[ JANGAN LUPA VOTE YA ]
Ini hari pertama gue sekolah. Pertama sih, gue udah deg-degan soal rok yang gue pake sekarang. Dan ternyata bukan gue doang, malahan ada yang lebih pendek dari rok gue. Lega sih, gue kira bakalan dicap murid ngga bener. Huft.
"Cam!" panggil suara yang udah ngga asing lagi di telinga gue.
"Morning, Jane." Sapa gue.
"Morning juga." Balas Jane.
"eh, lo kelas mana?" tanya gue.
"pelajaran pertama sih Bahasa Inggris, lo?"
"Biology nih, hmm." Jawab gue.
"lo bareng Lucy, gue bareng Ara." Jelas Jane.
"kok bisa gitu sih, hahaha. Mungkin kita ditakdirkan ngga sendiri-sendiri, hmm." Gurau gue.
"yaa, mungkin?" jawab Jane. Lalu kami tertawa bersama.
Gue sama Jane udah di dalem kelas masing-masing. Katanya sih gue sekelas sama Lucy, tapi sampe sekarang dia belom datang.
"CAM!!" teriak seseorang.
Gue noleh ke sumber suara, dan itu suara Ara dan ada Jane yang melambaikan tangan di belakangnya. Ya ampun, gue ngga tau harus malu atau seneng.
"Loh, Lucy mana?" tanya Jane.
"belom dateng kayanya. Bentar lagi masuk, ngapain kalian kesini?" gurau gue.
"idih ngusir. Gue kesini cuma mau bikin malu lo doang kok, hehe." Jawab Ara.
"dih, dasar Kak Div...." ucap Lucy yang tiba-tiba udah ada di belakang Ara.
"eh, kok gue ngga liat lo dateng?" tunjuk gue ke Lucy.
"teleport." Jawab Lucy santai dan duduk di kursi yang ada di depan gue.
"dih, percaya aja percaya." Jawab Jane dengan mencubit pipi Lucy.
Beberapa menit kemudian terdengar bel yang menandakan jam pelajaran akan dimulai. Ara dan Jane lari ninggalin kelas gue, sempet tadi kaki Jane kesandung, untung nya sih ngga jatuh. Hahaha.
****
Bel berbunyi menandakan waktunya istirahat. Gue ngecek hp gue ya siapa tau aja ada chat dari Alfi atau ngga Louis, tapi hasilnya nihil. Sebel sih, dikit.
Tiba-tiba hp gue bergetar dan terlihat chat dari Jane.
'go to cafetaria, girls.'
'wait a minute, girls.' send
Gue udah di cafetaria bareng tiga orang yang tadi, yaps, Lucy, Ara, juga Jane. Sebenernya sih, ngga ada yang gue kenal selain mereka.
Sambil bercanda aneh-aneh lah, ngakak lah, tiba-tiba teriak lah. Udah ngga ngerti lagi harus minta maaf gimana sama yang lain, karena posisinya disini kami lagi ngerusuh abis."berisik banget nih junior." Ledek kak Diven yang ngehampirin meja kami.
"Kak Diven?!" ucap kami bersamaan.
"wow, ini kagetnya bisa kompakan gitu. Hahaha" gurau Kak Diven.
"kan solid gitu, hoho." Jawab gue.
"Oh ya, boleh ngga kakak bareng temen gabung sini?" tanya Kak Diven.
"berapa orang?" Tanya Lucy dan Ara bersamaan, lalu mereka saling menatap dan tertawa geli.
"cuma berdua doang, kakak sama dia." Jawab Kak Diven.
"oh, gapapa." Jawab Lucy, Ara, dan Jane kompak.
Kak Diven hanya menggeleng dan mungkin tertawa geli ngeliat kelakuan kami. Di depan cowok harus jaim? That's not our style. Hehehe.
Ngga harus nunggu lama, temennya Kak Diven ngehampirin kami terus duduk di samping Kak Diven. Kami cukup cepet akrab sih sama temennya Kak Diven nih, anaknya lumayan asik lah. Jadi, kami ngga terlalu canggung.
"Lo boleh deketin yang lain, kecuali Ara." Jelas Kak Diven yang lagi ngeluarin senyum mautnya.
"Waaa, pdkt terus, jangan kelamaan dong. Ara banyak yang suka." Celetuk Jane.
"Terus Kak Carlos ngga punya pacar nih?" Kata gue yang ngedapetin tatapan aneh dari mereka yang semeja sama gue. Loh kenapa? Gue salah ngomong?
"Hahaha, pertanyaannya agak menjurus ya, Cam. Belom ada yang pas." Jawab Kak Carlos singkat.
"Oh, emangnya baju gitu ya nyari yang pas. Hahaha." Ucap gue dan hanya dibalas gelengan oleh Kak Carlos juga Kak Diven.
****
Bel akhir pun berbunyi yang menandakan semua pelajaran telah berakhir untuk hari ini. Pelajaran terakhir gue sih olahraga, jadi nya gue agak nyantai. Gue ke ruang ganti, lalu ngebuka loker gue. Terdengar lagu Jason Mraz - Lucky, satu-satunya orang dengan nada panggil yang berbeda.
"Yaps? Cam, here." Jawab gue semangat.
"Semangat banget. Siapa yang jemput?"
"Mungkin Papa, mungkin juga Louis, pasti mau jemput gue kan?"
"pede banget ah, ya iya sih. Udah pulang sekolah belom?"
"Udah, barusan aja. Lo baru pulang juga?"
"gue sih dari tadi, tapi sekarang lagi di lab Bio."
"Wah, Alfi mulai rajin gitu ya? Hahaha."
"bantu-bantu dikit lah. Gue jemput sekarang ya."
"Okey. Oh ya, jangan ngebut!"
"siap sister."
Selesai ngobrol sama Alfi, gue mulai beresin barang-barang yang bakalan gue bawa pulang. Tapi, gue males banget pulang ke rumah. Ke rumah Alfi aja mungkin ya, hmm.
'oh iya, Louis. Hampir aja gue lupa.' Batin gue.
C : gue pulangnya bareng Alfi, cuma ngasih tau aja sih. Mungkin aja kan lo tiba-tiba jemput gue, hehe. (send)
L : oh, barusan aja gue mau ngechat lo. Oke, take care.
C : Pa, kakak pulang bareng Alfi. (send)
P : oke, nikmati masa muda mu, Kak.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE!
JugendliteraturCOMPLETED [43/43] Persahabatan bukanlah sesuatu yang harus dicari dengan menghalalkan segala cara. Tetapi persahabatan adalah sesuatu yang akan datang dengan kasih sayang yang tulus dan sulit untuk kau jauhi walaupun dipenuhi kebencian di dalam hati...