I'm Afraid

470 34 2
                                    

Beberapa kali mereka menatap sinis ke arahku. Tatapan mereka begitu tajam, menusuk hingga tulang. Aku hanya dapat diam di kursi roda ini sambil menundukkan kepala. Aku takut, aku takut dengan mereka. Seringkali mereka mengejekku dan mencemoohku. Aku tak tau apa salahku. Apa karena aku lumpuh mereka sampai seperti itu? Apa-

"Pelangi, ayo kita pulang," Kak Rinai tersenyum manis padaku. Senyumannya membuatku tenang. Untuk sesaat, aku berhasil melupakan ketakutanku. Ketakutan akan tatapan mereka yang setajam pedang Kaisar.

"Ayo, kak." Aku mengangguk dengan semangat, tak sabar untuk segera pulang ke rumah.

Selama perjalanan, aku hanya dapat melamun. Memikirkan apa yang akan terjadi jika Kak Rinai tak ada lagi disampingku. Entah bagaimana aku dapat berpikiran seperti itu. Seharusnya, aku tak usah memikirkan hal itu bukan? Toh aku yakin, Kak Rinai pasti akan selalu disampingku.

"AWAAAS!"

Aku tak tahu apa yang terjadi, yang kurasakan hanyalah sebuah dorongan yang keras dari belakang kursi rodaku. Telingaku dipenuhi oleh teriakan histeris dari orang-orang sekitar.

Kutolehkan kepalaku ke belakang. Mataku membulat sempurna. Di hadapanku, Kak Rinai tergeletak lemah di tengah jalan dengan darah yang bersimbah di sekitarnya.

Aku merasa duniaku hancur. Ketakutan langsung menghinggapiku dengan cepat. Merambat dengan perlahan, hingga yang kurasakan saat ini hanyalah kekosongan dan kegelapan.

Ibu dan ayah bercerai. Melupakan kami sendirian yang tak mengenal seorang saudarapun. Kak Rinai bekerja paruh waktu untuk menafkahinya dan diriku yang lumpuh ini.

Ia yang selalu menyemangatiku agar tak perlu takut dengan perbedaan. Ia selalu menyemangati untuk menjadi berbeda layaknya pelangi. Pelangi yang memiliki berbagai macam warna, namun begitu indah karena perbedaan tersebut.

Sekarang ....

Aku sendirian di dunia ini. Tak ada lagi yang menyemangatiku. Menemaniku disaat diriku ketakutan.

Tak ada lagi yang akan menemaniku di dalam gelapnya dunia ini.

Ketakutan yang selama ini aku pendam, menguak keluar.

Aku melihat ribuan gambar wajah orang-orang.

Aku takut menatap mereka.

Mereka menatapku dengan heran yang bercampur ribuan gambar wajah mereka yang dalam berbagai ekspresi.

Aku takut.

Aku takut.

Tiba-tiba, mereka datang dengan mobil putih yang mengeluarkan siulan.

Datang dan menarik diriku dengan paksa.

Hingga kini, aku hanya dapat melihat segalanya yang berwarna putih, namun warna putih yang begitu menyeramkan.

Created by: Lyiies

[DRABBLE] SCAREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang