Gadis tinggi kuncir kuda dengan poni tipis itu berjalan gontai sambil -keberatan- mengangkat kardus demi kardus kedalam truk yang akan mengantarkan barang-barangnya ke apartemen barunya
"Mah aku gamau tau. Aku gamau mama nikah sama om Revan itu. Aku tau om itu baik tapi kan-" perkataan gadis manis itu terpotong dengan ucapan mamanya
"Sayang,mama tau kamu sayang banget sama papa kamu yang lama. Tapi kamu juga harus bisa menerima kenyataan kalau papa kamu menceraikan mama demi istri muda cantiknya itu" wanita paruh baya tersebut yang notabene-nya adalah mama kandung tercinta Lan,mengatakan kebenaran yang terjadi di keluarga mereka.
"Tapi mah, aku gasuka ada orang baru yang muncul di keluarga kita. Meskipun om Revan itu baik, baik banget malahan sama kita. Tapi mama tau kan? Kejadian papa itu baru sebulan kurang yang lalu. Aku belum bisa nerima semua ini"
"Gini deh ma. Aku udah tamat SMA, udah diterima di universitas yang aku mau. Coba deh mama liat perjuangan om Revan dapetin mama. Semuanya butuh proses ma" ucap Lan "dan satu lagi. Aku mau coba hidup sendiri" sambung gadis tunggal itu yang membuat mamanya terperangah kaget"Lan, kamu-"
"Mah, aku udah besar. Aku udah bisa ngurus diri aku sendiri. Aku capek mah, dikekang kaya gini. Biarin aku hidup mandiri mah. Aku janji, ga bakalan bikin mama khawatir. Mama juga sibuk sama Om Revan kan?. Aku udah nyari apartemen kok yang sesuai sama keadaan kita sekarang. Lagian, kan papa tetap ngetransfer uang bulanan ke rekening kita masing-masing. Jumlah nya juga ga sedikit mah." Bela Lan "aku ga terima penolakan mah." Ucap Lan keras kepala.Drrt drrt
Getaran handphone Lan membuyarkan lamunan tentang sebab kepindahannya hari ini. Ia meletakkan kardus yang sedang diangkatnya ke lantai keramik putih terasnya dan duduk di kursi santai yang berdiri kokoh di teras rumahnya. Lalu, gadis dengan rambut ombre kuncir kuda itu merogoh saku ripped jeans-nya dan melihat nama pemanggil yang meneleponnya "Dan lagi" gumam gadis itu lalu mengangkatnya
"Yaampun elo dapet nomer telepon gue dari mana sih Dan. Yang ngasih pengen gue bacok dah. Elu ribet banget nelfon gue terus terusan" sambar Lan kesal kepada lawan bicaranya itu
"Yaelah Lan, gue dapat nomor telepon lo dari buku tahunan SD juga kali. Ternyata elu ga nuker-nuker nomornya sampe sekarang ya hahaha" ucap suara khas dari seberang sana "Btw elo masih tinggal sama mama papa lo kan? Gue pengen kesana nih. Bentar gue ingat. Hmm Jl.Juanda nomor 35 kan?" Sambung Dan dari seberang sana tanpa mengetahui kejadian yang menimpa keluarga Lan saat ini.Lan yang teringat kembali dengan papanya langsung mengatakan kepada Lan untuk menutup teleponnya agar Dan tidak berbicara lebih panjang lagi.
Mata dengan iris hazelnut yang indah itu mulai berkaca-kaca sembari meletakkan handphone-nya kembali kedalam saku ripped jeans hitam tersebut. Ia bangkit dari duduknya dan kembali memasukkan kardus-kardus nya kedalam truk tersebut.
Pa aku kangen papa. Ucap gadis itu lirih dalam hati.