[2] Something Wrong (?)

642 66 26
                                    

Ponsel yang tergeletak di atas nakas kembali berdering. Ghisel yang masih berkutat dengan laptopnya dengan rambut yang digulung asal, sudah tak bisa mengangkat panggilan itu untuk saat ini. Tugas dari pak Soni sungguh membuat Ghisel kewalahan.

Bayangkan saja, membuat laporan dalam waktu 2 hari ?!! it's so fucking damn...

"Ghis, ponselmu... bunyi lagi" tunjuk Lovi ke arah ponsel yang berdering

"Udah biarin aja,... lanjut ngetiknya, Lov" Ghisel tak menggubris perintah Lovi, malah menyuruhnya untuk kembali mengetik.

Alovia Dialona, teman seperjuangan Ghisel di kampusnya dan juga merangkap menjadi sepupu Ghisel. Kini Lovi sedang membantu Ghisel untuk menyelesaikan tugasnya, Ghisel yang sibuk menata bahan laporan sedangkan Lovi disibukkan mengetik laporan yang disampaikan Ghisel.

Bunyi ketikan serta suara kertas yang disobek sudah memenuhi kamar Ghisel. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun mereka masih setia berkutat pada laporan tersebut.

"Ghis, udah malem nih.. lanjutin besok ?" pinta Lovi yang sekarang sudah tak kuasa menahan kantuknya.

Ghisel menghela nafas panjang, "Besok selesai nggak ya ? apa aku harus bolos kuliah ya, Lov ?"

Dengan spontan Lovi melempar guling di sampingnya hingga mengenai muka Ghisel, "Ih,.. gak pake bolos-bolosan, Ghisel !! Entar kalo Om Reno marah gimana ?"

"Yah, jangan bilang papa, Lov.." jawab Ghisel sekenanya. "Nginep sini kan ?" tambah Ghisel.

Lovi menggeleng pelan, "Kayaknya nggak sekarang ya, Ghis. Mang Karno udah jemput aku, lagian besok aku ada kuis entar ngebo kalo nginep disini.."

"Dan secara nggak sengaja kamu udah bilang aku tukang kebo.." Ghisel memutar bola matanya jengah, Lovi selalu tidak sengaja mengatainya tukang kebo.

Lovi memegang knop pintu kemudian menoleh kebelakang, "Karena itu faktanya, Ghis.." saat itu juga Lovi berlari sebelum mendengar teriakan dari Ghisel.

"Loviiii..!!! Kurang ajarr !!" teriak Ghisel menggema ke seluruh ruangan

"Ghigis jangan teriak malem-malem oon !" ketukan pintu dan suara dari luar membuat Ghisel tertawa sendiri. Adiknya Alio ternyata terbangun dari tidurnya karena teriakan Ghisel.

Sekarang Ghisel merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk, menggerak-gerakan pinggangnya ke samping kiri-kanan untuk mengurangi rasa lelahnya. Saat Ghisel akan tidur ia teringat dengan ponselnya, dengan cepat Ghisel meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

23 missed calls

Ia membuka panggilan itu dan ternyata Reyza-lah yang meneleponnya. Dalam venak Ghisel ia merasa sangat bersalah karena telah mengabaikan panggilan dari kekasihnya itu. Namun, Ghisel tak ingin menelepon balik Reyza karena matanya sudah mencapai 1 watt. Akhirnya Ghisel hanya mampu mengirimkan sebuah pesan kepada Reyza.

To : MyLuv Rey

Maaf sayang, tadi aku abis ngerjain laporan sama Lovi seharian..
Missing you and loving you ❤

Send. Setelah pesan itu terkirim, Ghisel akhirnya menutup matanya dan terlelap dalam tidur indahnya. Berharap sesuatu yang baik akan ia rasakan.

_____________

"Ghisell...!!!" teriak seseorang yang berada di ujung lorong.

Ghisel memberhentikan langkahnya lalu menoleh kearah sumber suara, laki-laki itu sedikit berlari dan terlihat ngos-ngosan mengambil nafas.

"Ada apa ?" tanya Ghisel to the point

Arel masih menghirup udara banyak-banyak, "I-ituh..ka-muh dih carih..samahh Reyza.."

Ice KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang