Two

37.2K 1.1K 1
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk melalui ventilasi jendela membuat sang pemilik kamar ini mengerjabkan matanya. Gisel terbangun dan langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Morning" sapa Gisel ketika ia turun ke bawah tepatnya ke dapur.

"Morning juga sayang" jawab Marissa. Sedangkan papanya dan kakaknya hanya membalas dengan senyuman.

"Wah anak papa udah rapi banget nih" ucap papanya, Adrian. Gisel memang sudah rapi dengan memakai rok ketat selutut lalu kemeja soft pink yang dimasukkan ke rok dan memakai wedges hitamnya. Tak lupa pula tasnya sudah berada dilengan kanannya.

"Iya dong Pah kan Sella mau ke kantor" ucap Sella semangat.

"Dek kamu kenapa gak kerja di perusahaan papa aja sih bantuin kakak?" tanya sang kakak, Satria. Ya memang keluarga Gisel termasuk keluarga yang kaya karena memiliki beberapa perusahaan dan butik terkenal di dunia ini.

"Kak, kan Sella udah bilang kalo Sella itu mau mandiri makanya Sella coba kerja di perusahaan orang lain" jawab Gisel santai.

"Tapi dek jabatan kamu itu masih kurang disana" ucap Satria agak kesal

"Namanya juga mulai dari nol Kak jadi ya harus nerima lah. Lagian karyawan divisi keuangan itu udah cukup kok buat aku." ucap Gisel yang mulai kesal karena sang kakak meremehkannya.

"Satria udah dong terima aja. Mama tau kok kamu itu sayang sama adik kamu jadinya kamu mau jagain dia terus. Tapi mama setuju sama keputusan adik kamu untuk berusaha mandiri" ucap Marissa menengahi perdebatan Gisel dan Satria.

"Ah ya sudahlah terserah Sella aja" ucap Satria pasrah.

"Yaudah deh Sella berangkat ya mah, Pah, Kak" pamit Gisel sambil mencium kedua pipi mereka lalu pergi diantar supir keluarga mereka.

•••••

Gisel memasuki perusahaan dengan santai seolah tak ada beban. Tak jarang pulang Gisel tersenyum pada orang yang ia kenal atau orang yang menyapanya. Tapi ada sepasang mata yang membuatnya bingung, Gisel merasa tak pernah melihat pria itu disini. Pria itu tersenyum miring menatap Gisel tetapi Gisel tidak mempedulikannya dan terus berjalan seolah pria tadi angin lalu baginya.

"Gisellaaaa ada berita terhot dan ternews" teriak Rania ketika aku masuk ke ruangan divisi.

"Berita apa sih Ran?" tanya Gisel santai.

"Tau gak ya rencananya Mas Bara mau nembak Ajeng di pesta perusahaan nanti, wih bakal ada tontonan deh" jawab Rania girang.

"Dasar ya lo heboh banget jadi orang" ucap Gisel sambil menggeleng - gelengkan kepalanya melihat sikap Rania yang tidak pernah berubah.

"Oh iya lo tau gak sih kalo CEO baru kita sekarang ada di kantor ini" ucap Rania riang

"Terus? Mau lo gebet? Lo udah punya Rezky kali Ran" tanggap Gisel santai.

"Bukan gitu, maksudnya kenapa gak lo aja yang deketin dia?" ucap Rania sambil mengedipkan matanya.

"Gue? Males banget" ucap Gisel sewot.

"Ckck udah ah ayo balik ke tempat masing masing jangan ngerumpi mulu" perintah Bara yang takjub dengan sikap karyawan divisinya. Semuanya langsung duduk ditempat nya masing-masing.

•••••

"Eh kok kita pulang cepat banget? Gak kayak biasanya?" tanya Gisel bingung, sekarang masih jam 3 tapi mereka semua sudah dibolehkan pulang.

PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang