"Hei dimana Kenny yg polos dan malumalu seperti disaat aku pertama kali bertemu dengannya? Kenapa dia begitu berani sekarang?" cibir Harry dengan tertawa.
Kenny ikut tertawa juga. "Sepertinya Kenny yg seperti itu sudah hilang, bisa dibilang ada guru yg mengajarkannya untuk berani seperti ini."
"Oh ya benarkah? Siapa guru tersebut? Aku ingin tau dan berterimakasih kepadanya karena sudah membuat Kennyku menjadi liar."
"Dia temanku," lalu mereka tertawa bersamasama.
"Kalau begitu aku juga ingin menjadi gurumu, aku ingin mengajarkanmu banyak hal yg bisa kau lakukan untuk memuaskanku. Tetapi yg kuajarkan itu hanya boleh dilakukan kepadaku dan saat bersamaku saja tidak boleh dengan lakilaki lain," Harry berkata seperti itu seakan akan ia berhak penuh akan tubuh Kenny, padahal mereka baru dua kali bertemu tetapi ia juga tidak munafik kalau ia tertarik dengan Kenny.
Kenny tertawa lagi. "Siap Tuan, aku akan menunggu kau mengajariku."
"Yasudah, datanglah kemari sayang, temani aku makan siang dikantorku. Tapi maaf idemu tadi tidak bisa kita lakukan siang ini, kita tahan dulu sampai nanti malam, aku akan menjemputmu saat pulang kerja nanti. Siang ini aku ada rapat, jadi aku tidak bisa keluar dari kantor dan hanya bisa makan dikantor saja," jelas Harry panjang lebar.
"Iya tidak apaapa Harry, tapi sebenarnya aku yg harus minta maaf padamu. Aku sedang bekerja jadi aku tidak bisa kekantormu, itu akan membuat bu Diana marah padaku," tutur Kenny dengan sedih.
"Itu urusanku sayang, sebaiknya kau siap siap saja sekarang. Akan kukirimkan alamat kantorku, tapi aku tidak bisa menjemputmu, tidak apa kan?"
"Iya tidak apa, yasudah sampai bertemu nanti Har."
"Iya cantik," telponpun terputus, lalu Harry menghubungi Diana agar memberikan izin kepada Kenny untuk bisa bertemu dengannya.
*****
Setelah mendapatkan izin, Kenny pun berangkat menggunakan taksi kealamat kantor yg sudah diberitahu oleh Harry. Ia tidak lupa untuk menukar pakaian kerjanya dengan pakaian biasanya, jika ia tetap mengenakan pakaian kerjanya itu akan menarik perhatian banyak orang. Dan sekarang ia sudah berada didepan gedung mewah yg besar yg merupakan kantor milik Harry. Satu fakta yg ditemukan Kenny adalah Harry lakilaki muda yg sukses dan sangat tajir, dan ia bertekad untuk mencari lebih tau mengenai tentang kehidupan Harry.
Saat melangkah memasuki kantor mewah tersebut Kenny sedikit gugup, bukan karena ia baru pertama kali memasuki gedung mewah seperti ini, tetapi ini pertama kalinya ia kekantor lakilaki kaya nan tampan dan lakilaki itu adalah pelanggannya. Saat sudah sampai didalam, Kenny sudah bisa melihat sebuah meja resepsionis, iapun menghampirinya.
"Maaf Nona, ada perlu apa anda kemari?" tanya resepsionis itu dengan sopan.
"Aku ingin bertemu dengan Mr. Styles," jawab Kenny mencoba menutupi kegugupannya.
"Apakah sudah ada janji sebelumnya? Nona dari perusahaan mana?" tanya resepsionis itu sambil memperhatikan penampilan Kenny yg hanya mengenakan celana panjang dan juga kaos berlengan pendek yg lumayan ketat.
"Dia yg menyuruhku kemari dan aku ini temannya, bukan dari perusahaan lain," jawab Kenny yg risih diperhatikan seperti itu.
"Kalau begitu maaf Mr. Styles tidak bisa ditemui," ujar resepsionis tersebut.
"Tapi aku su..."
"Maaf Nona tidak bisa. Silahkan ada keluar sebelum saya panggil security," ujar resepsionis tersebut dan ia berubah menjadi menjengkelkan bagi Kenny.
Karena tidak ingin membuat masalah, Kenny berjalan menjauh dari meja resepsionis yg tidak cantik menurutnya itu. Kenny sangat kesal melihatnya. Lalu ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO CONTROL // H.S
RandomMerusak hidupnya dan melupakan masalah hidupnya adalah pilihannya sendiri, dan Kenny akan menjalani semuanya. Ia harus siap dengan semua resiko yg akan menimpanya dikemudia hari.