chapter 6

67 2 0
                                    

Maya berlari lari kecil menghindari hujan.Ia mencari tempat berteduh,tetapi tidak ada yang kosong,semua penuh.
Maya melihat dari kejauhan ada pohon rindang.Ia pun berlari kesana.Ia menggosok kedua tangannya yang mulai dingin sambil melihat-lihat ke atas langit.
"Sepertinya hujan ini akan berlangsung lama."gumam nya.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyenggol maya hingga ia pun terjatuh.
"Aww..."ringis maya
"Maaf.Sini aku bantu"kata seorang pria sambil mengulurkan tangannya ke arah maya.
Maya pun menggenggam tangan itu dan berdiri.Ia langsung membersihkan celana dan baju nya yang terkena tanah.
"Maya demir?"kata pria itu ragu-ragu.
Maya pun berbalik dan melihat pria itu.
"Kau?Bukannya kau Cemal Gurpinar,kan?"kata Maya sambil menyipitkan mata dan menopang dagu nya.
"Ya aku Cemal.Teman SMP mu."kata Cemal dengan wajah berseri-seri.
"Kau kuliah disini?"tanya Cemal.
Maya hanya mengangguk.
"Fakultas apa?"tanya Cemal lagi.
"Psikologi."jawab Maya.
"Kau juga kuliah disini?"tanya Maya
"Iya.Fakultas kedokteran gigi"jawab Cemal sambil tersenyum memamerkan giginya yang dipagari dengan behel.
Maya tersenyum.
"Sejak kapan kau memakai behel,hah?"tanya Maya meledek.
"Sejak tamat SMA.Supaya lebih modis gitu."kata Cemal lagi sambil tertawa.
"Hahahaha.....Kau ini ada-ada saja"sambung Maya.
"Kau disini tinggal dengan siapa?"tanya Cemal.
"Dengan teman orangtua ku."jawab Maya.
"Ooo.Mengapa kau tinggal di rumah nenek mu saja?Rumah nenek mu di istanbul kan?"tanya Cemal lagi.
"Rumah nenek ku jauh sekali ke kampus ini.Jadi ayahku bilang lebih baik kalau aku tinggal di rumah temannya saja.Lagian teman ayahku itu sudah seperti saudaranya sendiri katanya."jawab Maya.
"Kau sendiri tinggal dimana?"tanya maya.
"Aku tinggal bersama orangtua ku.Aku sudah lama tinggal di Istanbul.Kami pindah kesini sejak aku tamat SMP."jelas Cemal.
"Pantas saja kau tak pernah kelihatan lagi sejak kita tamat SMP."kata maya.
Ddddrrrrtttttt......
Maya melihat ponselnya.
'Daddy  calling'
Maya mengacungkan jari telunjuknya untuk memberi kode kepada Cemal.
Cemal hanya mengangguk.
"Halo ayah."
"..."
"Aku lagi berteduh ayah.Sebentar lagi aku pulang"
"..."
"Iya ayah."
"..."
"Iya.Aku sayang ayah."
Maya mematikan ponselnya dan menyimpannya ke dalam kantong celana nya.
"Tadi itu paman engin?"tanya cemal.
"Iya.Kau masih ingat dengan ayahku?"tanya Maya.
"Tentu saja.Dulu paman engin selalu memberiku buku gratis.Paman engin baik sekali."kata Cemal.
"Ayahku memang seperti itu.Ia baik sekali kepada semua orang.Ibu ku beruntung sekali memiliki suami seperti ayahku."kata Maya sambil tersenyum.
"Ohya,tadi ayahmu bilang apa?"tanya cemal.
"Ia bilang aku dicari'in bibi Ilkin.Dan aku harus cepat pulang.Tapi ini masih gerimis,bagaimana aku bisa pulang?"keluh  maya.
"Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?"tawar Cemal
"Ah tidak usah.Nanti kau jadi repot."tolak Maya.
"Tidak.Kau bisa pakai helm ku supaya kepalamu tidak kena hujan."bujuk Cemal.
"Ya,baiklah."jawab Maya menurut.
"Oke.Kau tunggu disini dulu.Aku mau ambil motor dulu di parkiran."jata Cemal sambil berlari meninggalkan Maya.
Beberapa menit kemudian,cemal datang sambil mengendarai motor nya.
"Maya,ayo naik."kata Cemal sambil menyodorkan helm nya.
Maya memakai helm itu dan naik ke atas motor.
"Pegang aku.Nanti kau jatuh."kata Cemal.
Maya memegang pinggiran jaket Cemal.
Cemal pun mengarahkan kedua tangan Maya melingkari pinggang nya.
"Seperti ini lebih nyaman kan?"tanya Cemal.
Maya mengangguk sambil tersenyum malu.
Cemal pun melajukan motornya.

Cemal POV
Ya tuhan.Gadis yang kusukai sejak dulu kini berada di belakangku.Aku tak menyangka akan bertemu dengannya lagi.

'Duuaaarrrrr'
Petir menggelegar.
"Ahhhhh"teriak Maya sambil menundukkan kepalanya ke punggung Cemal
"Tenang Maya.Hanya petir kecil."kata Cemal sambil mengelus tangan Maya.
Maya tersenyum.Ia seakan ingin mempererat pelukannya.
"Kita belok ke mana,Maya?"tanya Cemal.
Tidak ada jawaban dari Maya.
"Maya kita belok ke mana?"tanya kemal lagi sambil menepuk tangan maya yang melingkari pinggangnya.
Maya tersadar dari lamunan nya.
"Mmm.Belok ke kiri."jawab Maya gelagapan.
Cemal pun membelokkan motornya ke arah kiri.
"Rumah yang mana?"tanya Cemal.
"Pagar putih."jawab Maya.
"Hmmm,sudah sampai."kata Cemal sambil memberhentikan motornya.
Maya melepas pelukannya,membuka helm,dan turun dari motor.
"Ternyata hujannya sudah reda."kata Maya sambil menyodorkan helm itu pada Cemal.
"Kau baru tau?"ledek Cemal.
Maya mengangguk.
"Itu karena kau terlalu terobsesi untuk memelukku."kata Cemal tertawa dan menyubit hidung Maya pelan.
"Kau ini."gerutu Maya.
Mereka pun tertawa.
Dari dalam rumah ternyata Keenan memperhatikan Cemal dan Maya.Wajahnya sangat kusut melihat Cemal dan Maya tertawa bersama.
Ia pun berjalan ke arah pintu depan rumah.

"Baiklah.Aku pulang dulu ya."pamit Cemal.
"Tidak mau mampir dulu?"tanya Maya.
"Tidak usah.Aku masih punya banyak tugas di rumah."tolak Cemal.
"Hmmm baiklah.Terima kasih tebengan nya tadi."kata Maya.
"Tidak masalah."kata Cemal sambil memakai helm nya.
"Aku pulang dulu ya."kata Cemal sambil melaju kan motornya.
Maya melambaikan tangan ke arah Cemal.
Setelah motor Cemal tak terlihat di jalan itu,maya pun berjalan ke dalam rumah.
Ia membuka pintu.
"Hah"teriak Maya kaget.
"Darimana kau?"tanya Keenan sinis.
"Ya dari kampuslah."jawab Maya sinis.
"Dari kampus atau baru pulang kencan dengan pacar baru?"tanya Keenan lagi dengan sinis.
"Aku baru pulang dari kampus Keenan.Aku tadi berteduh dulu."kata Maya meyakinkan Keenan.
"Sudah sana.Minggir."sambung Maya sambil mendorong Keenan.
"Eitt.Tunggu dulu.Kau jangan berbohong kepada ku.Itu tadi pacarmu kan?"kata Keenan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Maya.
"Keenan.Aku tidak punya pacar.Tadi yang mengantarku pulang itu teman SMP ku.Kami bertemu di kampus tadi.Dan dia menawariku pulang bareng.Sudah puas?"jelas Maya.
Tanpa menunggu jawaban dari Keenan,ia langsung menyerobot masuk ke dalam dan berlari ke arah kamarnya.Keenan mengejar Maya hingga ke dalam kamar.Ia mengunci kamar itu dan mendorong Maya hingga terjatuh ke atas ranjang.Keenan menghampiri Maya di atas ranjang dan membekap badan Maya.
"Sekarang kau tak bisa lari kemana-mana kan?"kata Keenan sinis.
Maya tak berkata apa-apa.
"Kau tau Maya.Aku sangat suka berada di posisi seperti ini.Wanita di bawah dan aku di atasnya.Aku bisa melakukan apapun yang aku suka."kata Keenan lagi.
Mata maya terbelalak.Ia ingin berteriak,tetapi keenan menutupnya dengan sapu tangan.
"Kalau rambutmu  dan pakaian mu basah kau sexy juga ternyata."goda Keenan sambil merapihkan rambut Maya.
Maya menggeleng-geleng.
"Kulitmu ini juga sangat halus.Cocok untuk dijadikab bahan praktek."kata Keenan.
Mata maya terbelalak.
"Maksudku,bahan praktek di laboratorium.Bukan bahan praktek pemuas."lanjut Keenan sambil tertawa kecil.
"Kau pasti tidak mau kan kujadikan bahan praktek di lab?"ancam Keenan sambil menyibakkan poni Maya.
Maya menggeleng.
"Makanya jangan bermain-main kepadaku.Kau mengerti?"kata Keenan.
Maya mengangguk lagi.
"Bagus.Jadi kalau kau berbuat macam-macam lagi,aku dan rekanku tak perlu membeli mayat untuk bahan praktek.Kan ada kau yang bisa dijadikan bahan praktek."ancam Keenan sambil tersenyum sinis.
Keenan membuka sapu tangan yang membekap mulut Maya.
"Kau kejam sekali."kata Maya.
Keenan tak menghiraukan kata-kata Maya.
Ia berdiri dan keluar dari kamar Maya.
Sambil berjalan,Keenan merenung.
"Apa yang barusan kulakukan?Aku menakuti gadis itu."batin Keenan.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang