Part 4

125 10 8
                                    


Pepatah mengatakan jodoh pasti bertemu. Lalu apakah dia jodoh yang telah tertulis di lauhul mahfuzku? Apakah dia laki – laki yang dipilih oleh allah untuk menjadi imamku? Apa dia yang akan menjadi ayah bagi putra putriku kelak?, itu semua masih menjadi teka-teki yang sangat sulit untukku pecahkan. Namun aku percaya bahwa laki-laki yang tertulis di lauhul mahfuzku adalah laki-laki yang terbaik untukku

Kubuka mata secara perlahan – lahan. Dan yang pertama kali kulihat adalah muka kak reyhan yang sedang menahan tawa. Dia mendekat ke arahku dan membisikkan, "Kamu berharap aku melakukan 'PRIVASI' ya honey". Dan ia menekan kata privasi

Mataku membulat dengan sempurna. "Shut up your mouth". Jawabku sakartis

Kak rey menaikkan sebelah alisnya dan ketiga temanku melonggo menatapku, seketika mukaku berubah menjadi merah padam.

"Mulai hari ini kalian sudah boleh memulai pelatihan, Dokter umum di lantai 1, dokter anak di lantai 2, Dokter gigi lantai 3 dan dokter kandungan lantai 4. Kalian akan dibimbing dokter-dokter sesuai bidang masing-masing". Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan kak reyhan, padahal otakku masih loading.

"Kalau begitu kami permisi, untuk menemui dokter pembimbing". Pamit flora dan melenggang keluar dari ruangan, begitupun dengan yang lain tak terkecuali aku.

Langkahku terhenti ketika sebuah pertanyaan terlontar ke arahku dan menghentikan langkah kaki kami semua. "Lo mau kemana nin?".

"Mau ikut lo semua lah".

"What the fuck". Gita mulai mengeluarkan segala umpatannya

"Gita jaga mulut lo, kita di rumah sakit. Dan lo nin, ruangan lo tuh disini". Mataku terbelalak seketika dan sontak aku memutar badan dan mendapati kak reyhan tengah menyeringai ke arahku

"Lo jangan becanda jo". Aku mulai begidik ngeri membayangkan jika harus satu ruangan dan berdekatan dengan kak reyhan, karna apa? Karna aku belum bisa move on darinya.

"Apa untungnya gue bohong sama lo?". Jojo mulai menatapku jengah

"Yaudah lo baik-baik aja disini, kita – kita duluan ya". Mereka bertiga berlalu dan meninggalkanku sendiri di ambang pintu

"Kalau anda sudah selesai bengong disitu ini beberapa berkas pasien yang harus anda pelajari". Suara itu sontak membuyarkan lamunanku, kulihat kak reyhan meletakkan beberapa map diatas meja yang berada di samping mejanya

Aku berjalan menuju meja yang telah di sediakan untukku, suasana canggung menyelimuti kami berdua. Kucoba memusatkan perhatian pada tumpukkan berkas pasien yang harus aku tangani. "Anda bisa istirahat sekarang, pasien – pasien itu akan datang jam 3". Suara kak reyhan memecah keheningan yang sempat terjadi.

"Baik pak". Jawabku singkat dan kembali membaca berkas pasien, tapi aku tetap tak bisa berkonsentrasi karena berdekatan dengan kak reyhan.

'Duh kalo gini terus bisa step jantung aku mah' batinku, Tak berselang lama Iphoneku bergetar dan menapakkan sebuah pesan dari kakakku tersayang.

From : Bang toyib

Mak ijah gimana kabar?

Aku dengan segera mereplay pesannya

To : Bang toyib

So Good

From : Bang Toyib

So Nice

To : Bang toyib

So May

From : Bang Toyib

So Too, So Sist

To : Bang Toyib

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang