chapter 4 - macaron

146 10 2
                                    

Life like you eat macaron.

~~~

Aroma kumpulan bunga yang sama, tapi menimbulkan perasaan berbeda, entah karena tadi pagi terlalu banyak bau kopi dan dedaunan basah di sana sini atau moodnya yang tadi pagi buruk, Namjoon tidak perduli.

Namjoon melihat seisi toko bunga, tidak ada siapapun. Namjoon menggaruk kepalanya bingung dan akhirnya memutuskan mengambil ponselnya. Namjoon melihat layar ponselnya dan baru mengingat sesuatu, dia menaruh kembali ponselnya dan memutuskan menggunakan cara paling bermanfaat "PERMISI!!!" Namjoon menutup telinganya sendiri saat berteriak, percayalah dia bahkan tidak suka suaranya saat berteriak.

"Ah kau sudah datang?" Sebuah suara masuk ke telinga Namjoon, membuat pria itu salah tingkah. Dia berbalik dan tersenyum tanpa salah.

"Suaraku berisik?"

"Setidaknya aku tidak serangan jantung. Ayo ikut aku."

Younha langsung menarik asal tangan Namjoon, Namjoon merasa badannya yang jauh lebih tinggi bahkan tidak berguna, satu keyakinan lagi yang Namjoon percaya : wanita adalah makhluk paling kuat saat mereka sudah mau sesuatu.

Entah kemana dia ditarik, tapi selama dia ke sini dia merasa tidak pernah lewat jalan ini. Pintu terbuka dan mereka baru berhenti, saat itu juga semua badan Namjoon mematung, kenapa wanita ini membawa dia ke sini?

"Ini tempat apa?"

"Oh ini, kami biasa mengawetkan beberapa bunga di dalam toples-toples berisi air itu, atau terkadang kami keringkan bunga-bunganya."

"Tapi kenapa banyak..."

"Kursi? Sebenarnya ini tempat serbaguna, kami biasa ke sini saat kami bosan di rumah atau hanya sekedar untuk membaca cerita sedih."

"Jadi kenapa kau membawaku ke sini?"

"Kan aku sudah bilang kau akan kuberi hadiah."

"Hadiah apa?"

"Ayo kita lihat benda-benda itu."

Younha berjalan masuk diikuti Namjoon. Namjoon merasa aneh melihat ruangan itu, terlalu bagus untuk dibilang hutan tapi terlalu lebat untuk dibilang taman.

Banyak tanaman menggantung di sana-sini -- dan Namjoon yakin baru di ganti --  banyak toples berisi air dan bunga, dan beberapa foto yang ditempel di dinding atau dijepit di tali. Ada kursi, sofa dan karpet, menjadi seperti tempat penelitian kecil-kecilan. Tempat penelitian yang sangat indah tentunya.

"Kau lihat ini." Jari Younha menunjuk kumpulan foto setangkai mawar dengan warna yang berbeda berderet -- satu warna satu foto.

"Foto bunga?"

"Yap."

"Untuk apa kalian mengambil foto bunga, wajah kalian bagus untuk difoto."

"Karena bunga bagus untuk difoto, tapi kau tahu kenapa aku menunjukkanmu semua foto bunga mawar ini?"

"Ehmmm."

"Ehmm, karena bunga mawar biasanya diartikan tanda cinta dan setiap warna juga memiliki arti, jadi setiap bunga mawar memiliki arti tersendiri dalam menunjukkan perasaan."

married? [b ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang