Chapter Four

2.3K 353 44
                                    

*THE DRAKNESS EYES*
.
◇Sherry Kim◇
.
.

Pria itu memang benar-benar bajingan. Pikir Jaejoong. Bagaimana bisa Yunho bercanda tentang masalah ini, terlebih tentang kakak Jaejoong. Mungkin pria itu tahu tentang dirinya atau ayah Jaejoong. Tapi, bukan berarti Yunho tahu tentang kakak Jaejoong, bukan.

Jaejoong mendesah. Seharusnya ia tidak mempercayai musuhnya begitu saja. Jung Yunho tidak akan memberikan inforasi apa pun dengan percuma. Kecuali informasi itu tidak terbukti kebenarannya.

"Cukup. Kau dan aku tidak akan pernah terlibat masalah apa pun. Jika kau masih mengganguku jangan salahkan aku jika aku berubah pikiran tentang balas dendam. Sepuluh tahun aku hidup demi
balas dendam dan tidak mungkin keinginan itu lenyap begitu saja."

"Kau pikir aku bercanda." ujar Yunho datar. "Keuntungan apa yang aku dapat dengan membohongimu." kedikan bahu acuh Jaejoong mengobarkan api amarah Yunho. Astaga, bagaimana mungkin ia bisa bersabar selama ini menghadapi pria muda satu ini.

Mengangguk kearah pengawal. Yunho beralih kepada putranya. "Ibumu ada di ujung jalan. Ikut lah bersamanya. Pengawal akan memastikan kalian aman sampai di rumah." Putranya itu berniat membantah. Yunho menatap Changmin dengan tatapan tajam tak ingin di bantah. Pemuda itu mengangguk enggan dan berlalu pergi bersama pengawal.

Suara sirene mobil pemadam kebakaran memaksa Yunho pergi dari tempat itu. Biarkan anak buahnya yang mengurus sisanya karena ia tidak boleh sampai terlihat ataupun terlibat dalam masalah ini. "Ikutlah denganku." Tanpa permisi, Yunho menarik lengan Jaejoong, menyeret pemuda itu paksa untuk masuk ke dalam mobil lain yang baru saja berhenti tidak jauh dari sana.

"Lepaskan aku atau... " Yunho tidak membiarkan Jaejoong menyelesaikan kata katanya. Ia mengangkat tubuh pria muda itu dengan mudahnya, menyampirkan Jaejoong di sisi bahunya yang kokoh sebelum melempar Jaejoong ke dalam mobil cup miliknya.

Mulut Jaejoong terbuka. Ia mulai berteriak. "Yah... "

"Jika kau masih mencoba melawan. Aku akan menutup mulutmu dengan kaos kakiku." Pintu mobil tertutup. Jung Yunho duduk nyaman di sebelahnya seakan mereka adalah teman lama, bukannya musuh yang dua hari lalu berkelahi sampai menusukkan pisau ke tubuh pria itu.

Jaejoong bertanya tanya. Apakah tusukan itu tidak melukai Yunho. Tentu saja pria itu terluka mengingat banyaknya darah yang mengotori tubuh keduanya malam itu. Tapi, wajah serta kondisi Yunho tidak menunjukan pria itu terluka sedikitpun. Terkutuklah ia karena begitu bodohnya gagal dalam pembunuhan sepele seperti kemarin malam.

Mobil melaju dalam kecepatan sedang. Tidak ada perbincangan disana yang membuat Jaejoong tak nyaman. Pria itu berdeham. "Tanganmu."

"Apa?" Yunho hanya melirik Jaejoong sekilas.

"Kau harus mengobati tanganmu." Ah, Yunho tidak merasakan tangannya sendiri terluka. Goresan panas itu membakar sebagian telapak tangannya. Tidak terlalu parah memang. "Tidak apa-apa. Aku akan membawamu ke tempat kakakmu bekerja dan masalah kita akan selesai."

Jaejoong terdiam, mengamati gedung gedung di sisi jalan yang mereka lewati dalam bayangan malam. "Kau hanya perlu memberiku alamat Kakakku, aku bisa mencarinya sendiri."

Akhirnya Yunho menatap Jaejoong. "Kau tidak begitu bodoh kan, sampai berpikir bahwa mereka akan membiarkanmu masuk begitu saja."

"Apakah harus ada ijin khusus?"

"Ijin?" Yunho tertawa cukup keras. "Tentu saja. Kau pikir mereka akan membiarkanmu masuk tanpa kartu angota, kalau begitu mereka akan dengan mudah masuk penjara jika sekali saja mereka lalai dalam pengawasan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Darkness EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang