II

1K 40 4
                                    

***

Aku bingung, jika aku ikut dengannya maka Ms. Linda akan mencapku sebagai murid yang tidak baik disekolah ini. Tapi, disisi lain aku ingin sekali ikut bersama lelaki ini. Baiklah aku akan mengambil keputusan ini.

Tanpa memikir panjang lagi, aku langsung menyambut tangannya. Ya, inilah impianku semenjak dari masuk SMA ini. Aku ingin pergi, aku ingin keluar dari sangkar burung ini. Aku tidak ingin lagi dipaksa belajar oleh Ms. Linda.

Aku hanya ingin bersama dengannya, dengan lelaki yang sedang menggenggam erat tanganku ini...

"BERHENTI KALIAN! ALICE!!" Teriak Ms. Linda dari lantai dua itu. Aku tidak peduli dengan kemarahannya lagi. Aku hanya ingin mendapatkan sedikit kebebasan.

"Aku Michael!" Serunya sambil menggenggam erat tanganku. "Namaku... Alice..." Ucapku gugup padanya. Jujur,baru kali ini aku pergi bersama seorang lelaki. Dulu, peraturanku sangat ketat, jadi aku tidak pernah diizinkan berkeliaran seperti ini. Aku hanya ingin memperluas duniaku.

***

Michael membawaku pergi kepusat perbelanjaan dikota Melbourne. Dia membawaku bersama temannya. "Michael, kamu ini! Kita ini sedang darmawisata, kenapa kamu malah menggoda cewek sih?" Tanya seorang temannya yang menurutku memiliki wajah Asia.

"Hahaha, akhirnya aku bisa membuat kenangan yang bagus buat Darmawisata SMP yang terakhir ini." Ucapnya sambil tersenyum riang pada temannya itu. Aku benar - benar dibuat kaget olehnya saat ini. Dia yang setahun lebih muda dariku mampu membuat jantungku berdebar kencang seperti sekarang ini. Aneh.

Saat sedang berdarmawisata seperti ini, aku malah kabur dengan murid SMP. Aku memperhatikan tangan Michael yang dari tadi tidak lepas menggenggam tanganku. Sampai sekarang aku masih gemetaran dibuat olehnya. Oh ya, aku selama ini selalu mematuhi jadwal dari sekolah. Belajar terus tanpa henti dan selalu begitu. Dan ini pertama kalinya aku bergerak atas keinginanku sendiri...

Aku berdebar - debar...

***

"Apa kamu mau pakai pewarna rambut yang aku pakai? Aku pakai merk 'Bleach'." Ucapnya sambil mencari - cari pewarna rambut di pusat perbelanjaan itu. Aku tertarik membeli pengembali warna rambut. "Pengembali warna rambut." Ucapku, sontak membuat Michael bingung dengan ucapanku.

"Sebenarnya rambut asliku bewarna pirang." Jelasku singkat. "Yang benar?!" Tanyanya dengan kaget. "Karena disekolah diwajibkan rambut bewarna coklat semua, makanya aku mewarinai rambutku dengan warna coklat. Tapi, sebenarnya aku tidak mau. Itu peraturan bodoh dari ketua OSIS ku." Jelasku panjang lebar.

Sebenarnya aku senang waktu kau mengatakan kalau aku sangat cocok dengan rambut pirangku. Aku senang sekali karena kamulah orang pertama yang mengerti perasaanku. Kau seperti orang yang ditakdirkan untukku. Aku berpikir begitu.

Michael mendekatkan wajahnya denganku. Dan dia mendorongku kedinding didekat rak lemari pewarna rambut itu. "Ternyata benar, rambut aslimu memang pirang ya!" Ucapnya sambil memainkan rambutku. Aku bisa melihat jelas mata hijaunya. Matanya seperti sebuah jalan pintas menuju dunia lain. "Aku ingin melihatnya sekarang juga, Alice." Pintanya padaku.

"Uh... Tunggu... Aku ma - masih belum siap untuk itu. Aku harus mengumpulkan semua keberanianku." Ucapku menunduk malu. Aku tak sanggup menatap wajahnya, karena sekarang ini wajahku sudah memerah seperti kepiting rebus.

Suatu hari nanti aku akan mengembalikan warna asli rambutku demi Michael, aku akan melakukannya. Aku memutuskan untuk membeli ini, ya demi Michael.

Aku rasa aku mulai memiliki rasa, rasa yang belum pernah aku alami...

***

Kami pun kembali ke Great Ocean Road. Tapi, tidak kembali ke gedung darmawisataku sekarang. Kami sedang melihat pemandangan indah ditepi pantai ini. Indah sekali...

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang