"STEEFFIIEE!!"
Suara teriakan itu langsung merusak suasana romantis bagi lelaki ini. Steffie kebingungan, napasnye memburu.
'PLAK!'
Tanpa meminta penjelas atau apapun itu sebuah tangan menampar wajah Steffie begitu keras. Steffie meringis, lelaki yang masih duduk disofa itu hanya memasang wajah polosnya.
Wanita yang diketahui adalah Ibu Steffie, langsung menyeret Steffie memaki anak satu-satunya ini.
'Bruk'
Steffie terhempas, jatuh begitu keras pada halaman berbatuan.
"Pergi kamu dari sini!"
Steffie beranjak, "Ma, dengerin penjelasan aku dulu. Om Ivan yang udah ngelakuin itu!"
"Alasan! Pergi! Mana mau dia sama cewek kayak kamu!"
"Maa!!!" Steffie menarik, berusaha meyakinkan Ibunya namun Ibunya tetap bersikeras pada pendiriannya.
Steffie kembali ditolak hingga jatuh tersungkur. Menangis, dibawah langit yang sepertinya saat ini tengah menangis..
***
Yang menjadi kendala mereka tidak bisa pulang bersama adalah; pertama, (namakamu) ingin memberi makan Ibu-nya. Kedua, Steffie yang harus segera bersiap-siap untuk pernikahan Ibu-nya. Dan terakhir Salsha yang harus tinggal disekolah sendirian.
Salsha terkena hukuman (lagi) dari guru yang sama pada saat itu. Sialan, ia mengumpat dalam hati.
Membersihkan Seluruh sekolah, kelas demi kelas hanya ditemani oleh hujan, petir dan angin yang begitu kencang.
"Anjirr! emang tuh guru" Salsha mengutuk, pakaian sudah rusuh. Namun rambutnya masih sangat rapi.
Ini kelas terakhir yang ia bersihkan. Kelas yang berada paling ujung, tidak ada lampu penerang seperti kelas lainnya. Lengkap penderitaannya saat ini.
Salsha memang tidak pernah perduli dengan sekitar, kalaupun ada suara kuntilanak tertawa dibelakangnya sungguh ia tidak perduli. Yang ia pentingkan saat ini adalah, menyelesaikan perkejaan tolol ini kemudian menghambus ke kosannya.
Salsha menghentikan aktivitasnya, lantaran sebuah tangan menyentuh bahunya. Salsha menggeram, lalu berbalik.
Hampir saja ia terjengkang, "BD" ujarnya gemetaran. "Ngapain lo disni!" Ketus Salsha, berbalik lalu kembali menyapu.
BD diam, tak bergeming memandangi Salsha yang terus melakukan pekerjaannya. Salsha sesekali memandangi BD melalui sudut-sudut matanya. Sekolah sudah sepi sedang apa pemuda itu disini?
Entalah.. Salsha tidak ingin banyak berpikir, ia terus membersihkan kelas sepetak korek ini dengan sisa tenaga yang ia miliki.
'Srrk'
Salsha terkesiap, ada yang robek dibahu-nya. Setelah ia pastikan seragam sekolahnya, tepat dibahunya robek begitu besar. Dan..
"Lo mau ngapain!" Salsha histeris, ketika pemuda itu mendekatinya. Membawanya kesudut ruangan, Salsha terus meronta-ronta.
Tidak perduli dengan ucapan Salsha, BD berbalik berjalan menuju pintu lalu.. Sshh..
Dengan pelannya ia menutup pintu kelas, menguncinya kemudian mencampakkan kunci tersebut kesembarang tempat. Pemuda ini kembali berjalan menuju Salsha, tak banyak bicara. Perlahan kancing seragam sekolahnya ia lepaskan sampai terbuka seluruhnya.
"Berhenti!!" Salsha menjerit, mencoba memukul BD namun sial, ia malah jatuh kepelukan pemuda ini. Kesempatan ini digunakan BD untuk merobek seragam Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGIN
RomanceBerjalan pada pintu dimana kita memulai pertemanan, lalu ukirlah tentang jiwa seseorang agar kita bisa mengerti, bahwa setiap manusia memiliki karakter berbeda namun menerima dengan iklas adalah keanggunan yang tiada duanya' PRIVATE STORY @Aryaandaa