3. Show It!

3.7K 256 15
                                    

Gadis bersurai indigo itu masih terisak pelan. Menyembunyikan wajah cantiknya, pada bantal.

"Hikss, O-oka-san tega sekali, hikss,," Isakan lirih itu keluar dari mulut Hinata. Sungguh, Hinata masih berpikir bahwa yang Ia alami ini adalah mimpi belaka. Semua ini hanya sebuah delusi tak berguna. Jadi ketika Ia bangun nanti, hidupnya akan kembali seperti semula. Bukan seperti sekarang. Di incar oleh pangeran kegelapan yang orang sebut vampire ketika abad 19. Ini bukanlah era victoria! Sekarang, hal seperti itu tabu. Dan Hinata masih sulit untuk menerima kenyataan. Apalagi sang Ibu yang jelas menyerahkan secara sukarela. Hidupnya benar-benar tidak adil!

"Hikss, pa-padahal aku hanya ingin menikah dengan seorang manusia. Hikss, ke-kenapa harus Sa-sasuke?" Hinata menjambak surai indigonya frustasi. Ia benar-benar bingung dengan keluarga. Kenapa keluarga Hyuuga yang seorang manusia harus terikat perjanjian dengan seorang iblis seperti vampire?

"Aku harap ini semua mimpi, dan besok aku bisa terbangun dari mimpi buruk ini. Yosh, Hinata. Sekarang kau harus tidur dengan cepat. Agar mimpi buruk ini berakhir." Hinata mulai menutup kedua matanya. Gadis itu hanya menutup matanya saja. Sehingga Ia bisa merasakan kamarnya menjadi sangat sunyi. Bagaikan Ia satu-satu makhluk hidup yang ada di rumah ini.

"Ini bukan mimpi, bodoh." Suara bariton yang Hinata dengar itu menggema. Dengan refleks, Hinata membuka kedua matanya. Dan amethys itu membulat ketika melihat sosok Uchiha Sasuke yang sekarang duduk di sudut ranjangnya.

"Astaga, bahkan sekarang aku beriilusi bahwa Uchiha itu ada di kamarku. Kami-sama, bangunkan aku dari mimpi buruk ini." masih berharap apa yang dilihatnya itu hanya sebuah ilusi, Hinata kembali menutup matanya lagi. Menarik selimut tebalnya, sampai menutupi puncak kepalanya..

"Lucu sekali. Seorang Hyuuga mencoba untuk tidak menerima kenyataan." Ucap Sasuke sarkatik, sambil menarik selimut tebal Hinata, dan membuangnya sembarang arah. Hinata memekik kaget, sebelum berteriak ke arah Sasuke.

"Kenapa dalam mimpi pun kau mengangguku, Uchiha?!" Berteriak marah, sambil mengacak surai indigonya. Jika dilihat seperti ini, Hinata benar-benar terlihat sangat kacau.

"Dengar Hinata. Kau sama sekali tidak bermimpi," Sasuke menarik tubuh gadis itu mendekat. Hinata terduduk beralaskan paha Uchiha Sasuke. Tubuh mereka berhimpit. Sehingga hidung mereka saling bersentuhan. Hinata bahkan bisa merasakan nafas hangat Sasuke yang terasa menggoda untuk Ia hirup detik itu juga.

"Aku akan menjelaskan sesuatu padamu." Dan otak Hinata seakan di paksa untuk berhenti, saat amethysnya terkunci pada onyx sehitam malam milik Sasuke. Sial! ini bukanlah sebuah ilusi! Sasuke yang ada di depannya ini nyata. Jika Ia memang bermimpi, tentu saja Hinata tidak akan merasakan hangat tubuh Sasuke yang terasa begitu nyata baginya.

"K-kau, k-kenapa bisa ma-masuk kamarku? A-aku sudah menguncinya." Hinata tergagap. Keberaniannya seolah sirna saat menyadari bagaimana Sasuke bisa masuk ke dalam kamarnya, yang sudah jelas Ia kunci dengan rapat. Sekarang Hinata hanya bisa menunduk, takut menatap Sasuke yang sangat mengintimidasinya.

"Apa kau lupa dengan siapa kau berhadapan Hinata? Aku adalah makluk kegelapan yang bisa melakukan apapun semauku. Masuk ke dalam kamarmu yang terkunci, itu adalah hal yang mudah. Tinggal menjentikan jariku, dan aku bisa berada di sini tanpa membuka pintu itu." Sasuke menjelaskan, sambil mengusap pipi Hinata pelan.

"K-kau makhluk jahat. Pe-pergi dari sini Uchiha. A-atau aku akan mengeluarkan kalungku agar membakarmu." Sekarang Hinata benar-benar takut setengah mati. Ia sudah tidak bisa melawan Sasuke lagi. Ia bahkan sudah tidak yakin jimat pemberian dari neneknya akan berfungsi saat ini.

"Kalung mu itu tidak akan berguna Hyuuga," Sasuke tersenyum meremehkan. Ia lalu menarik kalung berbentuk salib yang terpasang di leher jenjang gadis itu. Sehingga kalung itu sudah berada dalam genggamannya.

Boku Wa Vampire | SasuHina|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang