"A,a,apa maksudmu?"
"Apa kata kata ku kurang jelas Seung Hee-ssi? Tolong goda Kim Jong In"
"Yang kutanyakan, kenapa aku harus menggodanya??"
"Karna kau menyukainya"
DEG. Dada Seung Hee tiba tiba berdegup tak sesuai ritmenya. Namun ia berusaha untuk bersikap seperti biasanya walau tak dipungkiri pipinya menghangat
"A,a,aku tak menyukainya" elak Seung Hee
"Sikap mu tak bisa dibohongi nona Choi. Jangan munafik"
Seung Hee terdiam dan hanya terus menggigiti bibir bawahnya. Bagaimana bisa perasaannya dengan mudah tertebak?
"Baiklah begini saja. Anggaplah aku benar benar sedang meminta tolong padamu. Selesai kan?"
"M-memangnya kenapa kau menyuruhku melakukan ini?"
"Aku sedang bertaruh. Oh ayolah nona Choi haruskah aku menceritakannya padamu" kesal Seulgi
"Bagaimana? Kau mau kan?" Tanya Seulgi lagi
Jujur. Seung Hee memang menyukai Jong In sejak awal pertemuan mereka. Tapi apakah dia harus melakukan hal ini? Lagipula bagaimana jika dirinya dianggap yang tidak tidak dimata Jong In?? Tapi seperti yang dikatanya Seulgi barusan, ia seharusnya tak munafik akan hatinya sendiri yang memang mengingkan Jong In
Lama berkutat dengan fikirannya, akhirnya Seung Hee pun menjawabnya
"Y,y,y,ya aku mau"
"Good. Aku akan membantumu mengetahui segala tentang Jong In tenang saja. Baiklah aku duluan, selamat berbisnis dengan ku nona Choi" seru Seulgi sambil melenggang meninggalkan Seung Hee ditoilet wanita itu.
.
.
.
- 3 Hari setelahnya -
"Jong" panggil yeoja itu yang kini berada dipangkuan namja itu. Siapa lagi jika bukan pasangan Seulgi dan Jong In
Ya kini mereka berada dicafetaria. Duduk berdua dengan satu kursi karna Seulgi berada dipangkuan Jong In. Tangan namja itu melingkar sempurna ditubuh ramping yeoja itu sembari menaruh dagunya pada pundak Seulgi. Sungguh pemandangan yang amat damai bagi yang melihatnya.
"Hmm?" Gumam Jong In sebagai jawaban
"Bagaimana? Kau sudah mulai tergoda kah pada yeoja itu?"
"Untuk apa aku tergoda padanya? Ia bukan tipeku" jawab enteng Jong In sambil mengecup leher putih Seulgi
"Disebelah mananya yang bukan tipe mu? Ia cantik. Hidungnya mancung. Rambut nya panjang. Dadanya besar. Yah sangat perfect untuk namja byuntae sepertimu"
"Begitukah?" Sahut Jong In seadanya. Jujur, ia sangat malas jika Seulgi sudah mulai membicarakan tentang taruhan mereka itu. Karna itu ia mulai menyibukkan dirinya dengan menguncir sembarang rambut hitam milik Seulgi dan mengecup kecup leher jenjang Seulgi.
"Ya! Ya! Ssikya! Ini di tempat umum!" Omel Seulgi sedangkan yang di omel-i hanya tertawa dengan menaruh kepalanya di ceruk leher Seulgi.
"Malam ini bagaimana jika kita ke bar?" Sahut Seulgi
"Bar? Untuk apa?"
"Ayolah Kim Jong In, aku butuh refresing. Kau tau mau?"
"Iya ku temani kemanapun ddeulgi-ah"
"Itu baru suamiku"
Selanjutnya hanyalah sebuah perbincangan hangat yang terjadi diantara keduanya. Kadang diselingi tawa atau ekspresi jengkel Seulgi karna namja dibelakang terus saja menggodanya dengan skinship mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage
Fanfiction(PG17+) Pernikahan merupakan hal terindah dan yang diimpikan oleh seluruh pasangan didunia ini. Tapi apa jadinya pernikahan karna sebuah perjodohan? Ayolah. Cerita seperti itu sudah biasa. Memang ya tapi berbeda jika kita berdua yang menjalankannya...