YONG JUN HYUNG (part 6)

46 5 0
                                    

"Jun Hyung Oppa tidak pernah memberi kabar padamu, Oppa?", tanyaku pada Lee Gi Kwang Oppa, saat kami berada di dalam pesawat menuju Tiongkok, malam ini.

"Anni. Dia sangat sibuk kurasa, jika kudengar dari Sekretaris Nam", jawab Gi Kwang Oppa.

Aku menghela nafas. Sangat sibuk?. Sesibuk itukah?!. "Apakah dia sesibuk itu?", desisku pelan. Aku merindukanmu Oppa, Yong Jun Hyung Oppa!, apa kau tidak merindukanku juga?, apa kau akan tetap menghilang seperti 2 tahun ini?. Kau pikir kau siapa Oppa, kau bisa menghilang dariku!. Apa kau ingin menghapusku dari ingatanmu?. Apa kau membenciku setelah kejadian 2 tahun yang lalu itu?.

Jun Hyung Oppa ... apakah kau juga akan datang ke Tiongkok?. Aku sungguh merindukanmu Oppa, Jinjaa Boggosiposso!, Neomu-neomu boggosipo Oppa-yah!.

"Kurasa dia pasti merindukanmu, tapi dia menahannya", kata Gi Kwang Oppa tiba-tiba, yang berhasil membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh dan menatapnya, kemudian sedikit tersenyum. "Maldoandwee!, kau benar-benar memiliki Sixsense, Oppa?", tanyaku hati-hati. Lalu aku menatap Gi Kwang Oppa dalam-dalam. "Daebak!".

Gi Kwang Oppa tersenyum. "Anniya!. Bukan sixsense Hyo Jin-ah. Aku sedikit belajar Psikologi, kau tau?".

Aku mengangguk.

Lalu Gi Kwang Oppa tersenyum lagi, mungkin dia merasa aku lucu yang mengangguk dengan polosnya. "Aku sangat suka membaca buku-buku Psikology Hyo Jin-ah, dan dari belajar Psikologi-lah, aku berhasil mengenal beberapa macam karakter orang lain, bahkan aku bisa sedikit membaca raut atau mimik wajah seseorang", katanya lagi.

"Jinjaa??", kataku takjub.

Gi Kwang Oppa mengangguk, kemudian dia menghela nafas, "Mungkin saat ini prioritas Jun Hyung adalah SBS Group Corporation di Sydney, karena kudengar SBS Sydney sedang Collapse", kata Gi Kwang Oppa yang kembali kepada topik pembicaraan.

Collapse?!. Bukankah itu sesuatu yang serius?.

"Gwaenjanha, Oppa-mu pasti bisa mengatasinya".

Aku tersennyum seadanya.

"Kau tidur saja sekarang Hyo Jin-ah. Aku akan membangunkanmu ketika sampai di Bandara Tiongkok", kata Gi Kwang Oppa sambil menaruh selimut dipangkuanku.

"Nae...", kataku menurut.

Lee Gi Kwang memang bukan Oppa-ku. Tapi lagi-lagi aku mengingat apa yang pernah Yong Jun Hyung Oppa bilang, bahwa aku harus selalu menuruti kata teman-teman Oppa-ku, karena dari jauh Oppa akan memantauku, atau sebelumnya teman-teman Oppa sudah mengkonfirmasikan terlebih dahulu kepada Jun Hyung Oppa.

Aku berharap aku masih dipantau oleh Oppa-ku.

Aku berharap aku masih dilarang banyak hal oleh Oppa-ku.

Aku berharap aku masih diperintah macam-macam oleh Oppa-ku.

Tapi saat ini, dua tahun ini... aku marasa kesepian!,

Tidak ada lagi pantauan Oppa, larangan Oppa, atau perintah-perintah Oppa. Aku benar-benar merasa dilepaskan oleh Yong Jun Hyung yang meninggalkanku itu!.

Aku melihat ke jendela pesawat. Awan-awan ini seakan mengerti kesedihanku. Ingin rasanya aku berteriak, meneriakkan betapa aku membenci Jun Hyung Oppa-ku yang melepaskanku seperti ini. Mengapa dia melakukan hal ini padaku? Wae?!. Aku memang sudah berumur 26tahun sekarang!, tapi apakah Yong Jun Hyung, Oppa-ku itu perlu membiarkanku seperti ini?. Hidup sendirian di Korea tanpa Appa dan Eomma?.

YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang