D

150 9 2
                                    

Derum metal mengkilap itu memekakkan telinga. Dani sedang makan jagung bakar di pinggir jalan. Sebenarnya dia sedang mencari Lecxi, anjing tuannya.

Tapi, tukan jangung bakar mengalihkan pandangannya. Sialnya, Dani harus nunggu sampai orang ke-25 untuk makan jagung bakar.

Ditambah lagi ada mobil orang ke-24 di belakangnya. Kupingnya pengang sekaligus jagungnya jatuh.

Tukang jagungnya mau balik ke tempatnya. Itu jagung terakhir. Kan sayang. Dani harus kasih pelajaran ke orang 24 itu.

Dani berdiri di depan mobilnya. Orang itu belum sempat ngegas mobilnya.

"Tuli kuping gue. Mobil lo bikin gue kaget. Jagung gue juga jatuh, tuh. Ganti rugi!"

Dengan wajah disangarkan, Dani teriak lantang.

"Terus?" Tanya cowok berkumis tipis di dalam mobil itu.

Dengan berani, Dani bicara sambil berkacak pinggang.

"Temenin gue cari anjing! Tadi hilang..."

"Duh, ngerepotin aja! Naik!"

"Tadi mau cari di komplek sebelah. Tapi gak tau jalan. Ada tukang jagung bakar. Beli aja. Anjingnya namanya Lecxi. Item lucu. Kalo ketahuan ilang, bisa bonyok gue."

"Dia punya siapa?"

"Tuan Angga. Gue belom pernah lihat dia. Baru hari ini jagain tuh anjing." Dani manggut-manggut. "Nah! Kayak di foto itu! " Tunjuk Dani pada foto di atas dashboard mobil.

"Dani, ya?" Tanya cowok itu lagi.

"Tau dari mana nama gue?" Matanya memicing.

"Dani, lo gue pecat! Lecxi ada di rumah dan dia hampir ketabrak mobil orang kalo gak diselamatin oleh tetangga gue. Dan lo di sini makan jagung?"

"Tunggu dulu! Lo tuan Angga? Ya elah, tuan. Untung selamat, nah jagung gue?" Rutuk Dani.

Dimulai hari itu lagi, Dani jadi gembel.

Tuan Angga harus cari pengawas untuk anjingnya lagi. Kan repot. Ck!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~Bitter, Love, Sweet, And SwearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang