Part 1

41 4 0
                                    

13rd May 2016 on 20.23 PM

Duduk dalam kesendirian malam. Sudah sekian kalinya dalam hidupnya. Setelah dia menghilang, tak ada satupun yang dapat ia lakukan.

Where are you? I need you now! I know you walking on the dark night. I know you still looked to the sky. No! You close your eyes, and nothing you can see. I know you when you need me. After you gone, I had do nothing. I miss you, my monster. I know you stand and wait for me out there.

Blam...

Buku ditutupnya setelah ia menulis beberapa kalimat yang menandakan keriduan padanya. Ia rindu pada seseorang yang amat penting baginya.

Ia tak 'kan bisa melepaskannya.

"John, bisa kau keluar dari kamarnya?" Kay tampak memanggilnya dari luar kamar

Bukan kamarnya. Tapi kamar orang yang ia rindukan. Zaide Lord.

John tidak merespon Kay. Ia hanya melihat foto-foto yang terpajang dalam satu dinding di kamar ini.

Betapa banyak kenangan itu tersimpan di kepalanya.

Tak lama, ia berbalik dan keluar dari kamar itu dan berlari ke kamarnya.

Sementara itu di kamar murid.

Ckrek...

"Co... Corwin,"

"Ada apa, Kay? Apa kau masih ingin menjelaskan segalanya? Tidak perlu! Dia hilang karenamu! Karena itu, John sering sendirian! Kau sudah membuat banyak orang menderita, Kay Flame! Lihatlah perbuatanmu!" Bentak Corwin dengan kencang

Ckrek...

"Kakak Corwin sudah! Jangan marahi kakak lagi! Sudah banyak yang kakak katakan pada kakakku! Bisakah kakak berhenti dan memaafkannya?"Tanya Tania yang memasuki kamar laki-laki

"Aku sudah tidak tahan dengan kakakmu, Tania! Aku hanya ingin membuat kakakmu menyesali perbuatannya!"Bentak Corwin

Ngek...

"Ada apa dengan kakak? Bisakah kakak berhenti? Lihatlah keadaan kakakku!"Kata Tania yang berhenti di depan kakaknya dan langsung mengelus tangan kakaknya itu

"Tidak bisa! Dia harus menyesal atas perbuatannya! Dia tidak menjaga guru kita dengan baik! Apa yang bisa kau petik dari sana, Tania?"

"Apa yang bisa kupetik? Kakakku tidak bersalah. Dia tertidur sebelum Kakak Zaide pergi! Jadi kakak tidak perlu memarahi kakakku seperti ini!"

Corwin beranjak dari tempat tidur dan berjalan mendekati Kay yang hidungnya sudah mulai memerah.

Ia tertunduk dan menggenggam tangannya dengan kuat.

"Teganya kau membiarkan sahabatku pergi, Kay. Apa kau sengaja membuatnya marah dan pergi begitu saja? Kau kejam!"Bentak Corwin lalu mendorong Kay dengan kencang

Tapi Tania langsung menahan tubuh kakaknya yang nyaris terjatuh karena dorongan Corwin yang cukup kencang

"Kakak sudah keterlaluan padanya! Apa yang ada dalam pikiran kakak? Bisakah kakak berhenti sehari saja? Dia sudah sedih karena kakak tidak berhenti memarahinya!"Bela Tania

"Di dalam pikiranku hanya ada Zaide dan kakakmu yang tidak bertanggung jawab, Nia. Aku tidak akan bisa berhenti sampai kakakmu itu pergi dan mencarinya."

Corwin menatap Kay yang masih tertunduk kemudian pergi keluar.

Ngek....

Corwin membuka pintu dan langsung disambut oleh John.

"Apa yang kau katakan, Corwin?"Tanya John

"Aku hanya bicara dengan Kay mengenai materi besok lusa."Jawab Corwin yang kemudian langsung pergi entah kemana

John masuk ke kamar dan melihat situasi yang sudah sering ia lihat.

"Aku tahu ini, Kay. Situasi yang sama, bukan? Sudah lama kau begini. Aku memaafkanmu, Kay. Ini bukan salahmu."Kata John sambil memasuki kamar dan mendekati Kay

"Tidak. Aku bukan seorang pengawas yang baik. Aku tahu ini. Aku tahu dia ada di luar sana menatap langit malam penuh bintang."Kata Kay

"Aku yakin suatu saat kita akan mendapat kabar mengenai Kakak Zaide."Kata Nia

John berdiri di depan Kay dan langsung memeluknya erat. Rasa ini... Rasa peduli John pada Kay... Di saat sulit ini memang tak bisa dihindari.

Apa lagi setelah kejadian yang membuat Kay selalu di caci-maki oleh Corwin sebagai sahabat dari Si Pirang itu.

"Aku akan membantu mencarinya."Kata John yang masih memeluk Kay

"Terima kasih, John."

After Disappeared (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang