Demi Tuhan! Ini adalah pertemuan pertama mereka selama eksistensi pemuda bersurai blonde itu hidup. Ia sama sekali tidak mengenal orang yang sekarang duduk tepat dihadapannya.
Tapi daya pikat pemuda dengan parasnya yang elok itu sudah mencuri perhatiannya.
Ia sibuk dengan tumpukan buku tinggi yang ada disetiap sisinya. Terkadang keningnya mengerut, saat merasa tidak paham pada satu dua bait kata. Atau bibirnya yang bergerak merapalkan ulang tulisan pada buku yang dibacanya.
Taehyung penasaran!
Perpustakaan sangat sepi, memang seperti seharusnya. Tapi pikirannya yang terus menyeruak untuk bertanya pada laki-laki dihadapanya membuat kepalanya pening bukan main.
Sesekali matanya mencuri pandang pada pemuda itu. Lidahnya gatal ingin berucap.
Berujung menahan napas saat melihat bibir dengan lekukan paling sensual itu digigit oleh pemiliknya.
Terkadang menjilatnya saat merasa kering.
Matanya membulat, hampir saja meloncat dari tempatnya saat orang itu menggigit ujung pensil yang dipegangnya.
Baiklah, kurasa pemikirannya sudah melalang buana entah kemana.
Pemikiran kotornya tidak bisa ia tahan untuk pemuda yang baru saja ia temui hari ini.
Membayangkan kalau si cantik berada dibawahnya. Mengerang membutuhkannya.
Sialan Kim Taehyung! Berhenti brengsek!
Rutuknya berkali-kali, pikirannya mencoba untuk kembali berpusat pada laporannya. Tapi gagal saat suara pekikan tinggi di depannya memecahkan konsentrasinya yang memang dari awal sudah berantakan. Terpecah belah.
Dan ia menemukan kalau si cantik tengah menutup bukunya kasar. Lantas merapihkan peralatan tulisnya, sebelum akhirnya pergi meninggalkan perpustakaan.
Dengan pandangan Taehyung yang tidak bisa lepas dari bongkahan yang bergerak mengikuti pinggul pemuda cantik itu.
***
Esoknya, ia menemukan dirinya bertemu lagi dengan sosok yang sudah membuatnya uring-uringan semalam suntuk.
Sosoknya masih sama, tetap cantik dan memikat. Tapi ada raut kesal diwajahnya, kakinya mengetuk statis, terus mengecek jam yang ada dipergelangan tangannya. Berdiri didepan kelasnya.
Dan Taehyung memutuskan kalau kali ini ia akan bertanya.
"Sedang menunggu seseorang?"
Sosok itu menoleh, matanya mengerjap inosen saat ia menemukan orang yang kini berdiri disampingnya. Kepalanya mengangguk ragu menjawab pertanyaan pemuda yang tidak ia kenal.
"Biar kutebak, pasti orang itu ada dikelasku? Siapa namanya, mauku panggilkan?"
"Ya, namanya Park Jimin dan tolong."
Taehyung menggeram rendah saat mendengar suara sehalus bisikan malam itu memenuhi pendengarannya, lalu bibirnya mengulas senyum seramah mungkin pada si cantik.