New student..

37 1 0
                                    

Ada dua hal yang buat gue bete sama hidup gue. Satu, karna gue terlahir sebagai jomblo seumur hidup dimana sampai sekarang gue belum pernah yang namanya rasain pacaran. Dan yang kedua karna gue harus menjadi tempat curahan teman-teman gue tentang pacar-pacar mereka.

Rambut panjang dan sedikit ikal, wajah oval yang dilengkapi dengan hidung mancung, mata bulat dan bibir seksi.

"Hai Nadine" sapa sekumpulan cowok-cowok kurang kerjaan dan itu bukan ke gue tapi keteman gue Nadine Alexandra.

Cewek cantik yang hidupnya di anugerahi banyak hal mulai dari tampang cantik, orang tua kaya dan cowok ganteng plus tajir. Huhhhfff...

Gue narik nafas bukan karna iri tapi karna dia benar-benar beruntung mendapat hidup yang diinginkan semua orang.

Tanpa menoleh kearah cowok-cowok kurang kerjaan itu Nadine melambaikan tangannya kesalah satu arah..

Cewek tinggi, rambut sebahu dan berwarna sedikit kecoklatan alami karna emang keturunan bule dan itu bukan juga gue tapi teman gue yang satu lagi Samantha Owen atau Sam aja cukup kali.

"Hai guysss,,," sapa gadis cantik berpostur mungil yg rambutnya selalu digulung rapi dengan poni dibiarkan tergerai kayak di drama korea gitu yang membuatnya selalu tampak mempesona kalau cowok-cowok bilang.

Dan lagi-lagi itu juga bukan gue, tapi sahabat gue yang lain. Namanya Lila Monique.

Gue adalah cewek yang terlahir ditengah-tengah sekumpulan cewek-cewek cantik ini dan kata orang gue beruntung karena bisa satu genk dengan mereka "what?" Its rude!

Yahh, gue akui kalau gue itu cewek yang memiliki tampang seadanya, dengan otak seadanya serta terlahir dari keluarga sederhana yang memiliki papa seorang staf bank swasta dan mama membuka toko kue yang resepnya hasil karya dia sendiri.

Gue sekolah disalah satu SMA swasta yang cukup terkenal. Gue udah bersahabat lama sama Nadine, Sam dan Lila. Sejak SD kita udah sama-sama.
Meski papa bukan pejabat tinggi tapi dia tetap menyekolahkanku ditempat yang bagus itu sebabnya gue bisa bertemu dengan teman-teman gue ini.

Dan hal yang paling buat gue kesal adalah ketika cowok-cowok satu sekolahan jadiin gue pusat info mereka saat mereka naksir salah satu sahabat gue. Itu melelahkan tapi gue tetap sabar.

Kita semua melangkah kearah kelas kita yang kebetulan satu kelas. Tadinya Nadine terpisah kelas dari kita tapi entah gimana dia bisa menjadi satu kelas lagi dengan kita. Mungkin waktu kenaikan kelas ke kelas 2 SMA dia meminta papanya yang kaya untuk mengurus kelasnya dan akhirnya... Tadaaa, kita sekelas lagi.

"Lila, kemarin gue lihat lo di depan butik sama cowok. Siapa dia?" Tanya Nadine membuka pembicaraan saat sedang melangkah dikoridor sekolah menuju kelas.

Lila memutar bola matanya mencoba mengingat kata kemarin yang ditanyakan oleh Nadine. "Oohhh" serunya membulatkan bibir saat sudah mengingat sesuatu. "Itu sepupu gue Nicholas. Masa lo gak kenal sih.."

"You mean Nicholas yang waktu SD cupu itu?" Perjelas Sam dengan sedikit mengernyitkan keningnya.

"Serius lo? Kok kemarin dia gak kelihatan cupu ya tapi malah sebaliknya." Sambung Nadine penuh antusias.

Dan gue yang berjalan dibelakang mereka masih menjadi pendengar sejati.

"Bukannya dia ada di New Zeland ya?" Tanya Sam.

"Iya, minggu lalu dia balik dan akan sekolah disini juga. Hari ini dia masuk kok."

"Really?" Ucap Sam ikut antusias. Mungkin dia penasaran karna Nadine bilang dia keren. "Kalau dia emang keren, gue mau coba dekatin dia ahh" canda Sam yang membuat Nadine dan Lila melirik aneh kearahnya.

"Dasar lo, gak bisa liat cowok ganteng dikit." Umpat Nadine.

Sam tertawa terbahak, "Biarin, jomblo gini."

"Bukannya lo baru dua hari jadi jomblo lo mau nyari lagi?" Tanya gue dengan tampang bego.
Nadine, Lila dan Sam bersamaan menghentikan langkah mereka dan menoleh kearahku.
Spontan, gue juga ikut berhenti dan menatap bingung kearah mereka bertiga.

"Oh dear, dua hari itu udah lama bangat buat gue." Ucapnya sambil merangkul pundakku dan mengajakku melangkah bersama memasuki kelas.

Hahaha... Nadine dan Lila tertawa.
"Makanya lo harus coba sekali untuk pacaran maka lo akan tau gimana sakitnya jadi jomblo meski cuma sehari." Jelas Nadine ikut merangkul pundak gue.

"Yuupp, dan lo akan tau indahnya masa SMA lo." Tambah Lila yang berdiri dihadapan gue sambil mencubit hidung gue.

"Gue gak ngerti ucapan lo bertiga." Kataku sambil menepis tangan Sam dan Nadine lalu menduduki bangku yang berada disudut paling belakang.

Kita berempat gak bisa berdekatan karena guru takut kita malah bergosip kalau disatuin. Itu mah pemikiran wali kelas kita aja. Gue juga bukan tipe penggosip karena gak ada hal yang buat tertarik untuk bergosip. Ketiga teman gue paling mentok nyeritain pacar-pacar mereka. Gimana mereka pacaran, bertengkar dan putus kemudian cari yang lain.

Guru memasuki ruangan semenit setelah bel masuk berkumandang. "Pagi anak-anak" sapa ibu Marpaung yang logat bataknya sangan kental bangat dan dia adalah wali kelas kita selama setahun kedepan. "Kalian punya teman baru" tambahnya sambil melihat kearah pintu yang membuat seluruh mata siswa mengikuti arah pandangannya.

Seperti kata Lila kalau sepupunya Nicholas akan masuk hari ini dan kita semua gak nyangka kalau dia bakal satu kelas sama kita.

Nicholas memperkenalkan diri dan saat dia memperkenalkan diri gue melirik keseluruh kelas untuk melihat ekspresi mereka melihat tampang Nicholas yang cool abis dari ujung rambut ke ujung kaki.

Semua tampak terpesona kecuali Lila sepupunya dan mungkin juga gue.

Die emang ganteng, tapi gue tau mana yang pantas buat gue.

Nicholas terlalu sempurna dan gue gak mau punya pacar kayak dia karna menurut ilmuan "semakin tampan pasangan kita maka akan semakin sulit menjaganya."
Jadi gue nyerah dan gak akan mau mengejarnya kaya cewek-cewek lain.

Gue uda bisa nebak dari tatapan teman-teman cewek yang lain kalau mereka naksir sama Nicholas even itu Nadine yang notabene nya masih jadi pacar Rafael. Cowok populer yang digilain banyak cewek. Bukan hanya itu dia juga anak pemilik sekolah makanya dia semakin disegani. Dan Nadine beruntung jadi pacarnya dia karena beribu alasan lain yang gak bisa gue sebutin satu-satu.

Kembali ke Nicholas lagi.
Guru mempersilahkan dia duduk dibangku kosong tepat disamping gue. Dan seluruh cewek menatap iri kearahku. Nico tersenyum simpul saat melihatku dan itu cukup membuat hati bergetar hebat.
Ohhh God, kenapa lo biarkan dia duduk disamping gue. Kan gue udah mutusin untuk nyerah eh malah di kasih cobaan gini. Huhhf...

To be continue...

Story Of MineWhere stories live. Discover now