I

170 7 0
                                    

DANU P.O.V

Cahaya mentari di pagi hari telah mengusik tidurku.

Entah siapa yang telah membuka tirai jendela kamarku, padahal aku ingin
menghabiskan waktuku untuk tidur sampai siang nanti.

Ku lihat jam di atas mejaku sudah menunjukan pukul 7 pagi, malas sekali tubuhku bangun untuk menutup tirai jendela, aku pun
menarik selimut dan membalikan tubuhku ke samping sangat malas
beradu dengan sang mentari pagi ini. Ada seseorang duduk di tepi ranjangku.

"Morning honey," suara lembut yang sudah sangat ku kenali, suara
seorang wanita yang sangat aku cintai.

Ya dia orang yang akan mengisi sisa hidupku nantinya.
"Moring sweetheart," balasku dengan senyuman hangat yang mungkin mengalahkan sang mentari.

Aroma parfumnya yang lembut memberikanku sedikit tenaga
untuk bangkit dari tidurku

Dia duduk di tepi ranjang mencari sesuatu di dalam handbagnya, dia terlihat cantik hari ini.

"Honey aku mau memberikan contoh undangan pernikahan kita," ucapnya yang masih mencari sesuatu dalam handbag-nya.

"nah ketemu juga."

Dia mengambil amplop dalam handbag-nya dan memberikannya
padaku, aku lansung membuka amplop itu ternyata sebuah
undangan yang mungkin dia katakan tadi, sebuah undangan
berwarna emas tertulis nama Danu Hartanto dan Wandasari Adiningtyas di atasnya.

Aku tersenyum melihat undangan itu seolah tak percaya dalam
hitungan hari aku akan melepas masa lajangku menikah dengan
seorang wanita yang sangat aku cintai.

"Bagaimana honey apa kamu menyukainya?"

Suara lembutnya
membuyarkan lamunanku

"Hmm, aku menyukainya maaf sayang aku kemarin ga ikut kamu
memilih undangan."

"Ga papa, aku tahu kamu sangat sibuk, tapi aku harap hari ini kamu meluangkan sedikit waktu, hari ini kita harus memilih baju dan cincin pernikahan kita honey," jelasnya dengan senyum manis
yang menghiasi wajahnya.

Aku bersyukur memilikinya wanita yang cantik dan selalu memahamiku dia wanita yang sempurna

"okey sayang nanti aku menjemputmu di tempat shooting"

Suara lagu Kelly Clarkson dari handphone Wanda berbunyi dengan kuatnya ada panggilan masuk dia berdiri dan menjauh dariku dan
mengangkat telfonnya dan ku kira managernya, setelah selesai berbicara dia menghampiriku.

"Honey aku mesti pergi ada shooting pagi ini, jangan lupa nanti sore ."ucapnya sembari mengambil handbag di atas ranjangku dan mengecup keningku.

"Okey nanti aku jemput."jawabku yang masih duduk di atas ranjang.

EKKI P.O.V

Acara di TV seolah menghipnotisku membuat mataku yang tak bisa lepas menatap layarnya.

BRUUKK

Suara benda jatuh menghancurkan lamunanku.

"Lo ngepel apa mau bikin banjir bandang?" suara Iwan yang
setengah berteriak mengagetkanku tapi yang lebih mengagetkanku adalah lantai yang sangat basah dan benar saja apa yang di ucapkannya seperti banjir bandang.

Dia mencoba bangkit sambil memegang pantatnya, dia meringis menahan sakit karna terpeleset

"Maaf Wan." ucapku sambil menaruh gagang pel dan membantunya berdiri.

"Lo kaya emak-emak aja deh doyan banget nonton gossip" ucapnya masih menggosok belakang celananya yang basah, aku mengambil sebuah kursi dan mebantunya duduk

Penggemar Rahasia (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang