23.04
Lucas👬 : eh anyingLucas👬 : woe jable
Lucas👬 : beli indomie depan komplek yuk
*read*
Lucas👬 : ye songong bet nak owa read doang
*read*
Celia Quinn : sabar anjing jable gue abis pipis
Celia Quinn : kuy lah tapi lo yang bayar tar gue bilang mami lo mau traktir biar dibolehin
23.05
Lucas👬 : y w bayar
Lucas👬 : buru keluar geblek
*read*
Celia Quinn : tar dulu ogeb gue lagi nyari jaket
Celia Quinn : dah w jalan keluar nih tunggu depan pager
23.06
Lucas👬 : oke sayang💕
Celia Quinn : njs asu.
🌸
Celia's POV
" Mami, aku ke depan komplek ya. si bangke mau traktir indomie, kebetulan aku juga laper. " ucapku sambil memakai sendal jepit pink merk konnichiwa kesayanganku.
" Ya sudah, tapi hati hati ya nak. ngga ada yang mau culik kamu sih tapi hati hati saja. " jawab mami padaku, kemudian ia fokus kembali ke layar tv di ruang keluarga.
Mami orangnya cukup fleksibel, apalagi sejak ditinggal papi kerja ke luar negeri. Perhatiannya lebih dikhususkan pada Jason dan Joshua, kedua adik kembarku yang masih berusia 4 tahun. Sejak saat itu, mami tidak terlalu mengkhawatirkanku karena aku dianggap sudah cukup dewasa untuk mengatur hidupku sendiri di usiaku yang 2 bulan lagi akan genap 18 tahun.
" Ye si mami ya. Yaudah, Celia keluar ya ma. " aku pun pamit lalu membuka pintu dan pergi keluar.
" ASU LO CELIA NGAPAIN DULU SIH LAMA BANGET GUE JADI MELER LUPA BAWA TISSUE! " terdengar suara seorang laki laki setengah berteriak.
Ya itu dia. Siapa lagi yang akan mengomel jika terlambat keluar 5 menit saja kalau bukan Luke Hemmings?
Ia mengenakan kaus hitam berlambangkan tim sepak bola favoritnya, Persib Bandung.
Ngga.
Kausnya berlambang tim sepakbola AC Milan, dibalut dengan jaket abu-abu. Ia juga mengenakan celana olahraga hitam selutut dan sendal jepit putih. Rambut blonde nya tertata rapi menjulang ke atas.
" Nih gue bawa tissue. Kuy kita jalan, gue laper. " aku memberikan tissue bergambar tokoh Tweety pada kemasannya, lalu berjalan di samping Luke.
Sroooot.
Najis demon suara apa itu?
" Terimakasih, Tuhan. Ingus tidak menghambat pernapasan Luke lagi. " kata Luke sambil mengelap hidungnya dengan tissue lalu membuangnya ke tempat sampah di jalan.
" Apa sih alay dahsyat. " aku menyenggol lengan kirinya dengan sikutku.
Ia hanya tersenyum, membuat lip ring hitamnya bergerak. Kami berdua tertawa kecil sampai akhirnya kami tiba di warung indomie tujuan kami.
Aku duduk di sebuah bangku di sudut tenda, Luke juga duduk di sebelahku.
" Mas, indomie rebusnya 2 ya. Telornya setengah mateng, yang satu jangan dikasih cabe. "
" Sama teh manis 2. " ucap Luke.
Mesen indomie aja ganteng hdue jadi ingin berkata kasar.
Sambil menunggu, aku mengeluarkan handphoneku dan mengetik passcode. Tiba tiba, Luke mengambil handphoneku dan melihatnya.
" Eh lo apaan sih sini balikin. " kataku mencoba meraih handphoneku darinya.
" Diem ah, cuma mau liat doang. Gak akan gue apa apain, beneran. " ucapnya datar. Matanya terpaku pada layar handphoneku.
Aku hanya bisa diam memendam kekesalanku.
" Late night conversations led to complications. Lo baper ya tiap hari gue chat malem malem? "
Lah.
" Nih indomienya, yang ini yang pedes. " mas penjaga warung menyodorkan dua mangkok indomie ke meja kami.
Terimakasih mas, kamu sudah menyelamatkan saya.
" Makasih mas. " aku dan Luke berkata bersamaan pada mas mas itu.
Luke menaruh handphoneku di meja lalu menyodorkan mangkok berisi indomie tanpa pedas kepadaku dan mengambil sendok serta garpu untuk kami berdua.
Ia hendak menyantap indomienya tapi berhasil kucegah dengan memukul tangannya
" Pray first, Lucas. Kebiasaan deh ah. " ujarku pada Luke.
" Oh gosh, why can't i just eat it right away. " ucap Luke dalam logat Australianya, mendengus kesal lalu menutup mata dan mengatupkan kedua tangannya dan berdoa.
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Lucu sekali.
Lalu, tak lupa aku berdoa juga dan kami berdua menyantap indomie kami di tengah malam yang cukup dingin.
Setelah selesai memanjakan perut, Luke membayar dua porsi indomie dan dua gelas teh manis pada mas penjaga warung. Kemudian kami berjalan pulang.
" Thanks ya, Luke. " aku mengucap terimakasih padanya sebelum masuk ke halaman rumah.
" Yoi sama sama, eh lo besok gak ada acara apa apa kan? Nonton kuy temenin gue tapi gue ga traktir. " ajak Luke.
" Kuy gue gak temenin. Hahaha. Liat nanti deh, ntar gue text. " jawabku tersenyum padanya dan melambaikan tangan.
" Bye. "
" Bye sayang. "
Gak. Gue gak akan baper sama dia ataupun sama text-text nya.
( author geblek, cerita satu belom beres udah bikin yang baru. ) y bodo. sweg.
hola, w minta vote+comment nya y comment ae penting ga penting y bodo.
lots of love,
einekleines. x
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Text • l.h
FanfictionPROBABLY DISCONTINUED - " Late night conversations led to complications. Lo baper ya tiap hari gue chat malem malem? " Lah ketauan.