Does It Really Hurt?

1.2K 174 17
                                    

"Harusnya gue marah ya Wen pas itu." Sehun sudah melontarkan pernyataan itu tiga kali, terhitung sejak kedatangannya ke rumah Wendy dua jam yang lalu.

Sepekan belakangan Wendy harus dihadapkan pada Sehun yang tidak bisa berhenti uring - uringan. Baru hari ini pemuda itu menumpahkan isi kepalanya, berikut hati kalau masih berfungsi.

"Masa dia bilang gue suka sama lo, Wen. HAHAHA." Namun tawanya terhenti ketika menyadari lawan bicaranya tidak menanggapi.

"Kok gak ketawa sih, elo mah." Sehun memberengut.

"Gak ada yang lucu kan? Mungkin aja Soojung bener."

"Wtf? It's US, we're talking about."

"Kan gue bilang 'mungkin aja'. No need to get so worked up."

"Lagian gue kesini bukan buat ngediskusiin bener apa gak gue suka sama lo. Yakali mana ada orang bego yang ngomong langsung sama gebetannya masa-mereka-bilang-gue-suka-sama-lo-ha-ha-ha."

"Tapi gue percaya lo cukup bego buat ngomong begitu ke gue," balas Wendy.

"Wen, ya ampun. Gue abis di-pu-tu-sin. Alasannya antara logis dan gak logis. Lo harusnya kasih saran dong."

"Lo gak pengen saran gue, Sehun. Kalo lo butuh harusnya abis lo diputusin lo langsung curhat sama gue. I see you're actually okay with it. Frekuensi uring - uringan lo yang super nyebelin itu udah berkurang. The same goes for Soojung, karna kemaren kita udah berburu es krim bareng and she looks more than okay."

"I'm not okay, duh."

"Anjir ya kalo cewe suka pura - pura gapapa. Lo malah pura - pura kenapa - napa."

"And I'm not pretending. Gue diputusin, for Pete's sake"

"Itu dia, harga diri lo yang luka, bukan hati. Yang lo bawa daritadi itu logika, bukan perasaan. Gue udah nyadar sejak lo ngetawain hipotesis Soojung tentang lo suka sama gue. Karna secara logika, siapapun nganggep itu aneh. Tapi siapa tau tentang hati lo?"

"Pede banget anjir."

Mereka terdiam sesaat. Sehun yang merenungi kata-kata Wendy. Dan Wendy yang mengulang kalimat yakali-gue-naksir-elo di dalam hati.

"Au ah pusing. Ada drama korea gak, Wen?"

Wendy mengangkat sebelah alisnya, menyadari betapa cepatnya pemuda ini ingin menyudahi sesi curhatnya. Gadis itu menunjuk notebook yang terbuka di meja belajar dengan dagu.

"Descendant of the Sun yuk!" ajak Wendy.

Sehun menoyor kepala Wendy dan berusaha menginvasi notebook yang kini berada di pangkuannya.

"Sialan lo dibilang gue abis diputusin."

"Gak ada hubungannya, Hun."

"Ada, Wen. Ini drama menye."

"Lah dua minggu lalu lo masih nonton."

"Ya kan beda. Dua minggu lalu gue masih punya pacar. Pick up line nya si Yoo Yoo tentara itu bisa gue praktekin. Gimana sih lo."

Wendy hanya geleng-geleng kepala.

"Wah ini aja nih! D-Day, mantep buat belajar PengBen1 kita."

"Hunnie, please? Kita bakal lulus kok tanpa mesti nonton itu."

"Ih huna huni huna huni. Eh apaan nih?!"

Sehun berseru kaget mendapati jendela LINE Wendy tiba-tiba terbuka dan menampilkan chat gadis itu dengan Chanyeol.

"Anjrit isinya gombalan semua, lo betah chatting sama dia?!"

"Apaan sih Hun dia cuma bercanda kali. Gue juga gak baper."

"Wen dengerin gue ya..." Sehun memutar bahu Wendy agar merrka duduk berhadapan.

"Udah ah nonton drama aja. Capek dengerin lo sensian banget sama Chanyeol." Wendy mengembalikkan posisi tubuhnya semula.

"Wen elah. Dengerin dulu."

"Yaudah nih, terus cowok yang gimana yang bisa bikin lo yakin dia gak sama kayak Kai? Kayak lo? Hah?"

Sehun menggaruk belakang kepalanya. Salah tingkah.

"Nonton drama aja deh yuk. Nonton yang tentara deh tentara."

Wendy kecewa. Setengah berharap pemuda itu akan mengiyakan. Justru pembicaraan itu ditutup sepihak.

•••

1: Pengelolaan Bencana. Kalo di kampus gue sih ini kelas bersama semua fakultas kesehatan hahaks.

WOW. Makasih loh udah mau baca:")). Dulu gue heran kenapa cerita ini bisa ditemukan. Sekarang gue lebih heran karena kalian setia bacanya:")). Maaf guenya abis menghilang gara-gara UTS 2 minggu hufty. Udah gitu update nya mengecewakan lagi heu, yang selanjutnya dalam waktu dekat, insyaAllah.

They Don't Feel the SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang