[3] Disaster

492 42 17
                                    

"Bagaimana, pak ?" tanya Ghisel yang kini sudah di hadapan pak Soni. Beliau meneliti laporan tugas yang ia berikan kepada Ghisel tempo lalu.

Lembar demi lembar ia lihat dengan seksama jika kemungkinan terdapat penulisan EYD yang salah. Ini pertama kalinya Ghisel menghadap pak Soni langsung dari semua tugas yang diberikannya.

Pak Soni menyangga dagunya dengan kedua tangan yang disikukan. Menatap Ghisel lekat-lekat membuatnya diam seperti robot. Dalam hati Ghisel berdoa agar laporan yang ia kerjakan diterima.

"3,5" ucap pak Soni membuat Ghisel membelalakan matanya.

Whattt ?? 3,5 ??

"3,5 ? beneran, pak ?" tanya Ghisel yang tak percaya

Pak Soni hanya mengangguk singkat, "Ya ampunn !!! Makasih banyak,pak !! Saya nggak nyangka dapet nilai 3,5 .."

"Apalagi saya" sambung pak Soni membuat senyuman Ghisel sedikit memudar.

Tak mau ambil pusing, Ghisel langsung berpamitan keluar kepada pak Soni. Diluar sudah ada Arel, Keisha (pacar Arel), dan Lovi. Ghisel langsung memeluk Lovi dengan erat karena memang peran Lovi sangat membantunya.

Kemudian Ghisel memeluk Arel beserta Keisha. "Aku nggak nyangkaa !! dapet nilai 3,5 !! teriak Ghisel histeris

"Kita udah denger, Ghis" jawab Lovi

"Yahh, setidaknya kasih aku kesempatan dikit buat cerita walaupun kalian udah denger.."

Lovi merangkul pundak Ghisel, "Udahlahh, entar cerita deh waktu makan. Jadi traktir kan ?"

"Jangan sok lupa, Ghis" timpal Arel

"Ishhh, seorang Ghisel tak pernah ingkar sama janjinya sendiri elahhh..." Ghisel berbicara sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang di gerai seperti korban iklan shampoo.

Arel mengamit tangan Keisha sedangkan Ghisel mengamit tangan Lovi, "Yaudah cusss deh.."

Dream Cars Resto.
Restoran yang lumayan dekat dengan kampus Ghisel menjadi tujuan utamanya untuk mentraktir makan bersama teman - temannya. Walaupun itu bukan Restoran mewah yang seperti di Citilites (Restoran mewah nan romantis yang terkenal di Surabaya).

Tapi percayalah bahwa di Dream Cars Resto adalah restoran yang cukup unik. Kita akan makan didalam mobil mewah dan cocok untuk para anak kuliahan. Hanya dalam 15 menit rombongan Ghisel akhirnya sampai ke tempat tujuan.

Ghisel mengambil tempat duduk di mobil yang cukup panjang berwarna merah agar bisa bercengkrama dengan satu sama lain. Seorang pelayan wanita pun datang menghampiri meja mereka. Masing-masing dari mereka memesan makananya dan minumannya sendiri.

"Reyza mana ?" tanya Ghisel saat pelayan itu pergi

Semua hening, tak ada yang menjawab pertanyaan Ghisel.

"Lov, Reyza mana ? Kamu udah ngasih tau dia kan ?" Ghisel kini memfokuskan pertanyaannya kepada Lovi.

Lovi meremas ujung kemeja yang ia kenakannya. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa kepada Ghisel tentang Reyza yang tidak bisa hadir dan alasannya.

"Eumm... diaa..Rey itu ghis..--

"Rey lagi ada quiz makanya dia gabisa dateng, Ghis" kini Arel mengambil alih pertanyaan Ghisel.

Lovi mempelototi Arel yang berbohong menjawabnya namun Arel hanya membalas seulas senyum pertanda ini akan baik-baik saja.

"Tapi kan Reyza quiz biasanya hari Kamis. Ini kan hari selasa, Rel.." Ghisel masih ragu-ragu atas jawaban Arel.

Ice KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang