SEQUEL: Appa

18.2K 1.7K 225
                                    

Sedingin-dinginnya sebuah hubungan
Darah masihlah lebih kental dari pada air

...

CERITA INI AKAN DILANJUT JIKA 10 KOMEN + 15 VOTE.
JIKA TIDAK MENCAPAI. MAAF, CERITA INI AKAN BERHENTI SAMPAI DISINI.

...

Yeho menatap Sang Kaisar yang masih tertidur nyenyak disampingnya. Paras sempurna Sang kaisar membuat Yeho terperosok semakin jauh. Sosok yang menjadi penguat Yeho untuk bertahan di istana ini.

"Yang Mulia, hari sudah beranjak pagi. Anda harus bersiap." Yeho menyentuh lengan Kaisar dengan tangan halus miliknya. Memberikan sedikit dorongan ditubuh kekar itu.

"Hmmm..." mendengar gumanan itu, Yeho menghela nafas kecil. Sungguh, melihat mata terpejam Kaisar membuat dia enggan untuk membangunkan pria itu. Kaisar pasti sangat lelah, tapi sebentar lagi Kasim Han akan segera datang. Dan Kaisar harus segera bersiap dan memulai tugas negaranya.

"Yang Mulia An..."

"Cerewet sekali heum?" Yeho tersentak saat Kaisar menariknya dan menempelkan tubuh berbalut jubah mandinya dengan tubuh tanpa busana Kaisar. Kaisar memeluk pinggangnya erat, menghilangkan jarak diantara mereka.

Wangi maskulin Kaisar menguar, membuat Yeho benar-benar dilanda gugup. Ditambah lagi, selimut sutera yang merosot sebatas pinggang itu, membuat Yeho dapat melihat jelas perut kotak-kotak Kaisar yang tercetak gagah.

"Y-yang Mulia. Anda harus segera bersiap. Kasim Han akan segera datang." Yeho mendongak menatap wajah Kaisar yang berjarak sangat dekat.

"Benarkah?" Kaisar tersenyum kecil, dikecupinya dahi Yeho dengan lembut beberapa kali. Lengannya menarik tubuh Madamenya semakin dekat dan sedikit meremas bokong Yeho gemas.

"Y-yang Mulia, Anda mempermainkanku! Anda harus segera bersiap sekarang!" Yeho meremas lengan Kaisar, lalu dengan pelan ia mendorong dada bidang itu dan melepaskan pelukan mereka.

Yeho beranjak bangun, dengan hanbok putih miliknya, ia berjalan mendekati jendela yang berada disisi kanan kamar mereka. Saat jendela terbuka, sinar matahari muncul dengan malu-malu. Kaisar menatap siluet Yeho yang membelakanginya.

Madamenya terlihat sangat sehat sekarang. Musim hujan telah benar-benar berlalu, dan itu cukup membuatnya duduk nyaman saat mengerjakan masalah pemerintahan. Tidak perlu lagi merasa cemas, jikalau Madamenya melanggar perintahnya dan membuka jendela lebar-lebar, karena tidak akan ada lagi hujan yang membuat kesehatan Madamenya menurun.

Kaisar beranjak bangun dan memulai ritual mandinya. Saat ia telah selesai, Yeho masih belum beranjak dari sisi jendela. Masih dengan jubah tidur miliknya.

"Sayang, Apa kau hanya akan berdiri disana dan melihatku kesusahan mengenakan pakaianku?" mendengar suara bariton itu, Yeho segera berbalik.

Rona merah menghiasi wajah Yeho dengan sangat cepat. Tubuh kekar Sang Kaisar mengkilap terkena sinar mentari.

Kejantanan Kaisar yang besar bahkan tidak tertutupi apapun, tampak gagah mengacung kearahnya. Dengan cepat Yeho berbalik dan menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Hahahahaha, kau bahkan masih malu meski setiap hari melihatnya?" mendengar pernyataan itu, rona merah menjalar hingga ke cuping Yeho.

"Kemarilah, aku kedinginan. Kau harus segera memasangkannya."

Yeho segera tersadar dan berbalik menatap Sang Kaisar "Maafkan Saya Yang Mulia." Katanya menyesal. Tindakannya tadi tidaklah benar, sebagai seorang istri tidak seharusnya dia membuat Kaisar menunggu hingga kedinginan.

[Complete] King Lovers "YEHO" Indonesia Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang