Part 3

11 3 0
                                    

14th May 2016 on 07.19 AM

Kay sedang membersihkan debu. John sibuk mengelap meja, Tania sibuk menyapu, dan Nenek Tasya membereskan gudang.

"Rumah kecil ini mengingatkan kita akan tragedi pertamaku."Kata Tania yang berhenti menyapu sejenak

"Ya. Saat itu juga tragedi pertamaku, Nia."Kata Kay yang tak berhenti membersihkan debu di atas lemari

"Dan... Aku ingat saat Corwin pergi meminta kunci pada Zaide saat akan memasuki rumah."Kata John

"Hahahaha....."

"Dia nekad sekali!"Kata Kay disusul tawa terbahak-bahak

"Apa lagi dia tidak tahu keberadaannya."Kata John

Tok tok tok tok....

Para lelaki melihat pintu. Diikuti Tania yang lalu membukakan pintu yang ada di depannya.

"Sudah kuduga kalian berada disini."

"Kakak Corwin,"

"Pagi, Nia."Kata Corwin dingin sambil tersenyum tipis

"Pa... Pagi, kak. Kami hanya membantu nenek membersihkan rumah ini."Jelas Tania

"Oh... Begitu rupanya."

BRAAKKK....

Semua terkejut dan melihat ke asal suara, yaitu lantai dua.

"Nenek, suara apa itu?"Tanya John

"Hanya buku jatuh, kok! Kalian lanjutkan saja."Jawab Nenek Tasya dengan kencang

"Ok!"

Tania kembali melihat Corwin.

"Kakak ingin membantu kami?"Tanyanya

"Baiklah. Ayo kerjakan ini. Aku hanya ingin membantumu dan John. Kau kuampuni, Tania Flame."Jawab Corwin yang masih dingin

"Kakak serius? Aku tidak butuh bantuan. Aku tinggal membuang debu-debu yang tersapu ini.

"Justru kakakkulah yang butuh bantuan."Kata Tania

"Hmp.... Kau masih membelanya."Kata Corwin

"Tentu saja! Dia kakakku! Aku akan melakukan hal yang selalu dilakukakan Kakak John pada Kakak Zaide!

"Dengarkan ini, kak. Kakak tidak bisa memilih apapun! Dan kakak ini sangat egois! Kakak hanya ingin Kakak Zaide saja! Bisakah... Bisakah kakak menerima hilangnya Kakak Zaide?"Tanya Tania

Corwin tertunduk.

"Tania, maafkan aku. Aku hanya ingin Zaide. Tidak ada yang lain. Su... Sudah lama Zaide hilang dari kita."Kata Corwin

"Kakak tidak seperti ini tahun kemarin. Kakak tidak menangis atas meninggalnya Kakak Zaide dulu. Beruntung ia masih kembali pada kakak. Jika kali ini dia tidak kembali lagi, kakak harus merelakan semua ini."Kata Tania

"Co... Corwin..."

Kay terlihat tertunduk setelah mendengar itu. Tanpa sengaja ia menjatuhkan kemocengnya.

"Ma... Maafkan aku. Aku memang mengerti seberapa pentingnya Zaide bagimu. Dia itu... Inspirasimu."Kata Kay

Corwin melihat Kay.

"Kau mengerti, kan? Rasanya memang tak mungkin lagi untuk bertemu dengannya. Tapi... Terima saja."Kata Corwin lalu tersenyum

Kata-kata Tania menginspirasi Corwin untuk tidak lagi egois. Selama ini ia yang memarahi Kay agar ia bisa bersama inspirasinya. Inspirasi yang membuatnya kembali pada keluarganya.

"Maafkan... Maafkan aku, Kay."Kata Corwin yang matanya mulai berkaca-kaca

Kay mendekati Corwin perlahan dan tersenyum.

"A... Aku juga minta maaf."Kata Kay yang langsung berlari dan memeluk Corwin

"Tidak perlu. Hanya aku yang meminta maaf."Kata Corwin yang langsung membanting Kay yang sedang memeluknya

BRRUUUKKK....

AARRGH!!!

"Kau kira aku akan langsung terpengaruh dengan kata-kata adikmu yang menyentuh itu? Tidak! Aku tetap menginginkan Zaide kembali!

"Kau yang telah membawanya pergi, kan? Dan kau yang mengurungnya disuatu tempat, kan? Jangan bohong padaku!"

Kay bangkit dan menatap Corwin.

"Bodoh. Zaide itu guruku. Dia sudah mengajari kita kurang lebih selama lima tahun. Untuk apa aku melakukannya?"Tanya Kay yang mulai emosi

"Karena kau menyimpan dendam padanya! Karena kedua orang tuamu dibunuhnya!"Jawab Corwin tegas

After Disappeared (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang