chapter 1 - two voices

449 15 0
                                    

Saat apa yang dikeluarkan orang tidak sesuai apa yang kau pikirkan, apa yang akan kau katakan? Diam?

~~~

"Kelas hari ini selesai, di pertemuan selanjutnya saya harap kalian mengumpul tugas yang saya berikan." Semua yang ada di ruangan itu langsung bersorak, tapi wanita berikat dua itu hanya diam dan langsung membereskan bukunya.

"Jadi bagaimana hari ini?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Bagaimana kalau di sini saja?"

"Kalau kamu mau seperti itu ya terserah saja."

"Baiklah kalian berdua awasi dari luar."

Diam-diam, wanita berikat itu mendengarkan pembicaraan orang-orang itu, atau mungkin dia tidak sengaja mendengar dan dia benar-benar ingin pergi sekarang.

Setelah merapikan buku dia mengambil tasnya dan segera pergi, tetapi baru beberapa langkah dia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk mendekati orang-orang tadi.

"Ehmm sunbae permisi."

"Suhyun? Kenapa?"

"Eunnie tadi suhyun tidak sengaja dengar eunnie mau pakai kelas ini?"

"Iya, memang kenapa?"

"Kami mau membuat majalah mingguan, dan kelas sastra dipakai jadi kami akan memakai kelas ini."

"Hei Lee Suhyun kalian kan banyak orang, dan banyak kelas yang bisa kalian pakai, tidak harus kelas ini."

"Ne, ehmm mian."

Wanita itu - Suhyun - langsung pergi ke luar kelas.

~~~

Suhyun melangkahkan kakinya perlahan, menikmati setiap langkahnya di lantai keramik yang dia perkirakan dingin. Menikmati setiap hembusan angin - yang di saat bersamaan juga membawa dedaunan yang gugur - menerpa dirinya.

Matanya menelaah setiap bagian lorong, dan berhenti ketika melihat pilar bangunan yang berjarak sekitar seratus meter dari tempatnya berdiri, lebih tepatnya matanya berfokus kepada wanita yang sedang bersandar di pilar tersebut. Suhyun mengeluarkan senyumnya dan berlari menuju wanita itu.

"Eunnie" Suhyun langsung mengeluarkan suaranya ketika sampai di depan wanita itu, membuat wanita yang asik dengan ponselnya itu sampai menutup telinga.

"Eunnie..."

"Suhyun diam, kau membuat gendang telingaku hampir rusak karena suaramu itu."

"Yang benar saja, suara Suhyun kan bagus."

"Aish terserah kau saja."

"Huh."

"Jadi bagaimana kita..."

"Kelasnya dipakai."

"Hah? Apa?"

"Eunnie kenapa kau tiba-tiba jadi tidak dengar."

"Kan aku sudah bilang suaramu itu membuat gendang telingaku hampir rusak."

"Eunnie..."

"Iya iya. Ya sudahlah biar saja."

"Hi Ha Yi. Hi Suhyun."

Yang dipanggil langsung menoleh saat mendengar duet dua orang, dan benar saja sudah ada dua orang dengan tingkah yang berbeda menghampiri mereka.

"Jimin, Yerin."

"Kau tidak bisa lebih hangat sedikit?"

"Aku bukan tungku penghangat Jimin."

married? [b ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang