One

876 8 0
                                    

Kenny sedang berdebat dengan seorang pelanggan yg sudah cukup tua, ia tidak mau diajak berhubungan badan dengan bapak tua itu.

"Maaf pak saya tidak bisa kalau diajak tidur dengan bapak, kalau bapak mau bisa pakai pekerja yg lain. Kalau hanya sekedar memberikan bapak kepuasan dengan tangan dan bibir saya mungkin saya bisa, tapi kalau sampai harus tidur dengan bapak saya tidak bisa," jelas Kenny dengan sabar.

"Tapi saya sudah bayar mahal disini," bentak bapak tersebut kepada Kenny, lalu ia keluar dari ruangan dimana dirinya dan Kenny berada, mungkin ia sudah lelah berdebat dengan Kenny.

Bapak tersebut adalah salah satu pelanggan SPA ditempat Kenny bekerja, dan ia meminta hal yg diluar dari keahlian Kenny. Memang hampir setiap pegawai disini bisa memberikan kepuasan yg lain selain hanya dari tangan dan bibir, misalnya tidur bersama dan melakukan hal intim, tapi Kenny tidak bisa melakukan itu. Namun begitulah resiko bekerja di SPA "plus-plus" dan tempat ini khusus untuk lakilaki dewasa, nama tempatnya saja sudah seperti itu, sudah pasti pekerjaannya lebih dari hanya sekedar SPA.

Selang beberapa menit setelah bapak tersebut pergi, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok seorang dari balik pintu.

"Ken, kau dipanggil bu Diana," ujar salah seorang teman kerja Kenny.

"Eh iya," jawab Kenny, lalu dengan terburu buru keluar dari ruangan tersebut dan menuju dimana Diana berada.

Dari jarak beberapa meter saja sudah bisa ketahuan kalau Diana sedang marah, terlihat jelas dari raut wajahnya. Sudah pasti Kennylah yg akan dimarahinya karena insiden tadi. Dengan ragu ragu Kenny menghampiri Diana yg sudah memasang wajah sinis kepadanya, Diana berdiri dibelakang meja kasir.

"Kau ni baru bekerja beberapa minggu sudah membuat masalah. Kenapa kau tidak mau ha?" Diana langsung mengomel saat Kenny sudah berdiri didepannya.

"Maaf bu saya sungguh sungguh tidak bisa kalau melakukan hal itu, maksudku belum bisa untuk sekarang ini," ujar Kenny dengan patuh, ia menundukkan kepalanya karena baru pertama kalinya ia dimarahi oleh bos.

"Belum bisa kau bilang? Jadi kapan lagi kau akan siap ha?! Tidak usah banyak alasan, itu resikomu bekerja disini. Buat apa kau bekerja disini kalau kau tidak bisa melayani tamu dengan baik, bisa bisa aku bangkrut kau buat. Untung bapak tadi tidak meminta uangnya kembali kalau dia meminta bagaimana? Kau yg mau menggantikan uangnya? Gajimu saja belum keluar. Kau ini ba..." omelan Diana terhenti karena pintu masuk terbuka.

Terlihatlah sosok lakilaki yg teramat tampan, lakilaki dengan kemeja kantoran yg dua kancing atas kemejanya dibuka dan lengan bajunya digulung hingga sebatas siku, membuat kesan seksi pada tubuh lakilaki ini. Dan rambut keritingnya yg sedikit panjang itu malah membuatnya semakin terlihat tampan. Apalagi dada bidangnya membuat para perempuan rela melemparkan tubuh mereka dengan gratis kepadanya. Kenny yg awalnya hanya menunduk kini mencuri kesempatan untuk melihat siapa yg masuk kedalam dan membuat bosnya berhenti mengomelinya. Saat ia sudah melihat siapa orang tersebut, kepalanya langsung tegak dan matanya terfokus pada lakilaki tampan tersebut. Bahkan tatapannya dengan lakilaki tersebut sempat bertemu.

'Astaga... Kenapa lakilaki ini sangat tampan? Sepertinya dia juga tajir, tapi tunggu, biasanya yg datang kemari kan bapak bapak atau om om yg lagi kesepian atau sedang bosan dengan istrinya. Tidak mungkin kan lakilaki ini termasuk salah satunya? Dia masih sangat muda tidak mungkin sudah menjadi om om. Atau mungkin dia sudah ni...'

"Hai Harry, sudah lama kau tidak kemari?" suara Diana yg bertanya kepada lakilaki tersebut membuat lamunan Kenny tentang lakilaki tersebut buyar.

"Iya tante, aku lagi bosan dan lelah sedang banyak pekerjaan," jawab lakilaki yg dipanggil Harry oleh Diana tadi dan suaranya yg sangat jantan membuat hati Kenny getar getir tak menentu.

NO CONTROL  // H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang