bagian 1

9.7K 356 1
                                    

Hidup ini terlalu singkat untuk di habiskan dengan seseorang yang dirimu sendiri masih bertanya 'Apakah dia orang yang tepat untuk menemani hidupmu?'

Ketika semua hal yang berharga dalam hidupmu telah hilang, dan tak akan ada yang bisa di sebut berharga, pastikan dan jagalah satu-satunya keperawananmu yang masih tersisa.

Bagi (namakamu) berjalan di permukaan rata tanpa tersandung itu adalah hal yang membahagiakan, bukan karena dia tidak pandai berjalan, melainkan gadis ini sendiri sudah menyadari dirinya seolah magnet yang menarik bermacam bahaya.

Salsha, gadis dengan berpikiran dangkal. Dia hanya perlu melihat cermin lalu tersenyum, bangga dengan wajah malaikat di balik cermin itu, dan saat itu juga dia berpikiran tidak ada satupun gadis yang semenarik dan secantik dirinya, benar-benar dangkal.

Steffie seorang gadis pemberani, rela melakukan apapun untuk orang-orang yang pernah menolongnya atau apapun itu yang bersangkutan dengan kebahagiaan atas dirinya. Kepolosan gadis ini membuat dia menjadi gadis yang sensitif.

Persahabatan mereka sudah terjalin semenjak mereka menduduki kursi SMP, dan sampai saat ini di SMA mereka tetap saling bahu-membahu. Faktor kehidupan yang tidak jauh berbeda membuat mereka saling mengerti akan perasaan masing-masing.

***

Seorang gadis cantik berjalan gontai menelurusi koridor sekolah yang sudah di penuhi siswa-siswi. Tak alam bel sekolah akan berdentang, namun langkahnya cukup memperhatikan. Padahal kelasnya berada diujung sana (?)

Tidak perduli dengan orang-orang yang sedari tadi menabrak bahunya berkali-kali, ia tetap berjalan sambil melamun. Selang beberapa detik bel sekolah berdentang, membuat seluruh siswa-siswi yang berada di koridor berhamburan memasuki kelas.

'BRAK BRUK DRUG DRAG! BUGH!'

Berkali-berkali manusia di yang sedang berlari menuju kelas, menabrak, menghantam, menerjang; bahu, tubuh gadis ini hingga pada akhirnya ia jatuh terduduk lemas tanpa ada seorangpun yang melihat apalagi menolongnya.

"Aww.. Sshh.." Gadis ini meringis, mencoba bangun dengan meraih tembok koridor.

"Ya ampun neng!" Suara itu lumayan parau, berteriak tidak histeris, namun menghampiri gadis ini.

Sesampainya di hadapan gadis itu, orang tua ini yang diketahui penjaga sekolah langsung membantu; mencoba membangunkannya kembali.

"Makasih Pak" ucapnya, wajahnya sangat lesu membuat siapa saja yang melihat akan merasakan iba.

"Ya, sama-sama neng" balas penjaga sekolah tersebut.

"Udah masuk neng, buruan" tambahnya yang melihat gadis itu tidak melangkahkan kaki, namun malah menerang jauh pada langit.

Yang diperintah hanya mengangguk seraya tersenyum.

***

"Permisi" kata seorang gadis yang langsung menjadi pusat perhatian. Guru yang sedang mengajar dikelas itu hanya menolehkan wajah 45'

"Masuk" perintahnya.

Gadis ini bernapas legah. Tidak ada hukuman.

YES!! Hatinya berteriak senang.

'Tap tap tap'

Langkahnya memasuki kelas terdengar begitu lantang, melihat mata teman-teman kelasnya yang masih terus memandanginya ia menundukkan kepala dengan perasaan geram.

***

"Makannya kalo tidur itu jangan kemaleman, dan kalo tidur jangan kayak kebo!" Cibiran ini keluar dari mulut gadis pirang.

VIRGINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang