Hyunji bergabung dengan Jung setelah ia sampai di lapangan. Wonwoo sendiri hanya bisa tersenyum. Awalnya ia takut jika selama perjalanan dia akan salah tingkah dan mengatakan hal-hal aneh tapi sifat santai dan menyenangkan Hyunji menular pada Wonwoo selama perjalanan. Ia merasa sangat nyaman mengobrol selama itu bersama Hyunji. Suara lembut Hyunji terasa pas di telinganya.
Wonwoo menyusul ke dalam gedung setelah ia memarkirkan motornya. Matanya menangkap Hyunji yang tengah mengobrol dengan Jung. Ia segera menghampiri kedua gadis itu.
"Wonwoo, aku bisa ambil minuman lagi kan?" Jung menunjukkan puppy eyesnya, berusaha terlihat imut yang dibalas Wonwoo dengan decakan "Kemarin saja kau menghabiskan empat minuman untuk dirimu sendiri. Peraturannya kan Cuma satu sehari"
"Pelit" Jung pura-pura kesal. Wonwoo hanya geleng-geleng kepala.
"Bagaimana denganku? Aku kan belum dapat satupun" Hyunji menunjuk dirinya sendiri. Wonwoo manggut-manggut lalu berlalu dari hadapan mereka bersamaan dengan Jung menarik Hyunji untuk menyaksikan penampilan cheers yang membuka pertandingan hari ini.
Yoo Ahjung atau Jung sendiri juga teman kelas Hyunji tapi Hyunji tidak berani mengajak Jung pergi bersama karena posisinya sebagai bendahara utama membuat gadis pendek ini sangat sibuk melebihi Wonwoo. Setaunya, Jung juga pergi bersama Haein jadi percuma saja mengajak Jung bersama.
Perhatian Hyunji teralihkan saat badannya menyenggol orang di sebelah kirinya karena tepi lapangan yang mulai padat. Hyunji mendongak sebentar. Benar-benar sebentar lalu ia segera pindah ke sisi kanan Jung, menjauh dari orang tadi yang ternyata Hong Jisoo.
Hyunji kembali fokus walau hanya beberapa menit kemudian ia berbalik setelah merasakan bahunya dicolek. Pelakunya adalah Wonwoo "Ini, untukmu" Wonwoo mengulurkan tangannya yang memegang minuman. Hyunji menatap Wonwoo tidak percaya "Padahal tadi aku hanya bercanda"
"Tidak apa-apa. Ambil saja" Wonwoo tersenyum lalu kembali ke posisi seharusnya.
"Cieee, dikasih Wonwoo minuman" Lengkingan suara Haein terdengar di telinga Hyunji. Sementara Haein tengah senyum-senyum penuh misteri "Kalian berdua ada apa?"
"Bukan apa-apa tau, Haein. Aku yang minta minum kok" Hyunji mengibaskan tangannya di depan wajah lalu kembali ke samping Jung, menyaksikan penampilan cheers.
Haein tersenyum sendiri menatap Wonwoo yang telah berjalan pergi walau sesekali kepalanya menoleh melirik Hyunji "Astaga Wonwoo. Padahal Hyunji kan juga panitia, dia bisa ambil sendiri minuman itu kapanpun dia mau"
~-~
Panitia inti harus tinggal sebentar untuk rapat lagi setelah semua pertandingan hari ini berakhir. Hyunji sendiri sudah pulang duluan bersama temannya yang kebetulan datang menonton. Wonwoo juga tidak enak menahan Hyunji terlalu lama padahal sekarang sudah hampir jam dua belas malam.
Setelah rapatnya selesai, panitia inti langsung bubar. Mereka sudah tidak tahan untuk pulang dan segera tidur.
Wonwoo dan Jisoo keluar dari gedung lapangan futsal bersama-sama. Wonwoo tampak ingin mengatakan sesuatu. Ia sudah berpikir matang-matang mengenai hal ini. Selama pertandingan tadi, ia lebih banyak berpikir dibanding memperhatikan pertandingan.
Kemarin-kemarin mungkin ia masih ragu tapi setelah berdebat cukup lama dengan dirinya sendiri, ia merasa telah mengambil keputusan yang tepat. Dan tak tanggung-tanggung, ia ingin memberitahukannya pada Jisoo.
"Jisoo, aku mau bertanya. Kau mau menjawabnya?"
"Eh? Pertanyaannya saja belum ada" Jisoo terkekeh pelan. Wonwoo menggaruk tengkuk belakangnya. Sikap Jisoo ini membuatnya merasa sedikit tidak enak.
"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?" Mereka telah sampai di tempat parkir. Jisoo hanya mengeluarkan kunci mobilnya tapi ia masih berdiri di depan Wonwoo, menunggu pertanyaan Wonwoo.
"Han Hyunji itu sebenarnya orang yang seperti apa?" Jisoo menatap Wonwoo tak percaya. Ada raut tidak suka saat Jisoo mendengar pertanyaan itu karena ia tahu akan kemana arah pembicaraan mereka.
Wajah Jisoo yang tadinya bersahabat kini menjadi sangat dingin "Kau menyukainya?" Wonwoo mengangguk tanpa ragu "Sudah lama. Sejak pertama kali dia mengajakku bicara" tanpa sadar Jisoo mendengus.
"Kau mengertikan kenapa aku bertanya padamu?" Wonwoo to the point, ia berusaha tidak terpengaruh dengan respon Jisoo. Jisoo mengangguk "Hyunji tidak menyukai laki-laki yang terlalu posesif. Itu juga alasannya memutuskanku" Wonwoo mengangguk, tidak menyangka juga Jisoo akan menjawabnya dengan ringan.
"Tapi aku tidak berniat menyerahkan Hyunji pada siapapun. Aku tahu dia masih memiliki perasaan padaku dan sama sepertinya, aku juga begitu" Jisoo tersenyum menantang lalu masuk ke dalam mobilnya.
~-~
Hyunji dan Wonwoo semakin dekat saja. Orang lain akan langsung tahu bahwa Wonwoo sangat perhatian pada Hyunji walau Hyunji sendiri tidak menyadarinya karena menurutnya semua itu adalah permintaannya.
Pada saat pertandingan, Hyunji akan menonton dari lantai dua, tempat yang memang dikhususkan untuk panitia. Wonwoo juga akan menyusul jika bukan bagiannya yang mencatat selama pertandingan.
Kesalah tingkahan Wonwoo semakin berkurang sebanyak rasa nyaman yang ia rasakan bersama Hyunji. Mereka tertawa dan bercanda seolah mereka ada dunia mereka sendiri.
"Lihat yang dandan ala hantu itu. Dipikirnya ini acara hellowine. Rambutnya diacak-acakin gitu" Hyunji menunjuk sosok aneh yang tengah menonton di bawah dengan dagunya.
"Masih bagusan rambutnya dibanding rambutmu" Ejek Wonwoo yang mendapat tatapan tajam dari Hyunji "Siapa bilang? Rambutmu lebih acak-acakan" Hyunji mengacak rambut Wonwoo tanpa ampun.
Membuat orang-orang di sekitar mereka menatap cemburu atas kemesraan mereka. Tak terkecuali Jisoo yang berada di meja penjurian. Tangannya mengepal erat dengan tatapan yang benar-benar kesal.
Pertandingan kali ini selesai. Wonwoo dan Hyunji segera turun untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Beberapa kali Hyunji dan Jisoo saling berpapasan tapi Hyunji segera membuang wajahnya jauh-jauh.
Pertandingan selanjutnya, Hyunji kembali naik ke lantai dua. Sementara Wonwoo bertugas mencatat selama pertandingan jadi ia tengah duduk di meja penjurian sekarang menggantikan Jisoo.
Jisoo menatap Hyunji yang asyik menonton di lantai atas. Selama ini dia menunggu Hyunji menyadari perasaannya yang masih tersisa untuk Jisoo, tapi kedatangan Wonwoo membuat Jisoo tidak bisa diam terus menerus. Sejak putus dari Hyunji, ia berjanji tidak akan membiarkan Hyunji menjalin hubungan dengan orang lain. Karena menurutnya, hanya dialah yang sangat menyayangi Hyunji.
Jisoo mengeluarkan Hpnya. Ia mendekatkan Hpnya di telinga tapi tak ada jawaban. Berkali-kali hasilnya sama. Tatapannya kembali pada Hyunji yang tampak santai-santai saja menonton pertandingan bersama Jung yang entah datang darimana.
Terakhir Jisoo mengirim pesan ke nomor yang sama berisi 'Hyunji, ada hal penting yang ingin kukatakan padamu. Aku menunggumu di depan gedung, sekarang'
Jisoo melangkah keluar gedung. Ia menunggu di tempat panitia pemeriksa stiker. Sesekali ia mengobrol dengan panitia yang ada disitu saat matanya beralih dari pintu masuk. Sudah cukup lama Jisoo mengobrol tapi yang ditunggu tak memunculkan batang hidungnya sama sekali.
"Jisoo! Ayo masuk. Babak pertama hampir selesai" Panggilan dari ketua membuat Jisoo merasa kehilangan harapan besarnya. Hyunji tak peduli lagi padanya dan itu terbukti saat ia mendapati betapa santainya Hyunji mengobrol bersama Wonwoo di meja penjurian.
TBC
Wah~Wah~ Wonwoo dan Jisoo gencar banget yahuntukngedapetin Hyunji.
Ayo, siapa yang dukung Wonwoo-Hyunji? Kalau Jisoo-Hyunji?
Kalian kasih semangat deh buat si charismatic dan si gentleman –nya Seventeen
Dan jangan lupa VOMENT!!!
Nealra.March 21, 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen FF] She'll Be Loved
FanfictionHyunji terjebak diantara dua pria yang menyukainya. Jeon Wonwoo, teman sekelas yang sangat perhatian. Hong Jisoo, mantan kekasih yang kembali gencar mendekat. Kisah remaja mengenai pilihan Hyunji dan seberapa besar perasaan Wonwoo serta Jisoo kepada...