32. Take Care!

1.5K 70 0
                                    

*  *  *

Setelah beberapa hari, Nathan sudah bangun,aku sudah bicara kepadanya, dan hari ini Nathan pergi ke Jerman, mengobati lumpuhnya.

"See you again" ucap Nathan -dikursi roda- mengecup keningku kepadaku saat dibandara

"Bye..., take care!" Ucapku

Mereka sudah mau masuk gate, yang otomatis aku tidak bisa bertemu mereka selama berbulan- bulan.

Dan Otomatis Nathan tidak mengikuti ujian kalau dia masih disana, Jerman.

Aku melihat ke jendela luar yang berisi banyak pesawat yang take off dan Landing.

Selang 30 menit kemudian, pesawat yang ditumpangi Nathan sudah take off, aku pulang.

*  *  *

"Be careful, take care of yourself in there." Bisikku kepada langit langit yang gelap di balkon

1 bulan lagi ujian kelulusan, aku harus bersiap dan mengurus kepindahanku kesana.

Aku pindah kesana untuk kuliah, disana aku akan tinggal degan kak Shab yang sudah nikah dengan kak Chad. Papa dan mama tidak ikut.

Dan aku sudah mewanti-wanti mama untuk tidak memberi tahu ini kepada siapapun.

Akan mempunyai kehidupan baru, akan beradaptasi dengan yang lainnya, dan masih banyak lagi.

*  *  *

'Someday, I will leave and never comeback'

Tulisku dibuku harianku, buku harianku sejak kecil, saat aku masih dekat dengan Nathan.

Sudah banyak yang kutulis dibuku ini, tentang aku dekat dengan Nathan, memulai kelas 6, dan masih banyak.

  Dan dibuku ini, banyak kenangan.

*  *  *

Mama sudah pulang dari jogja, dan menanyakan kejadian itu, tentang Nathan bisa lumpuh.

Aku menceritakan semuanya, papa, mama, kak Shab, kak Chad.

*  *  *

'Tok tok tok'

Ada yang mengetuk pintu kamarku, aku menyuruhnya masuk,dan itu adalah kak Shab.

Kak Shab duduk dikasurku.
"kamu mau kamar kayak gimana? Mama nanyain tuh" ucap kak Shab, aku tahu ini mengarah kemana.

"Gimana aja deh"

"Yaudah"

"Eh iya itu tadi yang kamu ceritain beneran apa?" Tanya kak Shab

"Beneran kak,masa aku bohong"

"Si Nesha juga cerita gitu, kamu nangis sampe pingsan dan gak bangun-bangun, mana masih pake gaun pesta"

"Ya gaktau, mungkin waktu aku udah pindah, si Nathan baru pulang kak" ucapku sedih

Kak Shab mengelus punggungku."Jangan bilang gitu dong, positif thinking aja kali, mungkin aja dia gak lama disana"

Aku hanya mengangguk, dan kak Shab keluar dari kamarku,aku melihat ke balkon lagi.

Apakah semua akan baik baik saja jika aku pindah? Bagaimana dengan Khei?Lily? Apakah mereka akan marah kepadaku? Aku akan memberitahunya pada hari yang tepat. Pasti.

*  *  *

'3.05'

angka yang tertera di jam digitalku. Aku terbangun, entah kenapa,aku memeriksa ponselku

'5 missed call'
'Nathaniel'

Memang Nathan yang bodoh, disini sudah subuh, disana masih malam; jam 9...bodoh.

Lebih baik-ku telpon balik, tetapi roaming, aku akan menghabiskan banyak pulsa jika aku menelpon, lebih baik aku skype dengan Nathan.

Rasa kantukku tiba-tiba menghilang, akupun membuka MacBook-ku dan membuka skype.

Tak lama kemudian Nathan  menjawab skype-ku, dia sedang berbaring,wajahnya pucat, sedang memakai kacamata.Membuatku khawatir.

"Nathan, muka-lo pucet banget"

"I'm okay, don't worry about me,take care of yourself" suara lemasnya terdengar

"You too" ucapku masam

Senyum Nathan merekah."gue terlalu bodoh ya nelfon lo jam segini"

Aku membalas senyumannya. "Yah.. gakpapa sih, gue juga ini kebangun, bukan gara gara telfon dari lo kok"

"I miss you, i miss your smile" ucap Nathan tiba-tiba, aku hanya tersenyum masam.

Aku mengingat ini adalah senyuman yang akan aku rindukan.

"Anna"

"Kata dokter gue disini 3 bulan"

Deg.

Setelah aku mendengar kata- kata itu, tubuhku seketika kaku. Tidak bisa mengucap apa-apa.

"Um- um- gak-gakpapa kali..., ka- kan lo juga harus sembuh,gue bakalan nunggu lo kok"

Aku tersenyum. "Yaudah.Lo tidur sana udah malem"

Senyumnya kembali terlihat "Okay, bye my cuttest in the world" ucapnya, setelah itu, skype-ku mati.

Aku juga menutup MacBook-ku.

Tidak sadar, ada setetes air mata yang jatih dari pelupuk mata-ku.

Kubiarkan mereka mengalir deras, kubiarkan mereka jatuh sesuka hati.
Tetapi, tetap saja, merasa -akan- kehilangan pasti ada.

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang