[Extra] Part 34.5 - Interview

9.7K 592 31
                                    

Kerumunan wartawan sudah mulai memadati ball room Hotel Heather Mann, dimana hari ini merupakan hari besar bagi Danu karena acara penandatanganan dokumen kerjasama dua perusahaan antara Tedjaputra Co. dan Relion Enterprise selaku perusahaan milik Teguh Wijaya yang tidak lain adalah calon mertuanya.

Danu merasa tidak tenang sejak memasuki parkiran hotel, pria itu melirik sekilas gadis yang duduk dikursi penumpang tepat disampingnya itu namun akhirnya mendesah pasrah. Kyra tidak menunjukkan ekspresi panik atau tegang sekalipun.

Kecemasan Danu bukannya tanpa alasan. Banyak rumor sudah beredar sejak lama bahwa dirinya akan mengambil alih perusahaan Pak Teguh sejak insiden kecelakaan setahun yang lalu, namun kenyataannya semua tetap menjadi rumor belaka karena Teguh Wijaya masih sehat dan mampu meneruskan perusahaannya sebelum jatuh ketangan Ellana Karissa Wijaya selaku pewaris sah Relion Enterprise.

Dua perusahaan kuat yang mendominasi perekonomian negeri tersebut membuat beberapa pihak juga ikut mencari celah agar bisa membuat hubungan keduanya retak, salah satu caranya dengan menyerang kehidupan sang anak tiri, khususnya putri pertama keluarga Wijaya yaitu Kirana Rinajeng Wijaya yang sebentar lagi akan menjadi nyonya Sutatedja.

Semua tawaran interview dari berbagai majalah, surat kabar, hingga media elektronik pun tidak berhenti untuk mengetahui sosok yang akan menjadi pendamping Kamandanu Sutatedja yang memang terkenal jarang membawa wanita ke acara-acara besar.

Danu bahkan sudah berulang kali memarahi orang suruhannya yang sering kecolongan oleh para paparazi yang bersikeras menemui dan berbicara dengan Kyra, sementara gadisnya itu malah sibuk dengan pekerjaannya di kafe Galih sambil mencoba melamar pekerjaan diberbagai perusahaan. Meninggalkan Danu yang kewalahan sendiri.

"Hei? Ada apa?" pertanyaan Kyra membuyarkan lamunan Danu. Pria itu mematikan mesin mobil dan menatap gadisnya sesaat.

"Tidak. Aku baik-baik saja." kata Danu akhirnya.

"Ada apa?!" tuntut Kyra kali ini, sangat tau pasti ada sesuatu yang menganggu pikiran Danu.

"Penampilanmu malam ini sangat mempesona. Dan aku masih berat untuk mengijinkanmu keluar ke kumpulan orang-orang itu. Aku tidak terima."

"Aku mau jawaban jujur Danu, bukan jawaban anehmu. Dan jangan coba berbohong! Aku tau kamu sangat senang bisa mengajakku ke acara ini. Menunjukkan siapa calon istrimu kan? Jadi akan banyak yang tau kalau aku sudah terikat." jelas Kyra yang hanya disambut tawa Danu.

"Kapan aku bisa berbohong padamu?"

"Saat aku berhasil berbohong padamu mungkin? Entahlah. Kurasa kita pasangan aneh."

"Bisa membaca pikiran pasangan kita itu kelebihan Kyra, bukan aneh. Itu pelajaran romantis hari ini."

Kyra menepuk pelan bahu Danu sambil menjawab, "Berhentilah berusaha, aku tidak akan bisa berubah. Lagipula anak kita nanti sudah puas hanya punya ayah yang sangat keren sepertimu. Tidak perlu membuatku bisa menyukai hal-hal romantis."

"Semua butuh usaha, sweetheart. Ayo turun?." Danu mulai melepas seatbelt yang dikenakannya, namun gerakan Danu terhenti saat tangan Kyra menahan lengannya.

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan Danu! Katakan dulu apa yang menganggumu. Baru kita masuk kesarang orang-orang ingin tau itu."

Cinderella's StepsisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang