2. Tangisan

111 10 0
                                    

MAKASIH BUAT YANG UDAH MAU BACA CERITA INI^_^ JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YA😃

"Loh adek? Adek kok nangis sih?" Ucap mama yang tiba tiba masuk ke kamar widya.

"Eh, mama. Adek gapapa kok ma. Tadi kakak ceritain kisah romeo dan juliet, adek jadi sedih dengernya." Ujar widya berbohong kepada mamanya. Karena, ia tahu mamanya pasti akan marah jika ia dibuat nangis oleh seorang pria. Fikri hanya mengangguk menyetujui apa yang dikatakan widya.

"Oh gitu. Yaudah tidur gih. Udah jam 11 juga. Besok bangunnya telat loh kalau jam segini belun tidur. Kakak juga balik ke kamar ya." nasihat mama kepada anak anaknya.

"Iya deh ma. Goodnight mama ku sayang."

"Goodnight to my princess. Have a nice dream." Mama pun mencium dahi widya dengan lembut. Lalu menarik selimut hingga ke dada widya. Setelah itu, mama meninggalkan kamar widya.

***

alarm widya berbunyi nyaring. Membuat suasana kamar yang tadinya sepi menjadi ribut.

Widya mematikan alarm nya lalu beranjak ke dalam kamar mandi yang berada di kamarnya.

Usai memakai seragam ia segera turun ke bawah dan bergabung dengan keluarganya yang sedang sarapan

**

Widya memarkirkan mobil jazz berwarna putihnya di area parkiran sekolahnya. Ia memang diberi izin untuk membawa mobilnya kesekolah oleh kedua orang tuanya. ia bersekolah di lazana high school. Lazana memang sekolah elite bertaraf internasional. Lazana memang menyediakan pendidikan mulai dari TK,SD,SMP,SMA dan juga Universitas.

Back to now

Saat tiba di halaman sekolah, widya melihat seorang cowok di bawah pohon yang sedang asik mendengarkan lagu di handphonenya menggunakan earphone. Sepertinya ia mengenali cowok itu.

"Hai." Sapa widya ramah

Tak terdengar jawaban dari cowok itu. Lalu ia sedikit berteriak agar cowok itu mendengar perkataan yang ia katakan.

"Haaaiii." Ucapnya teriak di dekat telinga cowok itu.

Cowok itu menatapnya datar lalu ia kembali sibuk dengan handphone nya.

"Rio, di sapa kok malah diem aja sih? Disahutin kek apa kek." Ujar widya pada rio yang tetap cuek dengan keberadaan dirinya.

Widya pun kesal lalu meninggalkan rio di bawah pohon yang teduh itu.

**

Widya masuk ke kelas dengan wajah cemberut. Lalu ia duduk dikursinya dan menundukkan kepalanya di meja. Lagi lagi ia menangis. Menangiskan hal yang sama. Yang selalu membuatnya sakit hati.

"Pagi wid. Lo kenapa sih wid?? Wid??"

Widya tak menghiraukan panggilan izmi kepadanya. Ia masih terus menangis.

"Yaampun widya... jangan bilang ini gara gara rio lagi. Udah kali wid. gak usah terlalu dipikirin juga tuh cowok. Gue yakin, suatu saat nanti dia pasti bakalan nyesel udah ngesia siain cewek kayak lo." izmi berusaha menenangkan widya.

"Makasih ya izmi lo memang sahabat gue yang paling baik."

"sama sama wid. Oh iya nanti pulang sekolah kita jalan jalan yuk sekalian hilangin rasa sedih lo." Ajak izmi.

"Boleh. Ke mall kasablanka aja ya."

"Sip deh wid.."

**

mereka membeli beberapa boneka beruang yang imut dan menggemaskan. Setelah dari toko boneka, mereka memilih untuk ke toko buku. Mereka memang senang pergi ketoko buku untuk mencari novel ataupun buku seri ilmu pengetahuan.

Widya pergi kebagian buku seri ilmu pengetahuan. Sedangkan izmi ke bagian novel. Mereka memutuskan untuk berpisah dan bertemu kembali di kasir.

Saat sedang asik memilih buku, mata widya dikejutkan dengan seorang pria yang sangat ia kenal bersama seorang wanita. Mereka terlihat sangat asik bersenda gurau sambil memilih buku.

"R..rrr..rio???" Ujar widya terbata karena kaget.

"Oh hai." Ucapnya sedikit cuek pada widya.

"Di..ii..a siapa lo? Pacar lo? Setau gue lo gak pernah deket sama cewek manapun." widya sedikit sedih melihat keakraban mereka. Dan setelah di perhatikan, cewek itu sangat cantik. Dan dari tatapannya ke rio, ia seperti sudah kenal lama dengan rio.

"Oh.. iya, dia pacar gue. Dan gue udah 2 tahun sama dia. Oh iya fir. Ini temen gue. Namanya widya."

"Hai. Aku fira." Sapa fira sambil mengulurkan tangannya kepada widya.

"Widya." ucapnya dengan suara nya yang terlihat sedih. Ia langsung buru buru meninggalkan rio dan fira tanpa pamit dengan mereka. Air matanya sudah tak dapat terbendung lagi. Cairan bening itu pun jatuh membasahi wajah manis widya.

"rio.. lu kok bilangin ke dia kita pacaran sih? Kan kita cuman sepupuan doang. Terus dari gaya dia bicara tadi, dia keliatannya sedih banget deh. Lo tuh kenapa sih jawabnya datar banget ke dia. Padahal dia itu baik can.." fira menggantungkan kalimatnya karena kaget karena rio tiba tiba memeluknya.

"Gue takut ngelukain perasaan dia fir. Gue takut..." ujar rio serak.

"Rio... kalau lo beneran sayang sama dia, lo harus bisa menghargai dan menjaga perasaannya. Itu baru yang namanya cowok gentelman." ucap fira berusaha menenangkan rio.

"Makasih ya fir, untuk udah mencoba mengubah sikap gue yang dingin ini." Rio mengatakannya saat ia melepaskan  pelukannya.

*

"Te..te..ga kamu ri..o hu..hu..hu..." widya menangis sambil sesegukan. Ia tak perduli dengan tatapan orang yang memandangnya. Ia terus mencari sahabat yang akan selalu mengerti perasaannya.

Ia pun melihat izmi yang sedang asik memilih novel. Ia langsung memeluk izmi dan menangis tersedu sedu dan membuat izmi merasa kebingungan.

"Lo kenapa wid??" Ucap izmi lembut sambil menenangkan widya.

"Rrr..ri..i..o.. iz, d..iii..ia u..ddah pp..unya pa...c..ar." widya menangis tersedu sedu di dalam pelukan izmi.

"What?? Serius lo??"


TERIMA KASIH BUAT YANG UDAH NGE VOTE DAN KOMEN CERITA AKU INI. TERIMA KASIH JUGA BUAT YANG UDAH BACA. TERUS IKUTIN CERITANYA YA...
ARIGATOU👌

Do You love me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang