00.04 (repost)

51 8 5
                                    

Jadi gini, barusan gue baca ulang cerita gue yang chapter 4 ini. Terus kepotong. Padahal baru baca seperempat. nah gue kaga tau kenapa. Jadi ya gini. Gue post ulang. Semoga aja bisa lagi.

Sebelumnya gue kasih tau, tulisan miring yang di bold itu tanda flashback yaaa. K?

Author's POV

"Yes gua berhasil," gumamnya tanpa sadar. Ia bangun dari tempat tidurnya, membuka matanya dengan cepat. Lan lega karena dia berhasil tidur dengan nyenyak semalam. Tentunya tanpa obat tidur sialan itu.

Lan menatap manusia tampan di depannya sambil melebarkan mata. Hatinya yang telah lama menjones mulai berolahraga,jantungnya berdegup kencang,keringat dingin keluar dari pori-porinya. Oke itu sangat berlebihan, abaikan.

Kenyataannya Lan menatapnya tanpa minat. Pria di depannya mulai menatap Lan dengan tatapan kau-sangat-berisik-tadi yang membuat Lan bergidik ngeri.

"Bang, gua tau, sorry gue teriak keras banget tadi. Suara gue keluarnya keras banget, bang. Gue--"
"Elo ngeganggu tidur ganteng gue," potong pria yang Lan tidak ketahui namanya itu.
"Tapi, bang, gua ga sengaja teriak tadi. Maaf, bang. Gue masih baru disini. Udah bikin kesan buruk sama lo bang. sekali lagi gua minta maaf bang."
Oh betapa tidak sopannya gadis ini.

Lan yang sebenarnya mempunyai gengsi yang lumayan keatas langsung meminta maaf kepada cogan yang masih berdiri di depannya itu. Tentunya ia tidak sedang ingin mencari masalah sekarang. Ia masih baru, bung.

Lan berjalan ke kamar mandinya dengan gontai karena baru bangun tidur. Ia berdiri di depan kaca wastafel lalu mengangkat kepalanya menatap kaca itu. "Gua cantik banget ya," gumamnya lalu mengambil sikat gigi biru yang telah mengabdi kepadanya selama 7 bulan.
Oh, tidak, dia.sangat.jorok

***

"Hm, sekarang masih tanggal 9 April," ucapnya sambil melihat kalender di atas nakas tempat tidurnya. "Gua masuk kuliah tanggal 2 Mei," katanya.
Ini bencana. Sepertinya keputusan Lan untuk pindah kurang tepat.

Lan termenung "Gua masuk kuliah kira-kira sebulan lagi. Gua sekarang tinggal sendiri, gapunya teman, gatau mau ngapain," ia berpikir sebentar. Tiba-tiba lampu bohlam 100 watt seolah-olah muncul di atas kepalanya. Rencana kemaren, pikirnya. "Gua emang pintar."

Tanpa menunggu apa-apa lagi, Lan segera menuju lemari bajunya dan memakai bajunya yang kemarin ; hoodie kekinian dengan celana abu-abunya. Lalu, Lan berjalan ke nakas tempat tidurnya dan menuangkan air putih kedalam gelas lalu meminumnya. Ia mengambil ponselnya dan berjalan keluar.

"Kruuk krukk"
Kira-kira begitulah bunyi perut Lan yang belum sempat sarapan pada pagi hari ini. "Sial," umpatnya. Tepat setelah ia megumpat pintu apartemen di sebelah kirinya terbuka. Lan sudah berkomat-kamit agar yang keluar bukan cogan menyebalkan yang memarahinya kemarin.

Lan yang orangnya tidak-pedulian tentunya tidak tahu cogan itu tinggal di sebelah kanan atau sebelah kiri apartemennya. Lan menoleh ke sumber suara, "Dewi Fortuna benar-benar berpihak ke gue sekarang." Cogan berdiri disebelah kirinya!
Tentunya bukan yang kemarin

"Eh tetangga baru ya? Kenalin gue Finn."
Oh tidak. Cogan minta kenalan! batin Lan. Mari kita pertegas sekali lagi. Lan.itu.jones. Jadi, Lan yang salah tingkah tiap di sapa cogan itu sudah biasa.

Lan's POV

"E-eh? Eh iya kenalin gu--gue Lan" ah sial! Kenapa gue malah gagap ngomong sama dia sih? Kemarin aja sama cogan yang marah-marah, gue gak gagap gini.

Oh tidak! Dia ngejulurin tangannya ke gue!
"Oh hai, Lan. Salam kenal," katanya ke gue.
Tangan gue terulur menyalami tangan dia. Oh god! "Salam kenal juga," --kata gue gugup tapi sok asik-- "hehe."

Let's see, tinggi sekitar 1,8 m. Okesip ini jauh beda banget sama gue yang cuma 1,65 m. Sebenarnya sih ga jauh-jauh banget lah. Lumayan kalau kita jadi pasangan. Oh shit gue mikirnya malah kemana-mana. Kita lanjutin observasinya. Punggung tegak, dada bidang, alis tebal, bahu tegap, and--

"Ehem," dehem-nya sambil melirik tangan kita yang masih bertautan.
Shiiiiittttt kutuk gue buat keberapa kalinya hari ini.
"Eh eh--sori emm.. Finn gue tadi ngelamun sori." Gue ngelepas tangan gue terus mundur-mundur kaya orang yang ketahuan lagi maling rumah.

Gue mundur terus sambil minta maaf ke dia. Sumpah! Gue salah tingkah. Sialan. "Finn sori banget gue-- ADUH!" Demi neptunus! Gue nabrak dinding di depan cogan! Sial gue malu banget malah dia ketawa kecil lagi.

"Eh lo gapapa emm.. Lan?" Ujarnya setelah tersenyum geli melihat kelakuanku.
Nononono jangan mendekat! "Eh gue gapapa Finn cuma ketabrak biasa aja kok hehe."

"Tapi, Lan, itu bunyi kejedotnya keras banget." Ia berjalan ke arahku. "Butuh bantuan ga?" Ucapnya dengan senyum miring.
Kayanya gue salah nilai orang deh.

"Gapapa Finn, nih liat gue udah berdiri tegak lagi hehe," kata gue ke Finn yang masih masang senyum miring. God, di sebelah kanan ada cogan tapi sombong banget, di sebelah kiri cogan juga tapi mesum. Sekali lagi gue nyesel karena pindah ke apartemen sendiri

"Ehem," ucap suara lain di belakang gue. Dengan gerakan slow motion, gue ngeliat kebelakang. Gue bingung sekarang gue lagi sial atau beruntung. Gue beruntung karena bisa selamat dari cogan mesum yang namanya Finn itu. Sialnya, orang di belakang gue adalah cogan yang kemarin!

Alhasil, sekarang gue lagi berdiri diantara dua cogan yang pastinya ganteng-ganteng. For the god sake gue gatahan lagi. Masalah gue sama cogan kemarin belum selesai. Tambah lagi ada cogan mesum yang maksa-maksa mau bantuin gue.

Jadi, gue lari aja. Lari kencang-kencang. Lari dari kenyataan yang sangat pahit ini. Yang kalimat terakhir abaikan. Gue lari sambil ngeliat kebelakang,btw. Jadi, ya gue nabrak sesuatu yang gatau apa didepan gue.

Pastinya sih gue jatuh. Terus kaya orang mau pingsan gituh. Semuanya buren terus samar-samar gue kedengaran suara Finn manggil-manggil gue. Kepala gue sakit banget. Semuanya jadi gelap. Dan, gue pingsan

-

AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH NGAKAK NGEBUAT CHAPTER INI. GARING BANGET. GAJELAS DEH

Sekian, saya tutup dengan banyak NYX
Wassalam (repost)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No sense-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang