V

67 4 0
                                    

EKKI P.O.V

Aku membuka mataku sinar matahari pagi terlalu menggangguku hari
Padahal aku berharap waktu menjadi lambat agar aku bisa menghabiskan waktu ini bersama seseorang yang aku sayangi.

Sesosok tubuh terbaring menghadap di depanku

"Apa kamu tidur nyenyak tadi?" suara Danu terdengar lembut di telingaku.

Aku memandangi wajahnya yang tampan, aku fikir aku masih mimpi melihat Danu ada di depanku sekarang.

"Bangunlah, hari ini kamu harus kerja." ucapnya lagi tanganya membelai pipiku.

"Aku tidak mau bangun, aku ingin tetap di sini" ucapku manja menggenggam tangan Danu yang membelai pipiku.

Dia mendekatkan wajahnya padaku, dan jantungku berdegup kencang lain dari biasanya.

Cuup...

Sebuah kecupan mendarat di keningku.

"Cepat bangun nanti kamu bisa terlambat kerja" Dia bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.

"Apa kamu tidak pergi ke rumah sakit hari ini?" tanyaku cemas.

"Aku sudah pergi tadi pagi, keadaanku baik baik saja"

"Aku takut sesuatu terjadi padamu."

"Aku baik baik saja, justru aku takut kebersamaan ini sangat singkat jadi aku sebentar saja di rumah sakit dan datang kemari" jelasnya tersenyum lebar.

Aku memang senang mengengar penjelasanya tapi aku takut kalau keadaanya terus seperti ini.

Aku menyingkapkan selimut dan bangkit dari ranjang.

"Tapi aku tidak mau kamu begini terus." ucapku pelan.

"Aku juga tidak menginginkanya tapi kalau aku bangun nanti aku takut semua ini hilang." Danu berdiri mendekatiku.

"Apapun yang terjadi hidupmu lebih penting" Aku hanya tertunduk lesu.

"Bisakah untuk saat ini kita tidak membahasnya"

"Aku hanya menkhawatirkanmu."

"Aku tahu, tapi aku ingin menikmati waktu bersamamu," ucap Danu mendekatiku dan memelukku, untuk sekejap pelukanya sangat lembut, tapi semakin lama semakin erat..
.
.
.

Suasana café sangat sepi hanya beberapa pelanggan yang datang.

Andin baru saja tiba dia agak terlambat hari ini.

Aku ingin memberi tahu Andin kalau aku tidak bisa melanjutkan semuanya dan mungkin dia akan menganggapku lelaki bajingan tapi aku akan menerimanya memang semua ini salahku karna telah mempermainkanya.

Aku tidak mau membuatnya semakin terluka kalau aku mengulur waktu.

"Andien bisa ngomong sebentar?" ucapku menhampirinya sedang mencari sesuatu di tas yang di bawanya.

"iya Ki, ada apa?"
.

"Ada apa Ki?" Tanya Nadine penasaran.

"Aku mau minta maaf semalam ga bisa datang" ucapku pelan

"Ga papa kok Ki, santai aja kali."

"Aku bukanlah orang yang sebaik kamu fikirkan, maaf udah mempermainkan perasaanmu. Aku sudah mencintai orang lain dari dulu." jelasku menatap wajah Andien, dia tidak berkata sedikitpun hanya diam, matanya berkaca kaca.

"Andien?" panggilku

"Oh iya, aku sudah tahu akan seperti ini, harusnya aku yang sadar dari awal kamu tidak langsung membalas cintaku dan kamu tidak datang saat nonton bareng kemaren tapi aku yang bodoh masih mengharap kalau kamu bakalan datang. Aku harap kamu bahagia, pasti orang itu sangat beruntung bisa dapat cinta kamu Ki." ucap Nadine dengan bibir bergetar air mata mengalir di pipinnya tapi dia menahan isak tangisnya.

Penggemar Rahasia (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang