Perkenalkan namaku Kim Jong In. Umurku 24 tahun ya terbilang sangat muda ditambah kini aku sudah menjadi seorang suami. Jadi kuperkenalkan juga wanita yang ada didepanku ini adalah Istriku. Kang-eh maksudku Kim Seulgi.
Kami menikah 3 bulan yang lalu dengan cara perjodohan konyol yang di rencanakan oleh kedua orang tua kami. Ya kedua orang tua kami adalah rekan bisnis, jadi orang tua kami mungkin dengan sengaja menjodohkan kami berdua karna kami sama sama memiliki masalah asmara sebelumnya.
Masalah ku sendiri sebenarnya tak terlalu serius. Diumurku yang ke-24 tahun ini aku bahkan sekalipun belum pernah membawa seorang wanita untuk diperkenalkan ke orang tua ku. Karna itu Aboji sendiri lah yang berniat menjodohkan ku dengan anak rekan bisnisnya itu. -mungkin menurut Aboji, aku tak mampu memilih wanita yang pantas dan baik untukku, tapi jika ditelaah lagi aku menunggu hati seseorang wanita untuk kudapatkan tapi memang tuhan punya rencana lain.
Sedangkan masalah ddeulgi- ah maaf itu panggilan ku tersendiri untuk Seulgi- menurut cerita yang kudengar, ia di campakkan dan ditinggalkan kekasihnya 3 tahun lalu yang akhirnya berdampak buruk pada sifatnya sekarang. Dulu Seulgi adalah wanita dengan sikap yang hangat, tapi sekarang ia bagaikan "Cold Princess" . Bicara seadanya, dengan raut datar yah kira kira seperti.
Baiklah kembali pada keadaan kami, minggu pagi ini. Aku tengah membaca koran sport sedangkan Seulgi - yang duduk didepanku- tengah membaca majalah wanitanya.
"Bertemu eomma kemarin?" Tanya ku memecah keheningan yang hampir 3 menit lalu hinggap diantara kami.
"Eommanim? Eoh" jawabnya yang masih sibuk dengan bacaannya
"Apa yang eomma katakan padamu?"
"Masih soal seperti biasa"
"Anak?"
"Eoh"
"Apa yang kau jawab?"
"Aku menjawab... sedang dalam proses"
"Apa kini seorang Kang Seulgi sudah siap membuatkan cucu untuk eommaku?"
"Ayolah Kim Jong In! Kita memang menikah karna perjodohan, tapi tugas ku sebagai Istri tetap saja sama kan? Aku harus melayanimu dan yang pasti membuat keturunan untuk keluarga ini" ujar Seulgi sambil memandangiku
Segera ku letakkan koran itu diatas meja, dan berjalan menghampirinya lalu memeluk tubuh ramping itu dari belakang
"Bersedia melayaniku sekarang juga nona Kim?" Tanya ku seduktif ditelinganya
"Sayang sekali tuan Kim, aku sedang didatangi bulan dan tak bisa melayanimu untuk beberapa waktu" jawabnya sambil menyeringai
"Memangnya itu berpengaruh?" Tanya ku agak kesal dan langsung mendapat hadiah jikatan dikepalaku
"Ya! Appo!" Rintih ku sembari mengelus kepalaku dengan tangan yang tadi kupakai untuk memeluk bahunya
Seulgi bangun dari duduknya dan memandangku sengit. Aku pun kini sudah menegakkan badanku yang tadi sedikit membungkuk guna memeluk tubuhnya.
"Apa kau menerima perjodohan ini hanya karna tubuhku huh?" Tanya nya kesal"Ya! Aku bukanlah pria seperti itu!"
"Jinjja? Aku tak percaya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage
Fanfiction(PG17+) Pernikahan merupakan hal terindah dan yang diimpikan oleh seluruh pasangan didunia ini. Tapi apa jadinya pernikahan karna sebuah perjodohan? Ayolah. Cerita seperti itu sudah biasa. Memang ya tapi berbeda jika kita berdua yang menjalankannya...