Hari libur, dan hujan. Sangat tidak menyenangkan jika keduanya dikolaborasikan. Aku sangat menunggu-nunggu kedatangan hari libur seperti saat ini, tapi.. hujan? Aih, mengapa harus hujan, sih, sekarang?!
Karena perubahan cuaca mendadak inilah yang membuatku terjebak di sini dan tidak bisa pulang. Lalu apa yang harus kulakukan disini?
Oh, percayalah. Beberapa dari kalian pasti membenci berjalan-jalan mengitari mall yang besar sendirian.
Sendirian. Tak ada satupun kawan atau siapalah, yang bisa menemanimu walau hanya sekedar berbincang-bincang.
Daripada aku berjalan-jalan tidak jelas tanpa arah tujuan seperti anak hilang, lebih baik aku ke bioskop saja. Dua jam menonton film, cukup efektif untuk menghilangkan kebosanan, kan? Sekaligus menunggu hujan reda agar aku bisa pulang.
Baiklah! Aku meyakinkan diriku bahwa aku benar-benar akan menonton film hari ini. Tapi, film apa?
Film horror? Ah, tidak tidak. Bagaimana bisa aku menonton film hantu dalam ruangan gelap disana?! Yah, bagiku itu menyeramkan, tahu!
Film animasi? Hmm, filmnya lebih mengarah ke film kartun anak-anak. Pasti membosankan. Tidak, ah.
Film action? Astaga, aku membenci film yang membicarakan soal politik dan FBI lalu terjadilah tembak-menembak. Aku tak mengerti jalan cerita film-film yang seperti itu. Apa hubungannya?
Baiklah, terpaksa aku memilih untuk menonton film romantis. Walaupun sebenarnya aku tidak terlalu menyukai film yang bergenre cengeng.
Eh, ngomong-ngomong, apa aku terlalu cerewet? Haha.
Aku memasuki ruang teater sesuai dengan film yang kupilih setelah membeli tiket dan menghempaskan tubuhku ke kursi penonton yang berada di area center. Tidak terlalu atas, dan tidak terlalu bawah. Ah, pasti film ini akan membosankan.
Dan benar saja, di pertengahan pemutaran film, aku merasa mengantuk. Bodohnya aku mengapa tidak membeli sebungkus nachos tadi. Dan sekarang aku malas beranjak dari tempat dudukku, walaupun hanya untuk mampir ke toilet untuk mencuci muka atau ke kedai penjual nachos untuk membeli nachos rasa keju.
"Huaaa~ hiks.."
Ah, sial. Aku tidak jadi mengantuk karena suara cempreng itu. Seorang gadis di sebelahku menangis.
Aku melirik layar bioskopnya. Ah, ternyata ada adegan bunuh diri yang begitu dramatis. Pantas saja dia menangis.
"Hiks.. hiks.."
Hhh~ dia semakin menangis tersedu-sedu. Aku memutar kedua bola mataku. Aih, berlebihan sekali.
Ah, kulihat ada penjual popcorn menghampiriku untuk menawarkan dagangannya yang dikalungkan di lehernya. Kebetulan sekali. Kupikir popcorn rasa karamel saat ini sangat cocok untuk menyumpal telingaku dari suara bising itu. Dan, yeah, aku benar-benar membelinya. Hanya saja aku tidak benar-benar menyumpal telingaku dengan itu.
"Hiks.. kasihan sekali.. huaaaaa~~"
Aku melirik gadis itu lagi. Kali ini dengan ekspresi datar. Aku benar-benar terganggu dengan suara cemprengnya. Tapi, sepertinya dia juga sendirian sepertiku. Kulihat tidak ada seseorang atau teman yang menemaninya.
"Kau mau?" entah mengapa aku menawarkan popcorn-ku padanya. Yeah, semata-mata agar dia tidak menangis lagi dan terdiam. Dengan begitu aku tidak akan kebisingan lagi. Haha, aku pintar, kan?
Dia menoleh. Dan.. Eh? Ternyata dia cantik. Tapi sayang, suaranya cempreng dan sangat memekik telingaku.
"Tidak, terima kasih."
Ah, sial. Dia tidak mau. Dan dia tetap melanjutkan tangisannya.
Oh, baiklah. Bagaimana pun dia harus diam.
"Kau mau?" kini aku menawarkan sekaleng coke yang tadi juga kubeli lewat penjual popcorn.
Dia menoleh padaku lagi. Menatapku sejenak dengan mata sembabnya, lalu beralih memandang pada kaleng minuman yang kutawarkan padanya. Oh, ayolah. Aku benar-benar tidak ingin mendengarnya menangis lagi. Bisa-bisa gendang telingaku pecah.
Dia terlihat menghapus air matanya, lalu tersenyum ke arahku. "Terimakasih," katanya kemudian sambil mengambil minuman kaleng itu dariku.
Aku jadi ikut tersenyum. Bukan karena aku merespon senyumannya, tapi karena senang gadis itu tak jadi melanjutkan tangisnya. Haha, rencanaku berhasil.
"Ngomong-ngomong, kau sendirian?" kataku mencoba kembali menanyainya. Yah, daripada dia menangis lagi nantinya. Hitung-hitung dia bisa menjadi teman mengobrolku sementara agar tidak mati kebosanan.
"Mmm," jawabnya mengangguk sambil meneguk minumannya. "Temanku tidak jadi datang. Sebenarnya aku ingin pulang, tapi tiba-tiba hujan deras. Jadi aku memilih menonton film saja."
"Ah, kita sama."
"Oh, ya? Kau juga menyukai film romantis? Ahh, kalau begitu kita sama lagi!"
"Tidak. Kalau itu, tidak sama."
"Eh?" gadis itu membulatkan matanya lalu menggeser tubuhnya untuk berhadapan denganku. "Lalu mengapa kau memilih menonton film ini?"
"Yah, iseng," jawabku asal sambil mengunyah popcorn karamel-ku. "Pilihan film hari ini jelek-jelek."
"Ahh.." pandangan matanya jadi berubah drastis. Jadi terkesan.. bingung? Entahlah.
"Ngomong-ngomong, kau sendirian kan?" tanyanya tiba-tiba membuatku sedikit kebingungan.
Aku menganggukkan kepalaku. "Wae?"
"Kalau begitu, kau bisa menemaniku jalan-jalan setelah film ini berakhir?" tanyanya lagi dengan nada yang hati-hati. Mungkin ia merasa tidak enak mengajak seseorang yang baru saja dikenalnya. Apalagi aku kan pria.
"Eh? B-bukan, jangan terlalu percaya diri! Hanya saja.. aku ingin mencari sesuatu untuk hadiah ulang tahun adik laki-lakiku. Aku tidak tahu apa yang harus kubeli untuk seorang remaja lelaki yang hampir dewasa," lanjutnya lagi berusaha menjelaskan. "Jadi, yah, aku meminta sedikit bantuanmu. Kalau tidak bisa juga tidak apa-apa! Hehe.."
Aku memandangnya. Entah mengapa rasanya begitu aneh. Dia tadi menangis, lalu sekarang banyak bicara. Dan bahkan barusan dia mengajakku.
Ini serius?
"Ahahaha, lupakan saja, lupakan! Ah sial, bodoh sekali aku mengajak orang asing yang bahkan baru kukenal." Kudengar dia menggerutu sendiri.
Aku tersenyum. Dan entah mengapa aku menyetujui ajakannya. "Baiklah. Dan sepertinya kau juga bukan penjahat."
"Apa?" dia menatapku.
Dan aku membalas tatapannya. "Siapa tahu jika kau akan menculikku!"
"Apa?!" dia meresponku dengan dengusan kasarnya. "Tak ada gunanya menculikmu, tahu!"
Spontan aku terkikik sejenak, lalu kembali memakan popcorn-ku.
Hah, mungkin aku sudah gila. Aku bahkan mau menemaninya jalan-jalan padahal aku tidak tahu namanya.
Aku hanya berpikir, mungkin dia bisa menjadi temanku dan menghilangkan kebosananku. Lagipula, jika saja film ini sudah berakhir lalu ternyata hujannya belum juga reda, apa yang harus kulakukan lagi? Sudah kubilang, sangat tidak menyenangkan rasanya berjalan-jalan mengitari mall yang besar sendirian.
"Ah, ya." dia mengulurkan tangannya. "Aku Seo Joo Hyun. Panggil saja Seohyun."
"Do kyungsoo," kataku dengan membalas uluran tangannya.
***
NEXT?
A/N : gaje π_π
Jangan lupa vote + komen ^^
Next cast Kim Jongin 'Kai'
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS] THAT GIRL
FanfictionTittle : THAT GIRL Author : shinhyein Cast : Seohyun, EXO Genre : Romance Length : Drabble-series. Or maybe ficlet-series. Rating : T Dislaimer : cast hanya milik Tuhan, keluarga mereka, dan juga manajemen mereka. Author cuma numpang pinjem na...