Hei.. buka mata lo!" katanya seraya menepuk pipi cewek itu pelan.

Aika sontak membuka kedua matanya perlahan dan melihat Arkan memasang wajah tanpa dosanya, ia hanya menatap Aika dengan datar. "Lo kenapa sih?" tanya Aika dengan ringgisan kecil seraya menatap Arkan bingung.

"Gue gak kenapa-napa." dustanya.

"Ar, gue serius! Lo kenapa?" tanya Aika memaksa.

Arkan sungguh aneh, pikirnya.

"Udah gue bilang, GUE GAK PA-PA!" katanya penuh penekanan dan detik itu juga Arkan membuang nafasnya kasar, lalu menatap Aika, "Gue antar lo pulang sekarang!" katanya seraya membuka pintu mobilnya untuk Aika.

Aika yang diselubungi perasaan bingung pun segera masuk ke mobil dan setelah itu Arkan segera berlari masuk menuju kursi sebelahnya, kursi pengemudi.

Arkan menghidupkan mesin mobilnya dan langsung menginjak gas, membelah jalan raya. Aika menghela nafas dan melihat pergelangan tangannya membiru karena kelakuan Arkan. Tapi, Aika tidak mau kalau cowok itu tahu! Karena kalau cowok itu sampai mengetahuinya, dia pasti akan memaksa untuk mengobati pergelangan tangannya dan akan berujung tidak menyenangkan. Aika pun menutupi pergelangan tangannya dengan tangan satunya lagi.

"Ar.." panggil Aika pelan.

Arkan mengalihkan sekilas pandangannya pada Aika yang sedang menatap lurus kedepan, lalu setelahnya Arkan kembali fokus menatap ke jalan raja dan, "Hm?" jawab Arkan dengan berdehem.

"Lo kenapa sih sebenarnya?" Aika bertanya dengan nada sedikit ragu.

"Harus berapa kali gue bilang? GUE GAK PA-PA. Apa jawaban itu kurang memuaskan Aika?" tanya Arkan kembali tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya.

"Iya. Jawaban lo SAMA SEKALI TIDAK MEMUASKAN!" jawab Aika dengan nada kesal dan penuh penekanan. Cowok disampingnya itu sungguh membuatnya kesal sekaligus penasaran.

Arkan menurunkan kaca mobilnya dan menghela nafas panjang, "Terserah." jawabnya acuh.

Aika mengeram kesal, ia pun segera mengalihkan pandangannya pada Arkan, "Terus apa alasan lo narik gue tadi, hah?" tanya Aika dalam sekali tarikan nafas.

"Gue cuma lagi kesal aja." jawab Arkan seraya menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Itu bukan jawaban pertanyaan gue, Arkan! Jangan kira gue itu masih anak kecil yang gak ngerti apa-apa atas perlakuan lo tadi ya!"

"Serius, Ka. Gue gak kenapa-napa. Gue cuma lagi kesal aja." Arkan menghela nafas sejenak. Sekarang ia hanya menunggu respon Aika.

Semoga dia gak nanya lebih lanjut! Gue gak tau harus bilang apa ke dia nanti. Karena gue--gue sendiri aja gak sadar kenapa bisa melakukan hal bodoh itu?, batin Arkan.

"Terserah!" kata Aika acuh, "Ya udah lanjut jalan, kenapa malah berhenti?" lanjutnya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo." Detik kemudian, Aika mendelik melihat wajah Arkan yang terlihat sangat serius.

MapsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang