Senen

1.2K 196 6
                                    

"Oh Sehun!!"

Wendy tidak peduli meski orang-orang di koridor melayangkan pandangan aneh ke arahnya. Yang penting...

"Darimana aja sih?!" semprot Wendy tanpa aba-aba.

"Hm? Praktikum tambahan," jawab Sehun sekenanya, tanpa melepaskan pandangannya dari layar notebook.

"Fix anterin gue ke Senen ya nanti, ya ya ya?"

"Ngga."

"Sehun ih!"

"Wen, ntar dulu dong Sehun nya lagi ngerjain bahan diskusi kelompok buat besok," sela Soojung.

Wendy memberengut sebal karena dia tahu Soojung benar.

"Nih ah, dah!!"

Wendy pamit. Tak lupa melemparkan jaket yang dipinjamkan Sehun kemarin, tepat di mukanya bahkan hingga terdengar bunyi ritsleting terantuk LCD.

***

Pukul 4 sore. Wendy menggerutu karena God-knows-why ia tidak juga berhasil memahami apa yang ditulis buku teks di hadapannya.

"Meledak juga nih kepala," gerutunya sambil membolak-balik halaman yang sama, entah esensinya apa.

"Robek juga tuh buku."

Eh? Kok Sehun ada disini?

"Ngapain lo masuk-masuk rumah orang gapake permisi," hardiknya.

"Lah baper. Topiknya apa sih?"

"Lo ga akan ngerti, yang ini tentang teknologi."

"Wen yaela gitu aja ngambek. Bisa lebih sepele dari Soojung juga ya ngambeknya."

"Apasih banding-bandingin."

Kenapa Sehun jadi makin nyebelin gini?

"Nih, kata Soojung cewe kalo makan eskrim jadi kalem."

Sehun meletakkan kantong plastik dengan hati-hati, kelewat hati-hati karena sengaja ingin menggoda Wendy.

"Ini dari Sehun apa Soojung?"

"Apa pentingnya? Kan kita satu."

"Plis deh Hun lo jadi menjijikan sekarang?"

"Btw lo gajadi ke Senen?"

"Udah nitip Chanyeol."

"Wendy mah!!" Sehun memberengut, lucu. Tapi gengsi dong.

"Kenapa sih? Dia dengan senang hati kok."

"Kan gue udah beliin nih sama Soojung," Sehun mengeluarkan kantong plastik kedua, kali ini dari dalam tasnya.

"Wow??? Kok lo tau gue butuhnya buku yang ini???" lupa deh sama gengsinya.

"Minggu lalu pas gue nonton di rumah lo kan lo bilang."

"Ngaco pas itu kan lo lagi sibuk liatin hp."

Iya memang. Sehun tidak benar-benar mendengarkan Wendy waktu itu, dia bertanya pada Seulgi, teman satu fakultas Wendy di kampus.

"Kan gue genius, Wen?" katanya sambil mengetukkan telunjuk ke pelipisnya.

-pvn-

Hey! I changed my username into this one soalnya biar disamakan kayak blog wordpress ehehehehe. Aku sangat menghargai waktu kalian buat nyempetin baca dan komen disini, terimakasih:)

They Don't Feel the SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang