1 - Coldest Girl

496 22 0
                                    

Hari pertama.

Lantunan lagu-lagu yang membangkitkan semangat juang mulai terdengar. Banyak orang yang berlalu-lalang hanya sekedar untuk bertegur sapa dengan peserta perwakilan dari sekolah lain. Tenda-tenda berjejer sangat rapih sesuai dengan tempat yang telah ditentukan panitia. Tenda putra dan tenda putri dipisahkan dengan lapangan yang sangat luas. Lapangan itu tempat berlangsungnya hampir semua kegiatan di lakukan.
Gue adalah salah satu peserta kegiatan ini. Yaa, gue adalah seorang Pramuka! Gue sangat cinta dengan organisasi ini.
Gue berjongkok untuk mengambil sisa tali dadung yang tidak digunakan. Teman-teman yang lain pun sama. Kami semua sibuk.

'GEDEBUKKKK'

Aktifitas kami terhenti sesaat. Perhatian kami teralihkan untuk mencari sumber suara itu.

"Awww, maaf yaa ganggu. Tadi gue kesandung ini" Pria yang terjatuh tadi menunjuk patok yang memang dipasang di luar batas jatah kami untuk mendirikan tenda.

Seakan-akan terhipnotis, kami semua terdiam.

Pria itu menggidikan bahu, "Lo semua gaada yang mau maafin gue?"

Tersadar dari pikirannya masing-masing, temen-temen gue membalas kompak, "Iyaa selo, di maafin kok," setelah berbicara seperti itu, secara berbarengan mereka tertawa.

"Kalian lucu yaa," Pria itu terkekeh geli. "Kalian perwakilan dari kecamatan apa?" tanya pria itu.

"Tuh baca aja di banner! Tulisan segede gitu masa ga kebaca?" jawab gue agak males. Gue lanjutin pekerjaan gue yang sempet tertunda.

Pria itu melangkah kearah pintu masuk tenda kami, "Oh Cikupa yaa," pria itu bergumam. "Oh iyaa kakak-kakak, nama gue Dennis."

"Salam kenal yaa! Nama gue Ara" teman gue, dengan begonya menanggapi kicauan gajelas si pria itu. Oh iyaa, pria itu namanya Dennis.

"Sakit gak Den bokongnya yang tadi abis ciuman sama tanah?" Ila tersenyum geli.

Dennis malah ketawa gajelas, "Iyaa lumayan sih."

Yuli mengambil sisa eva dan menggelarnya, "Sini Den, duduk dulu!"

Bodoh! Ngapain ditawarin! Asal kalian tau yaa, Dennis itu dari mukanya udah keliatan banget kalo dia itu cowok pemberi harapan palsu. Rambutnya di gaya-gayain, baju olahraganya kucel kayak abis kesetrum belut listrik. Memang sih dia cukup ganteng. Tapi entah mengapa, kesan pertama dia dimata gue itu jelek.

Dennis menunduk untuk membaca name tag Yuli, "Makasih yaa em... Yuli" Dennis tersenyum manis, "Tapi kayaknya nanti aja deh gue mampir kesini lagi. Soalnya tugas gue masih banyak."

Eca berdiri seraya menepuk-nepuk rok nya yang tertempel debu, "Oh iyaa gak apa apa. Nanti ke sini lagi aja kalo kegiatannya gak terlalu padet."

"Sip. Makasih yaa kakak-kakak. Sampai jumpa lagi. Bye!" dia meninggalkan tenda kami.

Gue berdiri dan memunguti sisa dadung yang berserakan dimana-mana.

Gue ambil kertas yang gue taruh di kantong celana training, "Langsung ganti seragam Pramuka yaa! Upacara pembukaan dimulai sekitar..." gue liat jam tangan yang bertengger anggun dipergelangan tangan kiri gue, "...25 menit lagi."

Mereka mengangguk patuh dan mulai memasuki tenda untuk berganti pakaian.

**

Author

Seragam berwarna coklat muda dan coklat tua telah mendominasi area perkemahan ini. Setelah mendirikan tenda, acara selanjutnya adalah upacara pembukaan. Upacara pembukaan diwajibkan memakai seragam sesuai dengan Surat Keputusan yang berlaku.
Panitia acara mulai memanggil siapa-siapa saja yang menjadi petugas upacara pembukaan.

Sayonara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang